BAB XX

554 51 0
                                    

PAGI-pagi sekali Laras beranjak dari singgahsana empuknya. Ia harus berangkat sebelum Trian menjemputnya. Ya. Laras akan mulai menghindari Trian. Garis bawahi, menghindari.

Setelah, semalaman menangisi dirinya yang berakhir mencintai sahabatnya sendiri dan mengutuki perasaannya yang kian hari kian menjadi.

Laras mulai menyemangati dirinya sendiri. Semua belum berakhir. Cinta..boleh gagal, bahkan sebelum berjuang. Tetapi, semangat juang untuk hidup jangan sampai menguap. Jika, perasaan rasanya sulit ditahan. Lain halnya dengan sikap, ia harus tahan untuk menghindari Trian.

"Arayan!" Sedikit terkejut. Laras melirik jam tangannya. 05.40. Arayan sudah berada di depan gerbang Laras. Lelaki itu masih duduk diatas motornya. Kali ini, Arayan menaiki motor sportnya.

"Ayo.."

Hening. Perjalanan pagi itu terasa mengejutkan bagi seorang Laras. Kenapa tiba-tiba Arayan datang? Lalu, menjemputnya pagi-pagi buta seperti ini.

"Arayan-"

"Jangan introgasi gue! Lo harus bantuin gue jaga hari ini." Laras pun hanya mengangguk mengerti.

Seperti biasa. Kegiatan jaga ketertiban selalu berjalan lancar tatkala Arayan dan Laras bersatu.

Saat Laras sedang menghukum Akmal dan kawan-kawannya. Lelaki itu, tiba-tiba menunjuk ke arah pagar.

"Ras, itu Trian-"

"Arayan, Laras duluan ke kelas ya..jam pertama ada ulangan harian."

Lagi-lagi, ulangan harian menjadi alasan Laras. Gadis itu sepertinya sangat senang dengan kegiatan ulangan harian.

Arayan tak dapat menahan Laras karena gadis itu pergi begitu saja. Satu hal yang Arayan sadari, TRIAN DAN LARAS SEDANG BERTENGKAR.

"Sini lo!" Teriak Arayan. Pada siapa? Tentu saja, Trian.

"Gue gak mau lo yang hukum!" Ucap Trian sembari membenahi bajunya yang sedikit kurang rapi karena memanjat pagar sekolah.

"Lo salah di sini. Jadi, gak usah minta-"

"Gue mau, Laras yang hukum gue!" Potong Trian dengan menatap Arayan seperti ingin menelannya mentah-mentah.

"Laras gak bisa! Dia ada ulangan harian."

"Yaudah..gue bebas dari hukuman gue!" Trian berlalu tanpa dosa. Padahal di sekitarnya, Akmal dan kawan-kawan sedang menjalani hukumannya.

"Wahhh..gue gak habis pikir sama si Trian." Celetuk Akmal.

"Hahah..

Laras, Trian

Sering jalan berduaan-"

"Ngapain lo nyerocos! Buruan kelarin hukuman lo!" Bentak Arayan yang malah disambut tawa renyah Akmal dan kawan-kawannya.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang