CUACA sore ini mendung. Mungkin sebentar lagi hujan akan datang. Laras dan Trian sedang berjalan bersama menuju tempat parkir. Seperti biasanya mereka selalu berangkat dan pulang bersama.
"Laras!" Suara bariton nan tegas itu membuat Laras dan Trian membalikkan badan.
"Arayan? Ada apa?"
"Ini." Arayan memberikan sebuah peluit berwarna pink kepada gadis itu.
"Kamu nemu di mana, Rayan? Wahh..makasih banyak ya.." Laras mengambil peluit pink itu dari tangan Arayan.
"Sama-sama. Gue duluan."
"..." Laras menganggukkan kepalanya masih dengan memamerkan senyum manis andalannya.
"Senang?" Laras melupakan Trian yang berada di sampingnya.
"Jelaslah Trian. Ini peluit keramat milik Laras." Laras memamerkan peluit pink itu pada Trian.
"Bukan soal peluit. Arayan..senang karena dia-"
"Trian apaan sih? Ayo cepetan keluarin motor kamu. Aku tunggu di depan gerbang aja." Laras ngacir begitu saja.
Trian memang tidak suka jika ada lelaki yang dekat dengan Laras. Bahkan, jika lelaki itu tidak memiliki keinginan untuk dekat dengan sahabatnya. Ia akan tetap curiga padanya.
Entah..seperti perasaan yang timbul akibat ketidaksukaan ketika seorang gadis yang dicintai, dekat dengan lelaki lain. Cemburu. What the he**? Apa hubungannya?
Trian selalu berusaha biasa saja ketika siapapun mencoba untuk mendekati Laras. Namun, sia-sia karena ia selalu merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Mulai dari curiga berlebihan dan kadang berakhir dengan pertengkaran kecil dengan Laras.
"Trian kenapa sih? Selama perjalanan tadi, tumben nggak ngoceh?" Laras melepas helm yang dipinjamkan oleh Trian.
"Gak apa-apa. Lagi nggak mood aja." Jawab Trian sekenanya.
"Yaudah kalau nggak apa-apa. Laras masuk ya..makasih Trian." Sebelum Laras membuka gerbang rumahnya. Trian menarik salah satu tangan Laras.
"..." Laras menaikkan sebelah alisnya. Mengapa Trian menahannya?
"Jangan terlalu dekat dengan Arayan." Kemudian, lelaki itu melepaskan cekalan tangannya dan menaiki motornya lagi.
"Kenapa Trian?"
"Aku nggak mood liatnya." Padat dan jelas. Suara motor milik Trian semakin jauh. Sementara, Laras mematung di tempatnya.
'Ada apa dengan Trian?' Si putih berkata.
'Apa Trian cemburu?' Si merah muncul di sisi kiri Laras.
'Ihh..Laras mikir apaan sih!' Si putih mengingatkan Laras.
'Inget, Laras! Trian itu sahabat Laras.' Imbuh Si putih.
Cha!
Keduanya menghilang saat Laras menggelengkan kepalanya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
LarasTrian [Completed]
Novela JuvenilCerita ringan, insya'allah seringan kapas. Ehe Mengisahkan dua insan yang merajut persahabatan sejak lama. 10 Tahun. Terlalu mainstream, kalau jatuh cinta sama sahabat sendiri. Relakah mereka mengganti label 'sahabat' dengan 'pacar'? Ini loh! Kalima...