BAB XVI

555 51 0
                                    

SEKETIKA Arayan membeku. Senyum Laras. Tulus. Tatapan matanya yang indah. Astaga! Arayan menggelengkan kepalanya.

"Ekhmm. Iya, lo juga makan gih." Arayan mulai melupakan senyuman Laras.

"Eh, ngomong-ngomong...tadi pagi gue jemput lo-"

"Maaf, Arayan. Laras nggak ngabarin Arayan, Trian jemput tiba-tiba."

"..." Arayan pun hanya manggut-manggut mengetahui penjelasan yang keluar dari bibir Laras.

***

Sore ini, Laras berencana untuk menyudahi semuanya. Karena, ia tak ingin lagi menyakiti hatinya dengan perasaan yang ia pendam.

'Kamu yakin, Ras? Kamu nggak takut kehilangan dia?' Si merah Laras datang tiba-tiba.

'Kenapa harus takut? Ya...memang sudah seharusnya kamu mengutarakan perasaanmu pada Trian.' Si putih menyahut.

"Aaaarrgg! Sudah."

"Kenapa, Ras?" Trian tiba-tiba menepuk bahu Laras. Trian menoleh pada orang-orang di sekitarnya yang tampak menjadikan mereka berdua objek perhatian. Berada di sebuah taman kota sore ini. Mereka berjalan-jalan seperti kebiasaan semenjak dulu.

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi wajah Trian? Tentu saja, khawatir. Bagaimana tidak, Laras yang kala itu di sampingnya tiba-tiba menjerit seperti orang kerasukan.

"Nggak..Laras nggak apa-apa." Dengan cepat Laras menggelengkan kepalanya.

"Trian-" Ucapan Laras terpotong tatkala dirinya melihat Trian menyodorkan sebuah ice cream strawberry padanya.

"Terima kasih." Laras menerimanya.

Laras menatap wajah Trian yang tampak bahagia. Lidahnya kelu. Nyalinya menciut. Bagaimana ia bisa menggoreskan luka di hati Trian? Laras tak ingin, namun...jika ia tak jujurkan perasaannya hatinyalah yang akan menjadi korban.

"Trian.." Panggil gadis itu dengan puppy eyes-nya.

"Kenapa, Larasku?" Trian gemas dengan Laras.

Semakin tak tega..

Dan, tak mau memberi duka..

Tak ingin menciptakan jarak..

Ah-sudahh...

"Trian! LARASSUKASAMATRIAN." Laras memejamkan matanya, berkata tanpa jeda.

"Aku juga suka sama kamu,Ras."

"..." Pipi Laras memerah.

"Kalau aku nggak suka sama kamu, ngapain kita sahabatan."

Deg!

LELAKI BODOH.

"..." Laras tak menjawab, ia tersenyum miris dan tak lagi mau membahas ini. Mungkin, besok ia akan melanjutkannya lagi.

Sudahi perih sore ini..

Senja mengajak pulang, dengan lirih..

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang