BAB V

839 69 0
                                        

MALAM minggu. Malam keramat jomblo. Tapi tidak bagi sosok Laras. Ia menatap kaca dan memuji kecantikannya malam ini. Make up natural dengan lipstik oranye yang menjadi pemanis. Celana jeans dan kemeja berwarna biru dongker dengan sepatu putih casual, menambah kecantikan dirinya. Tak lupa, rambutnya terurai curly.

"Oke. Jomblo siap malam mingguan. Kkkkkkk..." Laras terkekeh geli dengan ucapannya.

Ia duduk di teras rumah. Menunggu sosok Trian yang berjanji menjemputnya.

"Selamat Malam mingguan, Mbloo.." Ucap Laras sambil merangkul Letta, sahabat perempuannya.

"Dih. Ngaca dong!"

"Yaa..aku emang jomblo. Tapi setidaknya Malam Mingguku selalu berwarna karena Trian. Wlekkk." Laras menjulurkan lidahnya.

"Kalian berdua..kenapa nggak jadian aja?"

Jadian?

Kata-kata Letta terus mengganggu Laras. Entahlah, selama ini Laras tak pernah memikirkan ini sebelumnya.

Tin.

"Udah siap?" Tanya Trian sambil membuka kaca helmnya, saat Laras menghampirinya.

"..." Laras mengangguk dan menerima helm yang diberikan padanya.

Malam itu, pertama kalinya Laras merasa aneh saat bermalam mingguan dengan Trian. Sebenarnya, kegiatan malam minggu ini rutin. Trian selalu mengajak jalan Laras setiap malam itu. Tapi, kali ini..Laras merasakan gelenyar aneh pada dirinya.

Saat berdekatan seperti saat ini. Laras menatap dalam manik mata hitam milik Trian. Ia tidak fokus dengan apa yang sedang Trian bicarakan. Ada apa dengan Laras?

"Laras?" Trian membuyarkan semua pikiran aneh Laras.

"Eh." Laras menjauhkan dirinya dari Trian.

"Kenapa sih kamu? Aneh banget. Apa ada yang aneh sama wajahku?"

"Nggak kok. Nggak ada yang aneh sama Trian."

Seusai menikmati jagung bakar di Angkringan Taman Kota. Mereka berdua beranjak menuju tempat favorit berdua.

Kota Tua

Tempat muda-mudi menghabiskan malam minggu mereka dengan keluarga, kekasih hingga sahabat rasa pacar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat muda-mudi menghabiskan malam minggu mereka dengan keluarga, kekasih hingga sahabat rasa pacar. Eh.

Laras menatap tangannya yang digendeng oleh Trian. Lelaki itu membawa kresek putih kecil di tangan kirinya. Sedangkan, tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam erat gadis itu. Laras membuka suara tatkala mereka duduk di salah satu tempat yang dirasa cukup nyaman.

"Trian?"

"Kenapa, Ras? Kamu aneh banget malam ini."

"Kita itu sebenarnya apa, sih?"

"...." Trian bungkam. Ia fokus membuka bungkus ice cream yang ia beli di minimarket saat perjalanan menuju ke sini tadi.

"Nih." Trian memberikan Ice cream vanilla itu pada Laras.

"Trian? Trian belum jawab loh." Laras menagih jawaban Trian.

"Lebih dari Sahabat dan Pacar." Entah mengapa tatapan tajam Trian membuat Laras bungkam. Ia merutuki pertanyaan dan pikiran aneh yang sedari tadi mengusiknya.

"Kenapa nanya itu? Kita kan udah dari kecil bersama, Ras." Lanjut Trian.

Lantas? Apakah salah jika Laras menanyakan hal itu. Maksud gadis itu hanya memperjelas apa yang selama ini ia dan Trian lakukan.

'Apa aku suka sama Trian?' Laras menatap Trian yang asyik dengan gamenya.

'10 Tahun aku dan Trian selalu bersama. Kenapa baru sekarang aku sadar.'

'Aku cinta sama Trian.' Batin Laras terus mengucap kata itu.

"Kenapa lihat aku seperti itu, Ras? Ada yang ingin kamu tanyakan lagi?"

"Trian, Laras baru sadar-" Trian menaikkan sebelah alisnya

'Kalau Laras cinta sama Trian.' Batin gadis itu.

"Kalau kita udah 10 tahun sahabatan."

Bodoh! Laras merutuki kebodohannya. Laras, jangan katakan perasaan bodohmu itu!

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang