BAB XXI

531 53 0
                                        

BENAR dugaan Trian. Laras menghindarinya. Sejujurnya, tadi pagi Trian menjemput Laras ke rumahnya. Tepat pukul setengah tujuh. Trian berharap Laras melupakan kejadian tadi malam karena biasanya..meskipun mereka bertengkar hebat, pasti tak akan lama dan akan biasa saja ketika sudah keesokan harinya.

Namun, kali ini..ketakutan Trian semakin menjadi. Menghantui dirinya yang belum siap kehilangan sosok Laras. Walau tak dapat dipungkiri. Jika ia bersama dengan gadis itu, dirinya malah akan semakin menyakiti hati Laras.

"Gue gak bisa!" Trian mengacak rambutnya kasar.

Lelaki itu merogoh sakunya guna menemukan benda pipih yang akan ia gunakan untuk menghubungi Laras.

📤 Laras is mine♡ : Ras..bisa temui aku

Jika, biasanya jari-jarinya lincah mengetik pesan untuk sahabatnya itu. Kini, Trian menghapus kembali apa yang ia ketik. Menimang-nimang kalimat apa yang akan membuat Laras benar-benar mau untuk bertemu dengannya.

📤 Laras is mine♡ : Ras, aku pinjam buku LKS Fisika punyamu! Bolehkan?

Tak ada balasan dari Laras. Padahal sudah jelas tertera pesan diterima. Tak menyerah begitu saja. Jari Trian mulai mengetik lagi.

📤 Laras is mine♡ : Aku ke kelasmu sekarang. Aku lupa gak bawa buku LKS. Aku belum belajar untuk ulangan harian.

Trian bangkit dari duduknya hendak menuju kelas Laras.

"Permisi, Bu. Saya ada perlu dengan Laras." Guru yang mengajar saat itu hanya mengangguk dan mempersilahkan Trian.

"Ras, mana bukunya." Trian berada di samping Laras yang sedang fokus dengan apa yang dituliskan guru di depan sana.

Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Laras. Pandangan teman-teman disekitarnya merasa aneh dengan sikap Laras pada Trian.

Namun, kemudian Laras tersadar. Jika, Trian memang benar-benar membutuhkan buku itu sekarang. Mengingat dirinya telah membaca pesan dari Trian walau tidak satupun membalasnya.

Dengan mengesampingkan egonya. Tanpa menunggu lama, gadis itu mencari LKS Fisika miliknya di dalam tas. Masih dengan mempertahankan, raut kesalnya.

Bagaimana tidak? Trian selalu melakukan apapun seenaknya. Padahal, Laras berusaha mati-matian menghindarinya tapi lelaki itu justru mendekatinya dengan gencar. Apa perkataannya kemarin kurang jelas.

Bukan maksud Laras percaya diri, tapi selama ini..baru kali inilah Trian meminjam buku pelajaran padanya. Biasanya lelaki itu acuh pada pelajaran. Bahkan, sudah dapat dipastikan ia akan lolos remidi walau dirinya tidak belajar sekalipun.

"..." Laras memberikan buku LKS miliknya tanpa menoleh ke arah Trian.

Trian pun tersenyum, ternyata semarah-marahnya Laras. Laras tetaplah Laras. Gadis yang selalu peduli padanya. Walau ia sedang marah.

"Makasih.." Trian mengusap rambut Laras dan meninggalkan kelas gadis itu.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang