PROM 7

2.6K 250 20
                                    

PROM 7.

Setelah mendapat pesan dari Gardu ketua geng SMA Alangka yang membuat Raga kembali mengeluarkan sisi gelapnya yang membuat siapa saja yang menatapnya dibuat ngeri dan merinding. Semua anak Angkasa sudah tahu jika ada anak dari SMA Alangka yang akan menyerang mereka dan sedang menunggu Raga didepan sekolah.

"Kumpulin semua anggota Aksara dari kelas sepuluh sampai dua belas. Lindungi Adara jangan sampai gang Gardu bawa dia." ucap Raga dingin yang langsung dipatuhi oleh kedua sahabatnya yang mulai meninggalkan kantin.

"Lo berdua jagain Adara sampai urusan ini selesai." ucap Raga kepada Kania dan Agatha yang juga mendapat anggukkan patuh dari mereka.

"Ga.." ucap Adara lirih dengan tatapan khawatirnya jika kejadian dua tahun yang lalu terulang lagi.

"Gue bakal baik-baik aja. Asalkan lo nurut dan nggak pergi kemana-mana sampai gue kembali." balas Raga dengan tatapan meyakinkan.

Kini Raga pergi meninggalkan Adara yang masih menatapnya cemas. Setelahnya ada tiga anggota Aksara yang menghampirinya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman yang juga diikuti kedua sahabatnya dibelakang.

Kenapa harus Adara? Karena urusan ini bukan hanya tentang permusuhan dua SMA terkenal itu saja. Tetapi, juga tentang harga diri dan dendam yang harusnya diselesaikan dengan baik-baik tetapi justru harus menggunakan kekerasan. Semua urusan ini ada sangkut pautnya oleh Adara karena Gardu yang tidak terima jika gadis itu menolak pertunangan mereka dan Adara adalah kunci utama untuk menghancurkan SMA Angkasa dan mengembalikan kejayaan SMA Alangka.

Wajar jika Adara menolak cowok kasar dan selalu semaunya sendiri tanpa memikirkan Adara dan untungnya saat itu masih ada Rangga yang notabennya saudara kandung Raga yang menyelamatkannya walaupun mungkin itu pertemuan terakhir mereka dengan cowok itu yang harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan gadis yang sangat ia cintai.

Penyesalan dan alasan mengapa Adara berubah adalah Arangga Gerhana Megantara. Lelaki yang selalu melindunginya bukannya meminta perlindungan oleh Adara. Lelaki yang selalu menjaga kehormatannya sebagai wanita. Seseorang yang selalu ada saat gadis itu sedih maupun senang harus meninggalkannya karena cowok berengsek yang selalu memaksanya untuk menjadi miliknya selamanya.

Tetapi kini posisi Rangga sekarang sudah terganti oleh adiknya sendiri Raga Tahta Megantara. Sosok dingin yang selalu membuat Adara merasa aman berada didekatnya. Merasa bahwa semuanya akan terlihat baik-baik saja jika bersamanya.

Sedangkan didalam Adara yang cemas. Justru diluar dengan hanya berbatas gerbang sekolah suasananya semakin memanas. Kumpulan dua geng besar yang selalu bermusuhan itu kini kembali berhadapan. Raga yang terlihat tetap tenang namun matanya menyorot jelas kebencian. Sedangkan Gardu yang memandangnya remeh dengan wajah yang siap untuk diberi bogem mentah.

"Mau apa lo kesini?" tanya Raga dengan suara berat dan dinginnya.

"Cuma mau ketemu sama tunangan gue." jawab Gardu dengan seringai diwajahnya.

Tangan Raga mengepal kuat."Jangan banyak bacot. Tujuan lo kesini apa? Cari mati?" ucap Raga lagi masih berusaha tenang dan tidak terpancing emosi.

Gardu yang menatap gerbang yang menghalanginya pun meminta salah satu anak buahnya untuk membuka gerbang sekolah itu. Dan kini tidak ada pembatas untuk kedua ketua dan anggota geng mereka masing-masing. Gardu maju satu langkah dan menatap Raga sebentar dengan terkekeh yang terdengar meremehkan.

"Sinting." ucap Raga dingin.

"Kuping lo masih waras kan? Gue mau ketemu sama tunangan gue dan bermain sedikit boleh kali ya udah lama nggak ketemu." ucap Gardu yang mulai menatap ke dalam sekolah.

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang