PROM 1.
Masih dengan tatapan yang mereka lontarkan satu sama lain. Kini Raga maju satu langkah yang membuat jarak diantara mereka semakin terkikis. Bukan Adara namanya jika tidak membalas tatapan Raga. Bagi Adara, tidak ada yang perlu ditakutkan dari cowok didepannya ini karena rival satu-satunya Adara untuk menunjukkan prestasi disekolahnya hanya Raga dan juga untuk membuktikan bahwa tidak semua cowok itu miliki.
"Apa kabar?" sapa Raga yang membuat dahi gadis itu berkerut bingung yang membuat Raga menyentil dahinya sampai membuat Adara mengaduh sakit.
"Apaan sih." balas Adara sembari mengusap dahinya yang memerah.
Tanpa alasan tiba-tiba Raga mengusap dahi Adara yang memerah akibat ulahnya. Usapan halus dan pelan yang membuat Adara menatap tingkah Raga yang membuatnya aneh. Raga yang merasa diperhatikan menghentikan mengusap dahi Adara dan kembali menatap gadis yang jauh lebih pendek darinya. Sembari melepas tangannya Raga mundur satu langkah.
"Jangan suka ngerutin dahi nanti cepet ada kriputnya." ucap Raga sebelum meninggalkan Adara.
Baru dua langkah Raga berbalik."Dan jangan kebanyakkan bengong. Nanti lo jadi bego dan prestasi lo turun digantiin gue. So, selamat bersaing kembali dan gue rasa itu sekaligus ucapan selamat datang dari gue, my dear enemy?" ucap Raga dengan senyum miringnya.
"Najis. Gue nggak akan kalah dari lo Raga Tahta Megantara yang songongnya minta ampun sampe pengen gue tampol!" balas Adara dengan suaranya yang melengking.
Bendera perang sudah dikibarkan oleh cowok itu dan Adara menerimanya yang berarti Adara menerima masuk ke dalam permainan yang Raga buat. Masih berdiri ditengah lapangan kedua sahabatnya mendekati Adara sembari mengecek tubuh gadis itu lecet atau tidak.
"Lo nggak papa kan, Ra?" tanya Kania sedangkan Adara hanya menggeleng.
"Jangan dengerin kata Raga yang penting lo jangan sampai nyerah karena Raga akan selalu berusaha gimana caranya lawannya dia menyerah dan nyerahin bendera kekalahan ke dia." ucap Agatha.
"Lo kenapa bisa tau?" tanya Adara yang membuat Agatha sedikit panik.
"Udah kelihatan dari tipe cowok kayak dia." alibi Agatha yang untungnya dapat dipercaya oleh Adara. Tetapi Agatha sepertinya melupakan satu orang.
"Lo ditunggu diruang Osis ada rapat, Ra." ucap Kania.
"Yaudah kalau gitu gue kesana dulu, nanti kita ketemu dikantin istirahat." balas Adara sembari meninggalkan dua sahabatnya.
"So, sekarang lo bisa jelasin sama gue kan?" ucap Kania dengan tangan yang bersedekap.
"Fine. Gue sepupunya Raga, puas lo?" balas Agatha dengan memutar bola matanya malas.
"Gotcha. Tapi kenapa lo nggak ngaku aja sama Adara?" tanya Kania.
"Panjang ceritanya. Nanti juga lo tau sendiri." jawab Agatha sembari berjalan meninggalkan sahabat barunya itu.
"THA, TUNGGUIN DONG!" teriak Kania dengan berlari menyusul Aagatha.
****
SALAM CIAA!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...