MASIH melanjutkan kisah flashback yang menyadarkan Naomi. Kenyataan pahit itu membuat Naomi menelannya dengan susah payah.
"Lo kalau cemberut tambah manis." Ucapan Geraldi sukses membuat Naomi menghentikan langkahnya yang hendak masuk gerbang.
Naomi menoleh ke belakang dan menemukan Geraldi yang sudah mengenakan helmnya kembali.
Geraldi yang sadar bahwa ucapannya tadi didengar oleh Naomi.. ia pun segera melajukan motornya meninggalkan Naomi yang masih menatapnya.
"Dasar cowok aneh!"
Begitulah.. sedikit kisah lain yang terlepas dari Trian-Laras-Arayan.
"Karena lo udah tahu yang sebenarnya.. jadi, apa gue dikasih kesempatan buat.." Geraldi menggantungkan kalimatnya dan membuat Naomi mengerutkan dahinya.
"Buat..?" Naomi tak tahu maksud lelaki di depannya itu.
"Buatdeketsamalo!" Seusai mengatakan kalimat tanpa jeda itu, Geraldi berlalu dengan terburu-buru.
"Hey! Cowok aneh.."
Bahkan teriakan Naomi terabaikan. Geraldi hanya melambaikan tangannya sambil tetap berjalan meninggalkan Naomi dengan rasa penasarannya.
***
Naomi berusaha melupakan apa yang Geraldi ucapkan. Tapi, Nihil. Dia terbawa perasaan dengan ucapan Geraldi.
"Jadi pulang bareng gue, nggak?" Trian yang datang dari arah belakang membuat segala pikiran gadis itu hilang.
"Eh-jadi.." Naomi pun mengekori Trian menuju parkiran.
Di tempat parkiran.
Mata Naomi menangkap sosok yang sedari tadi merenggut segala pikirannya. Geraldi. Lelaki itu sedang mencoba mengeluarkan motornya. Sesekali Naomi dan Geraldi melempar lirikan.
Tiba-tiba saat Naomi akan memasuki mobil Trian, Naomi merasakan sebuah tangan yang mencekalnya. Trian yang tadinya sudah berada di dalam mobil. Ia keluar dari mobil dengan perlahan, mengingat kakinya masih sakit.
"..." Trian menaikkan sebelah alisnya menatap Geraldi yang menahan Naomi untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Naomi.. biar gue aja yang antar." Ucap Geraldi yang diakhiri dengan deheman, ia masih merasa canggung jika dihadapkan dengan gadis itu.
"Ehh--" Belum sempat Naomi menanggapi. Gadis itu sudah ditarik paksa oleh Geraldi menuju motornya.
"Nih." Geraldi menyerahkan sebuah helm.
"..." Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Naomi.
Keduanya kini hanyut menikmati semilir angin sore. Motor Geraldi melaju dengan kecepatan sedang, mengingat Naomi ada di jok belakangnya.
Hening. Bahkan, sampai Naomi turun dari motor Geraldi.
"Makasih.." Berbeda dengan pertama kali saat dahulu Geraldi mengantarnya pulang. Ucapan Naomi kali ini sangat lembut dan diiringi dengan senyum lebar dan tulus.
"..." Geraldi hanya menganggukkan kepalanya dan berusaha menampilkan senyumnya.
Belum sampai satu langkah Naomi memasuki gerbang rumahnya. Geraldi berucap pelan namun tegas, "Ini nggak cuma-cuma."
"Maksud lo?" Naomi membalikkan badannya.
"Nanti malem dinner bareng gue-"
"Apa!!?" Naomi menutup mulutnya yang dengan lancang berteriak.
"Gak usah teriak! Nanti dikira gue apa-apain lo." Geraldi celingukan. Untung saja, kompleks Naomi tidak begitu ramai sore ini.
"Cuman ada dua jawaban. Mau atau Nggak?"
Lama Naomi berfikir. Apakah ini akan baik untuk hatinya? Ia tak ingin menyakiti hati siapapun, karena ia sudah tahu bagaimana rasanya sakit hati.
"..." Naomi tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Apa?" Geraldi menahan senyumnya dan menuntut jawaban yang jelas dari gadis di depannya itu.
"Iya."
"Iya, apa?"
"Iya..M-Mau."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LarasTrian [Completed]
Genç KurguCerita ringan, insya'allah seringan kapas. Ehe Mengisahkan dua insan yang merajut persahabatan sejak lama. 10 Tahun. Terlalu mainstream, kalau jatuh cinta sama sahabat sendiri. Relakah mereka mengganti label 'sahabat' dengan 'pacar'? Ini loh! Kalima...