PROM 5

2.7K 252 6
                                    

PROM 5.

Sayang, malam ini mama pulang lebih malam. Kamu makan malam aja dulu nggak usah nungguin mama. Love you.

Satu pesan whatsapp dari mamanya yang baru Adara buka setelah mandi. Adara pun segera mengetik balasan untuk mamanya yang pasti sedang ada meeting.

love you, ma..

Setelahnya Adara meletakkan ponselnya dimeja belajar dan berjalan keluar kamar menuju dapur yang berada dilantai bawah. Memang rumah ini tidak ada pembantu sama sekali hanya menyewa pembersih rumah yang datang seminggu tiga kali atau dua kali karena Adara yang memang tidak suka terlalu banyak orang asing dirumahnya.

Langkahnya kini sudah berhenti dimeja makan dan melihat tidak ada makanan sama sekali. Setelahnya Adara melangkah membuka kulkas berharap ada buah yang bisa mengganjal perutnya yang sudah demo tapi ternyata kulkas sama saja tidak ada satu buah sama sekali.

Adara memutuskan untuk kembali ke kamar dan berniat menghubungi mamanya. Tapi ternyata justru mamanya yang telah mengirim pesan terlebih dahulu untuknya. Adara pun segera membukanya dan membaca isi pesannya.

Sayang, mama lupa kita belum belanja bulanan. Kamu pesen makan aja ya, ambil aja uang yang ada dilemari kamar mama. Besok mama libur.

Begitu lah isi pesan mamanya. Adara hanya memutar bola matanya dan kembali berjalan turun menuju kamar mamanya. Setelah mengambil uang yang ia butuhkan Adara segera keluar dari kamar mamanya dan berjalan menuju ruang televisi.

Sambil memencet tombol remot untuk mencari siaran yang menarik Adara juga sibuk memilih makanan apa yang akan ia jadikan makan malam. Sampai akhirnya ada satu pesan yang sangat jarang muncul dinotifikasi Adara bahkan Adara lupa jika memiliki kontak orang tersebut atau tidak. Adara pun membukanya dan mambaca satu pesan yang berada diurutan pertama.

Raga.

Udah makan?

Adara.

Lagi mau pesen makan.

Raga.

Batalin aja.

Adara.

Nggak mau. Gue laper.

Raga.

Keluar.

Adara.

Ngapain?

Raga.

Katanya laper.

Gue udah didepan.

Adara.

NGAPAINN??!!

Setelahnya tidak ada jawaban lagi dari Raga. Adara yang penasaran akhirnya memilih keluar rumah dan benar saja sudah ada cowok dengan tampilan serba hitam sedang berdiri didepan pintu rumahnya. Adara masih bingung mengapa cowok itu tiba-tiba sudah ada didepan rumahnya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Adara polos.

"Ngajak lo makan." jawab Raga dengan wajah datarnya.

"Gue udah mau pesen makan." ucap Adara yang tidak diindahkan oleh Raga.

"Batalin kenapa sih. Buruan ganti sana." balas Raga yang mendorong Adara masuk ke dalam rumah sedangkan dirinya menunggu disofa ruang tamu.

Sudah lama memang Raga tidak mengunjungi rumah ini. Jika dahulu Raga sering kesini bersama saudaranya tapi sekarang justru ia berada disini sendirian dengan maksud yang berbeda. Setelah lima menit menunggu gadis itu berganti pakaian kini Adara sudah turun menggunakan celana panjang berwarna hitam dan sweeter abu-abu.

"Ayo." ucap Adara setelahnya.

Mereka pun keluar rumah. Setelah Adara mengunci pintu ia berjalan kearah motor Raga dan menaiki jok belakang motor. Adara belum siap menggunakan helm tiba-tiba Raga sudah menjalankan motornya yang membuat Adara mau tak mau memukul punggung cowok itu yang membuat Raga sempat terkekeh melihat wajah terkejut gadis dibelakangnya itu.

Kali ini berbeda dari sebelumnya ketika berada dimotor Raga karena kini gadis itu lebih banyak mengoceh disepanjang jalan yang hanya dibiarkan saja oleh Raga. Cowok itu kini semakin melajukan motornya yang membuat Adara memeluk Raga erat. Bukan karena modus hanya saja jika tidak seperti itu Adara akan terus mengoceh tanpa henti.

Setelah perjalanan yang menyita waktu lima belas menit kini kedua sejoli itu telah sampai disalah satu tempat makan pinggir jalan. Cukup ramai, tapi untungnya mereka menemukan meja untuk mereka tempati. Raga memesan makanan sedangkan Adara hanya diam duduk ditempatnya.

"Ga, lo kenapa tiba-tiba baik? Diajarin siapa?" tanya Adara setelah cowok itu duduk didepannya.

Raga terkekeh mendengar pertanyaan Adara."Emang gue biasanya kayak gimana?" balas Raga menatap Adara.

"Lo kan manusia pelit bin sadis kenapa jadi baik gini? Ada maunya lo pasti." ucap Adara dengan mata yang memincing curiga kearah Raga.

"Kalau gue mau lo jadi pacar gue gimana?" balas Raga yang membuat mata cewek itu melebar.

"HA?" seru Adara yang mampu menyita perhatian para pengunjung.

Raga tertawa melihat ekspresi Adara yang seperti mendapat tawaran untuk membunuh seseorang. Tangan Raga terulur mengacak rambut panjang gadis didepannya dengan gemash yang membuat jantung gadis itu tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat.

"Bercanda." ucap Raga dengan senyum hangatnya yang jarang ditunjukkan didepan banyak orang.

Setelah makanan datang Adara segera mengambil sendok untuk melahab nasi goreng itu karena perutnya yang sudah lapar sejak sore tadi. Raga yang melihatnya hanya mampu menggeleng-geleng kepalanya melihat Adara yang sangat rakus seperti orang yang tidak diberi makan bertahun-tahun.

Setelah lima belas menit mereka habiskan untuk makan malam, kini Raga yang sudah siap diatas motornya menatap Adara bingung karena gadis itu yang tiba-tiba menyerahkan uang tiga puluh ribu kepadanya. Adara memutar bola matanya menatap Raga yang hanya menaikkan satu alisnya tanpa menerima uangnya.

"Gue ganti uangnya." ucap Adara setelahnya.

"Gue ikhlas." balas Raga yang akan memakai helmnya namun terhenti dengan suara gadis itu lagi.

"Gue yang nggak enak nantinya." ucap Adara yang membuat Raga menghembuskan nafasnya berat.

"Gue nggak mau diganti pakai uang." balas Raga yang membuat Adara mengerutkan keningnya.

"Terus?" tanya Adara bingung.

"Cukup jaga kesehatan lo dan nggak telat makan." ucap Raga dan mulai memakai helmnya serta menyuruh Adara untuk segera naik ke motornya dengan isyarat mata.

Adara tersenyum dan mengangguk. Setelahnya ia naik ke jok belakang motor Raga dan mereka meninggalkan tempat makan dengan perasaan aneh yang mulai timbul.

****

-Salam Ciaa-

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang