PROM 3
Hollaa!
Perkenalkan tiga sahabat kece diatas yang akan menemani kalian yuhuu!!****
Setelah sampainya dikamar sebuah pemandangan kamar yang berantakkan menyambut kedatangan Adara. Bantal dan guling yang berserakkan kursi kamar yang sudah berpindah tempat dan selimut yang sudah menghiasi lantai pengganti karpet. Siapa lagi yang melakukannya jika bukan dua makhluk yang dengan enaknya sedang tertawa diatas kasurnya."KANIAA.. AGATHAA!! KALIAN APAIN KAMAR GUE?" teriak Adara yang membuat kuping kedua sahabatnya sakit.
"Buset dah suara lo menggelegar." ucap Agatha tanpa dosa.
"Buat kenang-kenangan elah." ucap Kania santai.
"Kenangan muke lo." balas Adara yang membuat kedua sahabatnya tertawa.
"Udah sini lo. Kita main ToD dulu." ucap Agatha yang mau tak mau akhirnya Adara yang mengalah.
Kini ketiga gadis itu sudah membentuk sebuah lingkaran dengan ditengah mereka sebuah bolpen yang akan menjadi panah siapa yang harus ditantang. Adara sangat tidak berminat untuk melakukan permainan ini karena banyangannya sedari tadi pulang sekolah akan merebahkan tubuh dikasur dan tidur sampai besok pagi tapi itu hanya akan menjadi bayangan karena bolpen itu kini mengarah kepadanya.
"Demen gue kalau kayak gini." ucap Agatha.
"Trut or Dare?" tanya Kania.
"Trut." jawab Adara.
"Yah nggak seru lo. Padahal gue udah siapin tantangan buat lo." ucap Kania kesal yang membuat Adara tertawa kemenangan.
"Apa keinginan terbesar lo?" tanya Agatha.
"Gue pengen banget besok bisa ke jogja dan sekitarnya. Nikmatin senja dan matahari disana apa lagi bareng orang yang bisa ngelindungi gue dan bisa selalu ada buat gue kan seru tuh. Apa lagi kalau bareng sama kalian." jawab Adara yang membuat Agatha diam-diam tersenyum.
"Tadi lo pulang dianter siapa? Naik apa?" berganti Kania yang memberi pertanyaan.
"Raga." jawab Adara santai.
"WHAT?" seru Kania dan Agatha bersamaan dengan kedua mata mereka melebar menatap tak percaya dengan jawaban Adara.
"Serius lo?" tanya Kania maasih tak percaya.
"Iya. Udah lanjut ah." jawab Adara mengambil bolpen dan memutarnya yang berhenti di Kania.
"Trut or Dare?" tanya Agatha.
"Dare." jawab Kania mantab.
"Telfon Arga sekarang dan minta dia buat jemput lo besok." tantang Adara dengan senyum liciknya menatap Kania yang membelalakkan matanya.
"Jangan dong yang lain deh tantangannya." ucap Kania dengan wajah memelasnya.
"Yaudah bilang ke Arga besok kalau lo suka sama dia." ucap Agatha yang langsung bertos ria dengan Adara yang puas dengan tantangan yang Agatha berikan untuk Kania.
"Yaudah deh gue telfon." ucap Kania pasrah dengan mengambil ponselnya yang berada dinakas sebelah kasur Adara.
Sempat ragu untuk menelfon Arga namun akhirnya Kania tetap mendial nomor cowok itu dengan harap-harap cemas semoga Arga tidak mengangkat telfonnya. Namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadanya karena suara berat itu kini terdengar dari sambungan telfon Kania yang artinya Arga mengangkatnya.
"Halo Kan, kenapa"
"Halo Ar, besok lo bisa jemput gue sebelum berangkat?"
"Bareng maksudnya?"
Adara dan Agatha memberi kode dengan menganggukkan kepala yang membuat Kania memutar kedua bola matanya malas. Awas saja nanti mereka akan ia balas jauh lebih parah.
"Iya. Bisa kan?"
Diam sejenak dengan suara diseberang sana yang sedikit berisik seperti meminta persetujuan. Sampai akhirnya Arga kembali menjawab.
"Kalau besok pagi gue nggak bisa. Gue disuruh berangkat pagi sama Raga buat siapin penyeleksian. Tapi pulang sekolah gue bisa, pulang sekolah lo bareng sama gue aja Kan." jelas Arga.
"OKE JANGAN LUPA ANTER KANIA BESOK ARGA." seru Adara dan Agatha yang langsung mematikan sambungan telfon tersebut dan mereka pun langsung tertawa terbahak.
"Puas lo berdua." ucap Kania kesal.
Karena kini tinggal tersisa Agatha yang belum diberi sebuah pilihan maka sekarang giliran Kania yang membalas perbuatan mereka dengan memberi pilihan kepada Agatha.
"Trut or Dare?" tantang Kania.
"Trut." jawab Agatha.
"Raga siapa lo?" tanya Adara sebelum mendahului Kania yang sudah siap dengan pertanyaannya.
Seketika tubuh Agatha menegang dan jantungnya berdetak tak beraturan. Adara terus menatapnya yang membuat Agatha semakin cemas harus berkata jujur atau tetap menyembunyikannya dari Adara?
****
-Salam Ciaa-
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...