BAB X

640 55 0
                                        

PAK BANI menatap tajam kedua murid lelaki yang tengah duduk di hadapannya. Yang satu masih mulus, tanpa lecet. Sedangkan, yang satunya..mendapat luka sobek di bagian sudut mulutnya.

"Hahahaha.." Tawa Pak Bani meledak, hingga membuat Arayan dan Trian saling tatap.

"Sudah merasa jagoan? Ya sudah.."

"..berarti kalian siap menerima hukuman spesial dari saya." Lanjut lelaki itu dengan mengacungkan tongkat kesayangannya.

***

Taman Belakang Sekolah.

"Pak..yang bener aja. Motong rumput pakai gunting kertas?"

"..." Pak Bani tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, lelaki itu menunjuk jarinya ke arah karung.

Yang benar saja.

*ngarit with scissor :v

"Sebelum jam pulang sekolah. Bapak tidak mau tahu, karung ini harus sudah terisi rumput penuh. Masing-masing satu karung. Jadi, totalnya dua karung!" Jelas Pak Bani panjang × lebar.

Disela-sela hukuman yang mereka 'nikmati'. Ucapan Arayan mengganggu Trian sejak tadi.

"Lo beneran naksir Laras?" Celetuk Trian, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Arayan.

"Iya." Trian mendecak kesal. Pasalnya Arayan hanya membalasnya singkat tanpa ada penjelasan lebih lanjut.

"Laras nggak bakalan suka sama cowok sok cool kayak lo. Tipe dia tuh kayak gue. Perhatian-"

"Jangan sok tahu. Gue belum nyatain perasaan gue." Arayan tersenyum sinis pada Trian.

"Ngapain lo nyatain perasaan lo?" Trian melotot.

"Gausah! Malu-maluin. Lo bakalan di tolak." Lanjut Trian.

'Ini yang namanya sahabatan?' Batin Arayan masih tetap mempertahankan senyum sinisnya.

Setelah berjam-jam mereka menjalani hukuman. Akhirnya, karung mereka terisi penuh.

"Trian! Dari mana sih? Lama banget." Sambutan yang diberikan Trian tatkala lelaki itu baru saja menyelesaikan hukuman dan mendapat wejangan dari Pak Bani.

"Loh! Ini kok baju Trian kotor banget?" Laras memutari tubuh Trian.

"Habis dihukum. Buruan naik!"

Mereka pun pulang. Seperti biasa, Trian mengantarkan Laras pulang ke Rumah.

"Lain kali..jangan berantem sama Arayan. Kasihan Arayan-"

"Lhoo.. kok kamu belain Arayan." Hardik Trian.

"Maksud aku-"

"Kalau saling suka itu.. ya diungkapin." Ucap Trian sebelum menutup kaca helm dan melajukan motornya. Meninggalkan Laras yang masih mematung di tempatnya.

'Apa maksud Trian?' Batin Laras. Pertanyaan besar muncul mengganggu dirinya.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang