BAB XVII

552 52 0
                                    

HENING, hanya ada suara mp3 yang terputar mengalun memecah kesunyian di dalam mobil Arayan.

"BIRTHDAY PARTY"
NAOMI~

Laras menatap undangan di tangannya dengan mata berbinar.

"Trian, ke sana-"

"Aku nanti stay di sana dulu, Ras. Soalnya, Naomi minta Mamaku buat bikinin kue ulang tahunnya." Laras hanya mengangguk mengerti dengan penjelasan Trian. Lelaki itu menjelaskan tanpa menatap Laras, ia fokus memasang jam di tangannya.

"Lo kecewa? Karena bukan Trian yang jemput lo?" Arayan masih fokus menyetir mobilnya.

"Eh..enggak kok. Laras seneng, karena Arayan udah mau jemput Laras."

"Hhhh..tanpa lo minta..gue pasti tetep jemput lo, kok." Terdengar kekehan kecil keluar dari bibir Arayan.

Tangan lelaki itu mendarat di pucuk kepala Laras, mengusapnya pelan tanpa merusak tatanan rambutnya yang indah malam ini.

Tersadar dengan tingkahnya. Arayan menarik tangannya dari Laras. Berdehem, berusaha menetralisir rasa di dalam hatinya yang bergemuruh.

***

"Terimakasih, yaa Laras." Naomi memeluk Laras dan menerima kado dari gadis itu.

"Sama-sama." Senyum manis Laras membuat jantung Arayan kembali berdegub.

"Gaun kamu bagus banget, Naomi." Puji Laras pada gaun yang dikenakan oleh Naomi.

Gaun dengan warna peach itu begitu pas melekat di badan Naomi. Kulit yang yang putih menambah kesan cantik. Tak lupa, mahkota kecil di kepalanya. Rambut kecoklatan yang di curly gantung menambah kesan kecantikan yang sempurna.

"Iya gaun ini..dari Mama Trian." Naomi sedikit berbisik di telinga Laras.

Laras membeku. Pernyataan Naomi barusan itu, berhasil mencubit hati Laras. Dirinya iri dengan Tante Tania yang lebih perhatian pada Naomi. Padahal, Laras yang sudah lama kenal dengan Trian. Apa benar kata Arayan, jika mereka berdua dijodohkan?

Laras menggelengkan kepalanya. Menepis segala pikiran negatifnya tentang Tante Tania. Ia tak ingin lagi berharap. Toh, nyatanya Tante Tania lebih suka dengan Naomi.

"Ekhmm.." Arayan berdehem membuat Laras sedikit berjingkat.

"Ayo pulang, Ras." Ajak Arayan. Laras tidak sadar jika acara ulang tahun Naomi sudah berada di ujung acara. Dirinya malah asyik terbuai dalam lamunannya.

"Laras!" Baru satu langkah ia mengikuti Arayan. Suara lelaki yang sedari tadi mengacak-acak fikiran Laras itu, menggema di telinganya. Arayan pun ikut membalikkan badannya. Mata elangnya bertatapan dengan mata Trian.

"Trian-" Trian langsung menggenggam tangan Laras dan sedikit menariknya untuk berada di sampingnya kini.

"..." Arayan yang melihatnya pun diam tanpa suara.

"Sorry, Laras pulang sama gue." Trian pun menarik Laras keluar. Padahal, Arayan maupun Laras belum menanggapi ujar Trian.

"Akhirnya gue punya rival. Setelah sekian lama hidup gue tentram." Arayan berkata dengan sebuah kekehan yang lolos dari bibirnya. Matanya menatap nanar kedua orang yang menghilang di balik pintu rumah itu.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang