PROM 22
Pagi ini SMA Angkasa sedang dihebohkan dengan kedatangan siswi baru dikelas XI IPS 4 yang bernama Garneta Deandra gadis cantik berdarah London-Indonesia. Kedatangannya membuat satu sekolah heboh karena pagi tadi mereka melihat Garneta datang bersama King Most Wanted sekolah yang mereka tahu sudah memiliki pasangan.
Bersamaan dengan itu kabar jika Raga berselingkuh dari Adara tersebar begitu cepat disatu sekolah. Dari adik kelas, teman satu angkatan bahkan ibu-ibu kantin pun juga membicarakan perihal tersebut. Ada yang menganggap itu benar dan ada juga yang menganggap itu tidak benar. Pasalnya mereka masih melihat dua pasangan gols itu berjalan dan makan bersama dikantin.
Raga yang cuek hanya membiarkan isu yang beredar disekolahnya yang sedang membicarakannya yang berangkat sekolah bersama Garneta yang notabennya adik kelas dan anak baru disekolah itu. Sedangkan Adara hanya memilih diam karena gadis itu percaya jika Raga tidak akan macam-macam seperti apa yang murid lain ucapkan.
"ASTOGEE!! SI CAPTAIN DICARIIN TERNYATA NGEDEKEM DISINI!" Teriak Kenzi dari ujung kantin ketika melihat Raga yang sedang duduk dengan Adara.
Cowok itu berjalan dengan langkah lebar menuju meja yang bernomorkan sepuluh itu. Cowok itu memasang wajah marah yang justru terlihat lucu. Setelahnya, Kenzi menggebrak meja itu yang membuat seisi kantin menoleh kearahnya begitupun Raga dan Adara yang terkejut.
BRAK!
"Cari mati lo!" Ucap Raga tajam.
"Lo yang cari mati anjir! Ngapain lo deketin queen gue lagi? Mana selingkuhan lo? Pagi-pagi berangkat sama cewek lain anak baru lagi terus masih berani deketin my queen gue!" Balas Kenzi tak kalah tajam.
"Gosip murahan aja didengar." Ketus Raga.
"Jadi benar, Ga?" Tanya Adara yang sedari tadi diam.
"Lo percaya sama gosip murahan itu?" Ucap Raga yang balik bertanya.
"Adara mana percaya gosip kayak gitu. Dia percayanya cuma sama omongan lo." Ucap Kania yang tiba-tiba datang bersama Agatha dan Arga.
"Raga juga mana bisa selingkuh dari pawang tercintanya dan Tahta berharganya." Sambung Arga yang duduk disamping Raga dan merangkul sahabatnya itu.
"Awas aja lo macam-macam sama queen kita. Gue sentil lambung lo!" Ancam Kenzi dengan wajah seriusnya yang membuatnya tidak terlihat seram.
"Bie, pindah tempat lain ayo!" Ucap Raga berdiri dan menarik tangan Adara yang juga ikut berdiri dan mengikuti langkah cowok itu.
"Yah pergi tuh mereka. Lo sih Ken!" Ucap Agatha kesal.
"Lah kenapa gue?" Balas Kenzi tanpa dosa.
****
Jangan lupa sambil diputer lagunya diatas ya!
Taman belakang dekat gudang ini lah Raga dan Adara berada. Tempat yang tak banyak orang tahu dan lebih nyaman. Raga yang memilih tidur dengan menjadikan paha Adara bantal dan membiarkan gadis itu yang terus menatapnya dengan mengelus rambut dan memainkan alis tebalnya itu.
Adara tersenyum lembut ketika melihat wajah tenang Raga yang tertidur pulas itu. Jarinya yang lentik memegang wajah mulus Raga seperti memeriksa tidak ada yang luka atau lecet sedikitpun dari wajah cowok itu.
Jika diingat, Adara masih tidak menyangka jika seseorang yang selalu menjadi rivalnya disegala bidang itu dan cowok menyebalkan ini justru sekarang menjadi seseorang yang sangat ia cintai. Seseorang yang menjadi alasannya untuk bertahan dan seseorang yang selalu ada disaat suka maupun duka. Dan seseorang yang menjadi alasannya untuk mau membuka hati kembali.Dari cowok itu Adara belajar banyak hal. Bahwa tidak selamanya hidup itu akan berjalan seperti apa yang kita mau. Ada kalanya kita merasakan sedih, kecewa dan kehilangan. Tapi, itu semua bukan berarti akhir dari segalanya. Justru awal baru untuk kita berjalan menuju hidup yang lebih baik kedepannya dengan banyak pelajaran yang pernah kita lewati sebelumnya.
"Tadi berangkat sama siapa?" Tanya Adara yang memulai obrolan ketika mata kopi itu membuka matanya.
"Anak baru." Jawab Raga singkat dan jujur.
"Oh.. Cantik pasti." Ucap Adara kembali dan seketika Raga mengubah posisinya menjadi duduk.
"Bie.."
"Hmm?"
Raga pun mengusap wajahnya dan menatap Adara yang terkekeh dan tetap tersenyum kepadanya. Raga pun menghembuskan nafasnya berat dan menatap mata cokelat terang itu dengan dalam yang membuat Adara mengerutkan kening.
"Are you jealous?" Raga menatap dalam kemata yang menjadi kesukaannya itu.
Adara terkekeh,"Apaan sih, aku ng-" Ucapan Adara terpotong ketika tiba-tiba cowok itu memeluknya.
"Dia bukan siapa-siapa aku. Aku tadi berangkat sama dia gara-gara mobil dia mogok terus nggak sengaja aku nyerempet mobil dia juga. Dia nyegat motor aku terus katanya sebagai ganti rugi aku harus berangkat bareng sama dia tadi." Jelas Raga lalu melepas pelukkan itu dan menatap Adara.
Adara tersenyum mendengar penjelasan Raga.
"Iya, aku percaya sama kamu."
Raga menghela nafasnya lega. Tetapi matanya kembali bertemu dengan mata Adara ketika gadis itu kembali berucap kepadanya yang membuatnya tertegun.
"Aku percaya sama kamu. Lagian juga kalau kalian ada apa-apa emang aku bisa apa? Aku bukan siapa-siapa kamu. Aku juga bukan pacar kamu jadi buat apa aku ngelarang kamu? Aku nggak ada hak untuk itu juga kan ke kamu." Ucap Adara dengan senyum manisnya.
"Ra, apaan sih?!" Balas Raga tidak suka.
"Iya bener kan?"
"Emang kepastian yang aku kasih dan kalung itu kurang jelas ya buat kamu? Kamu milik aku dan aku milik kamu. Itu udah ngejelasin kalau kamu bukan hanya sekedar pacar aku, tapi kamu segalanya buat aku. Kamu berhak ngelarang aku buat nggak ngelakuin hal ini itu atau bahkan deket sama cewek siapa aja. Kamu boleh marah dan minta apapun ke aku kalau kamu mau." Raga menatap Adara dengan tatapan tulus dan sayang yang membuat gadis itu membeku mendengar semua ucapan cowok itu.
Adara menghembuskan nafasnya pelan dan menatap tangannya yang masih digenggam oleh cowok itu yang justru semakin erat untuk meyakinkannya.
"Aku cuma mau kita saling terbuka." Lanjut Raga yang merendahkan suaranya membuat bulu kuduk gadis itu meremang.
"Iya, aku minta maaf aku terlalu egois. Nggak seharusnya aku bilang kayak gitu ke kamu. Maaf, Ga.." Adara menundukkan kepalanya yang membuat beberapa helai rambutnya jatuh.
"Nggak perlu minta maaf. Kamu nggak salah, kalau nggak ada kayak gini kita nggak bakal bisa saling ngerti. Aku yang minta maaf udah ngebuat kamu ngerasa digantung." Ucap Raga dengan menarik dagu Adara agar gadis itu menatapnya.
Adara tersenyum dan Raga pun juga ikut tersenyum. Entah mengapa, perasaan aneh itu selalu muncul ketika Adara melihat senyuman Raga yang membuatnya menghembuskan nafasnya pelan untuk meredam perasaan aneh yang sering timbul akhir ini.
"Aku janji nggak bakal tinggalin kamu." Ucap Raga dengan wajah yang menunjukkan keseriusan dengan omongannya.
Adara tersenyum tulus.
"Iya.."
****
Yuhuuu!!Selamat berpuasa semuanyaa!
Jangan lupa tinggalkan jejak!
Salam ciaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Novela JuvenilSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...