Christmas Gift

5.5K 672 90
                                    

Usai bermain dan berkumpul bersama di ruang tengah, Jennie memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Jisoo diruang tengah. Jisoo yang melihat Jennie pergi begitu saja hanya bisa menghempaskan nafasnya kasar.

"Ish permainan bodoh."

Gerutunya lalu menyusul Jennie yang berada di kamar. Beruntung Jennie tidak mengunci pintunya. Dilihatnya Jennie yang tengah tertidur, tapi ia yakin kekasihnya itu hanya pura-pura. Jennie masih menggenggam ponsel dengan layar yang menyala.

Dengan jailnya Jisoo mulai merangkak di kasur Jennie dan memasukkan kepalanya kedalam hoodie oversize yang Jennie kenakan. Ia mulai mengecup kecil perut datar Jennie dan memainkan lidahnya diatas pusar kekasihnya.

Lalu Jennie? Ia dengan sekuat tenaga menahan desahan yang siap keluar kapan saja, digigitnya bibir bagian bawah berharap dapat menahan hasratnya.

"Jis aah.." Desah Jennie akhirnya keluar.

"Eoh ku kira kau tidur sayang." Balas Jisoo tanpa mengeluarkan kepalanya dari dalam hoodie Jennie.

Sifat jail Jisoo sepertinya memang tidak bisa dihilangkan. Kali ini ia mulai memainkan hidung bangirnya diatas perut Jennie. Membuat Jennie merasa geli.

"Ish Kim Jisoo kau membuatku geli." Protes Jennie yang tidak bisa menahan tawanya.

Belum puas kali ini Jisoo menekan perut Jennie dengan bibirnya dan mulai meniup perut itu sehingga mengeluarkan bunyi aneh. Jennie yang diperlakukan seperti itu sudah tidak bisa menahan tawanya lagi akibat rasa geli yang diterimanya.

"Aku biasa melakukannya dengan dua keponakanku."

Jisoo selesai dengan kegiatannya dan mulai membaringkan tubuhnya disamping Jennie. Memiringkan tubuhnya agar dapat memandangi wajah imut kekasihnya. Mencolek sebentar hidung mungil Jennie lalu mengecup sebentar pipi chubby itu.

"Kau masih marah?" Jennie hanya mengangguk lalu ia memiringkan tubuhnya sehingga membuat mereka saling berhadapan.

"Kenapa harus dia?"

"Kenapa harus dia karena saat itu aku tidak mungkin mengencanimu lagi."

"Bagaimana kau bisa mengenalnya padahal kita selalu bersama."

"Jangan lupakan Seulgi. Aku juga dekat dengannya."

"Lalu apa hubungannya dengan wanita itu Kim Jisoo?" Tanya Jennie sembari memainkan hidung Jisoo.

"Seulgi mengenalkannya kepadaku saat kami sedang berkumpul bersama di salah satu cafe. Entah kenapa Krystal terlihat sangat dingin, mengingatkanku tentang mu. Sampai akhirnya Krystal bisa tertawa karena candaan yang ku buat. Mungkin dia merasa nyaman denganku. Sampai akhirnya sebelum aku pamit untuk kembali ke dorm, dia meminta nomor ponselku."

"Dia memintanya sendiri padamu? Lalu setelah itu kalian dekat?"

Jisoo mengangguk. "Kita hampir setiap hari saling berbalas pesan, kadang dia menelfonku. Ataupun aku yang menelfonnya. Kadang kita juga saling bertemu. Kalau aku bilang ingin keluar, berarti aku bertemu dengannya."

Jennie kembali menidurkan tubuhnya menatap lurus keatas.

"Lalu kau mengatakan jika kau cinta dengannya, setelah itu kalian berpacaran?"

"Ne. Awalnya aku kira dia hanya ingin berteman denganku karena yang aku tahu dia straight, tapi tiba-tiba dia bilang jika dia nyaman berada didekatku. Dia bahagia." Jisoo lalu meraih wajah Jennie dan mengecup bibir merah itu.

"Tetapi ternyata hal itu tidak membantu ku untuk melupakanmu. Sampai akhirnya kami putus."

"Jadi?"

[END] Sugarplum ElegyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang