BAB XVIII

546 45 0
                                    

HARI minggu, hari favorit Laras. Tapi, hari ini rasanya Laras seperti menanggung beban berat di pundaknya. Bagaimana tidak? Laras telah benar-benar mantab dengan keputusannya.

"Ya..ayo semangat Laras." Ujarnya menyemangati dirinya sendiri. Kemudian, meregangkan ototnya setelah bangun dari kasur.

Tidak baik menyimpan perasaan lama-lama. Mengingat Trian sangat tidak peka, Laras jadi meragukan usahanya.

"Trian. Besok ada acara?" Tanya Laras yang baru saja melepas helmnya.

"Enggak. Kenapa? Mau jalan-jalan?"

"Boleh?" Trian geli menatap ekspresi Laras. Ia pun mengangkat tangannya, mengacak lembut pucuk kepala Laras.

"Besok aku jemput jam 10."

***

Pantai Ancol

Disinilah mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah mereka berdua. Laras dan Trian berjalan menyusuri jalan di sepanjang pantai itu. Tangannya menggenggam erat tangan mungil Laras. Laras tersenyum miris menatap tangannya yang digenggam erat oleh Trian, tanpa ikatan yang jelas.

"Trian.." Cicit Laras. Jika kemarin hingga pagi tadi ia begitu yakin. Kini malah, ragu sedang melanda hatinya kini.

"Apa, Ras? Sekali lagi kamu manggil aku..dapet piring cantik kamu." Trian nampak terkekeh geli. Ini merupakan panggilan kedua gadis itu tanpa alasan.

"Trian, kalau misalnya...ada yang suka sama Trian. Gimana menurut, Trian?"

"Baguslah.."

"Maksud Laras..lebih tepatnya suka dalam artian sayang dan cinta sama Trian." Laras menekankan kata 'sayang' dan 'cinta.

"Hmm.." Laras menarik napasnya. Trian belum memberikan jawabannya juga.

Pertahanan benteng kesabaran Laras telah runtuh. Sakit memang. Sebenarnya, ia telah menimang-nimang ini sejak kemarin.

-Jika, Trian tidak peka maka Laras akan tetap menyadarkan Trian. Tetapi, jika Trian tak memberi jawaban. Maka, sudah seharusnya Laras mengakhiri semuanya.-

Ah sudahlah..lupakan persahabatan bodoh ini. Tali persahabatan ini semakin menyulitkan Laras. Ia ingin mengakhirinya...

Terbilang jahat memang. Namun, jika ia tidak tegas. Hatinya-lah yang menjadi korban.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang