LARAS menatap sebal ke arah Trian yang sepertinya biasa saja. Tak sadar, Laras meremas botol bekas minuman di tangannya. Suara yang ditimbulkan membuat Trian mendelik ke arah benda naas itu.
Hening.
Tak ada yang memulai perbincangan. Hingga Trian menghela napas panjang. Lelaki itu kemudian membuka buku tulisnya. Dengan pena hitam, menggoreskan tiap jawaban agar lembaran-lembaran soal itu usai. Malas. Sungguh, jika saja Laras tidak marah. Maka, Trian tidak akan bergulat dengan soal Fisika itu.
Menyebalkan. Bahkan, Laras tak ada niat membantunya sedikitpun. Untuk browsing jawaban di brainly saja, ia enggan.
"Laras-"
"Ranking satu kok nggak bisa-" Sinis Laras.
"Siapa bilang!" Sarkas Trian. Ia mulai mengobarkan semangat dalam dirinya. Lelaki itu tidak ingin diremehkan oleh gadis di depannya.
Ok. Done.
50 soal mencakup 2 bab itu akhirnya selesai. Trian merentangkan tangannya dan bernapas lega. Sementara, Laras masih tetap menatap Trian dengan raut wajah datarnya.
Bagaimana bisa? Laras yang akan menuju ruang Pak Bani harus di tunda karena ia di buru oleh Bu Lola. Yang lebih menyebalkan lagi, itu bukan soal diri Laras. Tapi, Trian. Hah! What the h*ll?
"Laras! Tunggu!"
"Wah...kebetulan ada kamu. Tolong ya! Laras. Kamu tagih soal harian Fisika. Sudah 2 bab Trian belum mengumpulkan ke saya. Jika, dia tidak-"
"Siap bu! Saya permisi dulu."
"Terimakasih."
Bak seorang rentenir. Para guru memburu si badboy gadungan ini.
"Trian! Kenapa sih, Trian berubah?" Laras akhirnya membuka suara.
"Bosen, Ras. Jadi anak baik-baik itu nggak enak."
"Kalau nggak niat sekolah ya..nggak usah sekolah!" Laras menarik kursinya. Lalu, pergi begitu saja.
Trian mengacak rambutnya kasar. Ini pertama kalinya Laras marah karena di buru oleh para guru yang sedang menagih tugasnya. Ada apa dengan Laras? Biasanya juga dia tak pernah marah.
📩 Arayan : Ras. Rapat udah mulai. Lo dimana?
📩 Arayan : Kenapa lo nggak datang?
Seorang gadis berkaca di depan wastafel. Toilet perempuan, tempat Laras berpijak kini. Menstabilkan emosi yang masih membara. 2 notif menganggu kegiatan mencuci muka itu.
📤 Laras : Sorry. Laras lupa ngabarin. Kalau Laras ada ulangan harian dadakan.
Bohong. Laras lebih memilih menomor satukan Trian dibanding kewajibannya mengikuti rapat dadakan itu. Laras sendiri yang telah memutuskan, bahwa ia akan mengawasi Trian agar lelaki itu benar-benar mengerjakan soal harian dari Bu Lola.
📩 Arayan : Pulang sekolah, temui gue!
Celaka 999999999+. Kemarahan Arayan menganggu fikiran Laras yang saat ini sedang duduk di bangkunya. Memang, gadis itu tidak tahu apakah Arayan marah padanya. Namun, sebaris pesan itu benar-benar membuatnya peka bahwa Ketua Tatib itu tengah melayangkan surat gugatan kepadanya.
"Bismillah.." Ucap Laras ketika mendengar bel pulang berbunyi nyaring.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
LarasTrian [Completed]
Roman pour AdolescentsCerita ringan, insya'allah seringan kapas. Ehe Mengisahkan dua insan yang merajut persahabatan sejak lama. 10 Tahun. Terlalu mainstream, kalau jatuh cinta sama sahabat sendiri. Relakah mereka mengganti label 'sahabat' dengan 'pacar'? Ini loh! Kalima...