ARAYAN sangat tidak nyaman saat ini. Bagaimana tidak? Ia kini sedang duduk di kantin bersama Letta yang terus mengoceh. Arayan merupakan sosok pendiam, dingin dan jarang berkomunikasi dengan orang lain. Namun, ia terkenal dan menjadi salah satu most wanted di SMA Galaksi.
Tegas. Itulah yang banyak orang ketahui mengenai dirinya. Ketua Tatib yang satu ini adil, tegas dan tidak memandang bulu. Pernah suatu ketika, Laras terlambat datang ke sekolah. Arayan memberikan hukuman dua kali lipat dari teman-temannya yang lain karena Laras merupakan Wakil Ketua Tatib. Dia tak pantas melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Disitulah Laras merasa jera dan enggan mengulanginya.
"Araya!" Arayan tersentak dari lamunnya.
"..." Tak ada jawaban, ia tetap fokus pada nasi gorengnya.
"Ihh...kamu nggak dengerin aku, ya?"
"Apaan sih, Lett?" Arayan menatap tajam ke arah gadis yang duduk di sampingnya itu.
"Gak jadi." Letta bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Marah. Tentu saja. Ia tidak dianggap ketika sedang berbicara. Letta merupakan teman sekelas Arayan. Ia selalu mengejar-ngejar Arayan yang tidak pernah menganggapnya. Entah, apa yang ada difikiran gadis cantik itu?
Arayan tak tertarik sama sekali dengan Letta. Meskipun gadis itu sangat berprestasi. Terutama dalam bidang seni tari. Gadis berambut panjang dan bertubuh proporsional itu kerap menjadi perwakilan sekolah untuk lomba tari.
Di sisi lain. Arayan juga telah menambatkan hatinya pada sosok perempuan yang telah mencuri cinta pertamanya. Ya. Arayan baru merasakan indahnya cinta pertama di masa SMA ini.
"Loh..Pak! Pak Bani gimana, sih? Bukannya hasil vote itu udah jelas? Kan saya yang terpilih." Laras datang dengan muka merah padamnya.
Laras menatap tajam lelaki yang duduk di depan meja Pak Bani. Lelaki itu menampakkan raut wajah datarnya. Ia seakan acuh dengan Laras yang datang marah-marah.
"Kamu dengarkan dulu penjelasan Bapak."
"..." Laras mengambil duduk di samping lelaki itu.
"Bapak sengaja memilih Arayan sebagai Ketua Tatib. Supaya teman-temanmu lebih jera." Jelas Pak Bani dengan bersedekap tangan di depan.
"Apa kata dunia kalau seorang siswi yang menjadi Ketua Tatib. Bisa-bisa Organisasi saya diremehkan."
"Ohhh...Bapak meremehkan kemampuan saya?" Tanya Laras.
"Santai aja kali. Jabatan lo Wakil Ketua Tatib!" Lelaki di samping Laras itu menoleh. Ia sedikit terkejut tatkala melihat mata gadis itu.
"Benar apa kata Arayan. Kamu cocoknya jadi Wakil Ketua, Ras. Gimana? Masih mau 'kan?"
"..." Laras mengangguk dan pamit untuk undur diri.
Sekelebat pertemuan pertamanya dengan Laras muncul tanpa dikomando. Laras, gadis itu berhasil mencuri cinta pertama Arayan.
Namun, Arayan masih enggan untuk berbuat lebih atau memperjuangkan cintanya. Entahlah, ia belum terlalu memikirkan hal itu. Baginya, sekolah dan ketertiban itu sangat penting dibandingkan kisah asmara remaja SMA yang menye-menye itu.
"Arayan! Lo disuruh ke ruangan Pak Bani." Lamunan Arayan buyar seketika.
"Ok. Thanks." Arayan beranjak dari kantin menuju ruangan Pak Bani.
Diruangan inilah, sisi tegas Arayan muncul. Dia menatap Pak Bani yang akan mengatakan titahnya. Ya. Arayan tahu maksud Pak Bani memanggilnya. Pasti sebuah perintah baru. Misi ataupun yang lainnya.
"Target selanjutnya, Trian."
Arayan terperangah. Mengapa harus Trian?
"Bapak nggak pengin..murid pintar seperti dia, terkena virus badboy!" Jelas Pak Bani.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LarasTrian [Completed]
Teen FictionCerita ringan, insya'allah seringan kapas. Ehe Mengisahkan dua insan yang merajut persahabatan sejak lama. 10 Tahun. Terlalu mainstream, kalau jatuh cinta sama sahabat sendiri. Relakah mereka mengganti label 'sahabat' dengan 'pacar'? Ini loh! Kalima...