BAB XXV

522 45 3
                                        

KAMAR laras yang terbilang cukup luas, kini terasa sangat sempit. Pasokan oksigen berkurang drastis. Beberapa kali Laras mencuri-curi pandang pada dua lelaki yang duduk di samping tempat tidurnya.

Entah siapa yang datang terlebih dahulu. Yang jelas, Laras merasa sesak saat ini juga. Bagaimana tidak? Kedua lelaki itu saling beradu pandangan tajam seakan-akan pertumpahan darah akan terjadi di kamar ini.

"Ekhhmmm.." Deheman keras keluar dari bibir Arayan membuyarkan Laras dan Trian.

"Tadi gue beliin terang bulan keju, Ras. Mungkin sama Ibu lagi disiapin." Arayan tersenyum manis membuka suara.

Sontak Laras pun mengembangkan senyumnya seraya berterimakasih pada Arayan. Trian pun menatap tidak suka pada keduanya. Tak mau kalah, Trian mulai beraksi.

"Ras-"

"Ayo, Nak. Dimakan..terang bulan kejunya enak. Ibu tadi udah nyicipin sedikit." Ucap sang Ibu yang datang dan membawa terang bulan yang telah ia sajikan.

Trian menghela napas kasar. Ibu Laras memotong aksinya yang hendak memamerkan sesuatu yang ia bawa.

"Ras, ini aku bawain roti bakar coklat kesukaanmu." Saat Ibu Laras beranjak. Trian mengangkat kantong kresek putih berisi sekotak roti bakar yang ada di tangannya.

"..." Laras hanya tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya ke terang bulan keju.

Sungguh Laras menahan nafsunya ketika melihat apa yang dibawa oleh Trian. Roti bakar coklat, kesukaannya. Demi gengsi! Ingat..

Demi gengsi Laras rela menelan ludahnya. Dan lebih memilih terang bulan keju.

"Ras. Bukannya kamu nggak suka keju, ya?" Ujar Trian membuat Laras menghentikan aksinya yang akan memasukkan sepotong terang bulan ke dalam mulutnya.

Terdengar decakan sebal dari mulut Laras. Niatnya hendak membuat Arayan bahagia malah justru sebaliknya. Arayan menatap Laras dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Lelaki itu malah menampilkan senyum manisnya.

"Maaf ya, Ras. Gue gak tahu kalau lo gak suka keju." Arayan tersenyum sedikit kikuk. Sedangkan, Trian? Ia tersenyum penuh dengan kemenangan.

"Gak apa-apa, Arayan." Laras memasukkan sepotong terang bulan itu ke dalam mulutnya.

Berusaha menikmati rasa keju yang tidak ia sukai. Laras membayangkan jika keju itu adalah coklat. Oke..coklat, coklat.. bukan keju!

"Loh, Ras! Kok tetap dimakan?" Trian sedikit menaikkan suaranya saat Laras mulai mengunyah makanan yang masuk ke mulutnya itu.

"Laras suka keju, kok. Lagian, gak selamanya coklat itu menjadi kesukaan Laras. Adakalanya, keju juga akan menempati hati Laras." Jelas Laras seusai menelan makanannya.

Laras dan Arayan pun tertawa kecil. Namun, tidak dengan Trian. Trian merasa..jika ucapan Laras bukan tentang 'coklat dan keju'. Rasanya, feelingnya yang kuat itu, berseru jika itu tentang 'dirinya dan laras'.

"Ras, coba deh roti bakar coklatnya. Enak lho.." Trian berkata sambil membuka kotak roti bakar bawaannya itu.

"Aku suapin ya.."

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang