BAB XXX

506 38 0
                                    

LARAS menghampiri Arayan. Lelaki itu sontak menghentikan kegiatannya yang akan mengobati sikunya. Ia berfikir sejenak. Kehadiran Laras, memberinya peluang untuk mendapatkan perhatian gadis itu.

"Arayan, Arayan gak apa-apa?"

"Cuman luka dikit, Ras."

"Sini, biar Laras yang obati." Laras pun mulai mengobati luka di siku Arayan.

Bukan luka berat. Hanya goresan kasar yang berasal dari lapangan sekolah yang kemudian mengurai darah segar.

Trian menatap interaksi keduanya. Ia hanya menampilkan senyum terpaksanya. Trian tak lagi memperdulikan mereka berdua. Kakinya terasa perih dan sakit.

Sakit?

Trian mendudukkan dirinya di lantai. Laras melirik Trian sekilas, lantas mengabaikannya.

Trian melepas kaos kaki yang melekat di kakinya. Perlahan.. kaos kaki itu turun ke bawah. Trian membelalakkan matanya tatkala melihat kulit yang membungkus tulang kering bagian bawahnya robek.

Darah segar semakin deras mengalir ketika ia melepas kaos kakinya. Luka di kaki Trian, sepertinya dalam. Ataukah patah mungkin.. Trian meringis, pantas saja sedari tadi terasa sakit.

Sebenarnya, bukan hanya Arayan yang mengalami tindakan tidak terpuji dari para pemain futsal yang berstatus 'lawan'nya itu. Trian juga mengalaminya. Salah seorang pemain, tak sengaja menendang keras kakinya. Untungnya hal tersebut tak membuat Trian terjatuh seperti Arayan.

Trian pun berdiri dengan darah segar yang mengalir di lantai. Ia berusaha berjalan walau tertatih.

"Kaki lo kenapa?" Arayan kaget melihat darah yang tercecer di lantai ruang UKS itu.

Laras pun mengikuti arah pandang Arayan. Sontak Laras membulatkan matanya. Luka Trian menganga dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan luka Arayan.

"Gak apa-apa." Trian berjalan sedikit tertatih.

Ia keluar dari UKS menuju Kamar Mandi untuk membersihkan darahnya. Kebiasaannya ketika terluka memang selalu seperti itu. Ia tak langsung mengobati lukanya, karena baginya mungkin akan lebih steril setelah membersihkannya dengan air.

Sementara itu, di tempat lain Laras cemas dengan keadaan Trian. Pasalnya, luka Trian benar-benar serius. Apalagi, ini sudah lewat 10 menit Trian tak kunjung kembali ke UKS.

"Kenapa, Ras?" Tanya Arayan yang sadar akan kecemasan Laras.

"..." Laras menggelengkan kepala dan menampilkan senyum tipisnya.

"Susul Trian. Siapa tahu dia butuh bantuan.." Laras menatap Arayan dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

LarasTrian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang