BAB XIV

570 49 0
                                        

NAOMI turun dari motor Trian. Ia menaruh helm Trian di atas jok motor lelaki itu.

"Laras." Gumam Naomi yang langsung membuat Trian membalikkan badan mengikuti arah pandang Naomi.

"..." Entah, bungkam menyergapnya. Sebagian dari dirinya marah, tapi ia tak tahu apa arti kemarahannya.

Iri. Jelassss

Dahulu, Trian yang selalu bersama Laras. Dimana ada Laras. Disitu pasti ada dirinya.

"Trian! Hello!" Naomi mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Trian berusaha membangunkannya dari lamunan singkat yang terlintas itu.

"Eh."

"Kamu nggak dengar pertanyaanku?" Trian menggelengkan kepalanya dan tersenyum kikuk.

"Arayan itu..pacarnya Laras, ya?" Trian menatao tajam Naomi. Gadis itu menyadari jika pertanyaan yang ia lontarkan membuat lelaki di sampingnya itu tidak nyaman.

"Eh..sorry-sorry. Lupain-"

"Nggak. Mereka nggak pacaran." Trian menekankan pada tiap katanya.

'Apa-apaan!'

'Pacaran!?' Batin Trian.

Trian kini sedang bersama Laras. Pasalnya ia begitu merindukan gadis itu. Laras yang sedari tadi menjadi sorotan mata Trian, merasa tidak enak.

"Ada apa sih, Trian?" Trian masih bungkam.

"Trian mau ngomong sesuatu sama Laras?" Trian menggelengkan kepalanya.

"Terus..apa?" Laras mendecak sebal. Masalahnya, dengan adanya Trian di depannya, berhasil membuat ia tidak bisa fokus menelaah isi buku di tangannya.

"Yaudah..Laras duluan ya." Laras bangkit dari duduknya. Ya. Tadi saat Laras mencari tempat untuk belajar sepintas materi untuk ulangan hariannya, ia memilih di Taman belakang sekolah.

Entahlah, bagaimana Trian bisa mengetahui posisinya?

Tiba-tiba saja Trian mengambil duduk di depannya. Padahal di sekitar Laras masih ada tempat duduk kosong. Menyebalkan bukan. Sudaj berhasil membuatnya tidak konsen belajar. Kini malah menahannya untuk tidak pergi. Damn!

"Apalagi..Trian?" Laras menatap sebelah tangannya yang di genggam oleh Trian. Seolah-olah lelaki itu menahannya agar tetap berada di sisinya.

"Aku kangen kamu."

Laras terpaku di tempatnya berdiri. Sedangkan, Trian masih setia duduk dan sedikit mendongak menatap Laras yang berdiri mematung.

"..."

"Ras? Kamu nggak kangen aku?"

"Apaan sih, Trian?" Laras melepas cekalan tangan Trian.

"Laras duluan." Pamit Laras akhirnya.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang