PROM 11

2.2K 235 12
                                    

PROM 11.

"Raga." panggil seorang gadis yang sedari tadi mengejarnya dibelakang. Siapa lagi kalau bukan Adara.

"Hmm." sahut Raga cuek tanpa mengurangi kecepatan jalannya.

"Temenin naik paralayang." pinta Adara sedari tadi yang tidak diindahkan sama sekali oleh cowok dingin didepannya.

"Nggak." ucap Raga singkat yang membuat Adara semakin mengerucutkan bibirnya.

"Ayo dong! Besok kan udah nggak kesini lagii." rengek Adara yang masih terus membujuk Raga.

"Kenapa nggak sendiri aja sih?" ucap Raga masih terus berjalan.

"Takut," balas Adara dengan cengiran diwajahnya.

"Kalau takut kenapa mau naik?" tanta Raga sedikit kesal.

"Kalau sama lo kan jadi berdua terus ada yang jagain dibelakang. Kalau sendiri gue takut nanti talinya lepas." sahut Adara yang membuat Raga memutarkan bola matanya.

"Sama Kenzi aja."

"Nggak mau."

"Sama Arga."

"Nggak mauuu."

"Sama mas-masnya."

"Nggaak mauuu."

Raga pun yang gemash sendiri akhirnya membalikkan badan secara tiba-tiba yang membuat Adara menjadi menabrak badan cowok itu. Sembari mengusap jidatnya yang bertubrukkan dengan dada bidang Raga ia menatap cowok itu yang juga kini tengah menatapnya.

"Sakit?" tanya Raga dengan mata teduhnya.

"Lumayan." jawab Adara masih mengusap jidatnya.

Raga pun menyingkirkan tangan gadis itu dari jidatnya dan kini diganti dengan Raga yang mengusap pelan jidat yang sempat menabrak dadanya itu. Adara diam dan hanya meringis sedikit namun setelahnya ia kembali diam dan menatap cowok yang lebih tinggi didepannya.

"Sorry." ucap Raga pelan dengan suara beratnya.

"Nggak dimaafin." balas Adara pura-pura marah.

"Loh?" ucap Raga bingung.

"Bakal dimaafin kalau mau nemenin Adara naik paralayang." balas gadis yang membuat Raga membuang nafasnya berat."Yaudah kalau nggak mau. Nggak dimaafin." sambung Adara dengan mengeluarkan jurus andalan semua cewek.

"Iya-iya Raga temenin." ucap Raga yang membuat gadis didepannya itu bersorak senang dan langsung menarik cowok itu menuju salah satu tebing.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya kini giliran Adara dan Raga untuk bersiap-siap sebelum lepas landas bersama parasut besar yang akan membawa mereka terbang ke udara. Raga dengan wajah santai dan datarnya sedangkan Adara dengan wajah panik dan antusias yang menjadi satu. Mereka yang sudah dipasang beberapa alat pengaman dan beberapa tali untuk membantu mereka saat lepas landas dan juga saat mendarat nanti.

Raga yang sudah diberi arahan dan langsung bisa ditangkap oleh cowok itu pun mulai bersiap-siap dengan Adara yang berada didepannya. Semua pandang mengarah ke mereka. Begitupun ada beberapa anak Angkasa yang tidak mau meninnggalkan moment itu mereka mengambil gambar dua sajoli yang sudah siap untuk berlari dan akhirnya merasakan terbang diudara menggunakan parasut berwarna merah dan biru itu.

"Tutup mata lo kalau lo takut. Tapi juga dengerin aba-abanya." bisik Raga tepat ditelinga Adara yang membuat bulu gadis itu meremang.

Adara hanya mengangguk patuh. Setelahnya ia memejamkan mata dan tak lama kemudian suara seruan untuk berlari dan angin kencang yang menerpa kulit mulus gadis itu sangat terasa. Kakinya sudah tidak lagi menapak ditanah justru sudah seperti melayang.

"Buka mata lo." perintah Raga ditelinga gadis itu.

Dan sedetik kemudian mata Adara terbuka dan melihat bagaimana indahnya sore hari itu yang kebetulan tepat saat matahari mulai tenggelam. Warna kuning yang berubah menjadi jingga itu sangat lah indah. Bersamaan dengan matahari dan warna air laut semakin membuat mata Adara tak lepas dari pemandangan yang berada didepannya.

Bersama dengan seseorang yang selalu ada untuknya dan selalu membuatnya merasa aman serta nyaman berada didekatnya. Seseorang yang berhasil membuatnya khawatir dan juga merasakan deguban jantung yang membuat pipinya selalu panas seperti kepiting rebus jika melihat senyum atau bahkan mendengar tawanya.

Bersama Raga ia berjanji tidak akan merasa sendirian lagi dan akan menjadi lebih baik diumurnya yang baru ini. Hari ini akan menjadi hari yang tidak akan gadis itu lupakan, karena bersama lelaki didekatnya itu ia sudah menetapkan hatinya dan membuka ruang dihatinya kembali serta hidup yang baru dan lebih membahagiakan.

"Happy sweetseventeen Mahkota Adara Melodyna." bisik Raga yang membuat Adara menengokkan kepalanya dan melihat senyum hangat yang terbit dibibir cowok itu.

"Gue tau, gue bukan cowok romantis yang suka ngasih bunga atau cokelat ke lo dan cuma bisa ngasih kado ucapan didepan senja yang akan berganti malam. Makin dewasa dan tetap jadi Adara yang Raga kenal. Jangan pernah merasa sendirian lagi, karena sekarang lo punya gue yang akan terus berusaha untuk selalu ada didekat lo, ngelindungi lo dan ada disaat lo butuhin sampai akhirnya lo udah nggak butuhin gue," ucap Raga yang membuat mata Adara tak sadar sudah berkaca-kaca.

"Nggak usah pakai status ya, karena mulai sekarang lo milik gue seutuhnya dan nggak ada yang boleh ambil lo dari gue atau nyakitin lo sedikit pun. Dan gue juga mulai sekarang punya lo. Walaupun tanpa status tapi lo milik gue dan gue milik lo. Terserah orang mau bilang kita pacaran atau apa. Karena disini gue Raga Tahta Megantara mau lo jadi milik gue dan tunggu gue sukses sampai akhirnya gue seriusin lo nantinya. Sabar nggak papa kan, bie?" sambung Raga dengan mata teduhnya.

"Iya nggak papa." balas Adara dengan air mata yang tak sadar menetes dari pelupuk matanya namun senyuman indah gadis itu tidak luntur dan kebahagiaan yang terpancar jelas dimata cokelat terang indahnya itu.

Betapa bahagianya Adara saat ini. Status tidak menjamin karena kepastian dan juga komitmen yang lebih utama.

Dan tepat saat matahari tenggelam bersamaan dengan senja yang masih menghiasi langit menjadi saksi bisu bahwa kini Mahkota Adara Melodyna yang genap berumur tujuh belas resmi menjadi milik seorang Raga Tahta Megantara dan begitu sebaliknya sampai Raga membuktikan keseriusannya seperti apa yang ia ucapkan kepada gadis yang sangat ia cintai itu.

****

Salam Ciaa!

Happy Reading!

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang