PROM 12.
Setelah mendarat dan melapas alat pengaman ditubuh mereka. Raga dan Adara berjalan menyusuri setiap tepi pantai. Raga sengaja membawa Adara berjalan kemari yang padahal gadis itu sudah sangat lelah tetapi cowok itu tetap memaksanya berjalan ditepi pantai yang entah akan membawa mereka kemana.
"Ga, capek. Balik lagi aja yuk." ucap Adara membungkukkan badan karena lelah berjalan.
"Sebentar lagi sampai, Ra." balas Raga yang tetap membuat gadis itu tidak beranjak untuk berjalan.
Raga yang tidak tega pun menghampiri Adara dan berjongkok didepan gadis itu. Adara yang tidak mengerti maksud dari cowok itu membuat Raga terkekeh melihat wajah polos gadisnya itu.
Untung sayang, batin Raga.
"Katanya capek. Yaudah sini gue gendong." ucap Raga akhirnya yang membuat gadis itu baru mengangguk paham.
"Gemesh." ucap Raga sambil mengacak rambut panjang itu."Sini naik keburu kemaleman." sambung Raga yang langsung dituruti gadis itu.
Adara mengalungkan kedua tangannya dileher Raga dan menenggelamkan wajahnya dibahu cowok itu. Mencium bau maskulin yang khas dari cowok itu membuat Adara betah berlama-lama didekat Raga. Hembusan angin menerpa rambut Adara yang digerai, udara dingin menusuk kulit putih gadis itu yang membuatnya mengeratkan pelukkan dileher Raga.
Sampai akhirnya kini mereka berada ditempat yang sudah Raga dan teman-temannya siapkan untuk surprise dihari ulang tahun Adara. Belum ada yang mengucapkan ke gadis itu, bahkan kedua sahabatnya pun bersikap biasa saja tidak ada ucapan dipagi hari untuknya yang membuat Adara mogok bicara kepada Kania dan Agatha.
Sebelumnya Raga meminta Adara untuk menutup matanya menggunakan kain berwarna hitam yang cowok itu bawa sedari tadi. Sempat ada penolakan dari Adara, namun bukan Raga namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Meminta hati gadis itu untuk dijaganya saja Raga bisa, apa lagi harus memohon agar gadis itu mau ditutup matanya hanyalah hal kecil yang sudah pasti bisa Raga taklukkan.
Raga menuntun Adara berjalan dengan mata yang tertutup. Semua orang sudah berada ditempat itu dengan pakaian hitam dan putih yang sudah disusun sebagai dresscode karena Raga yang meminta agar warna terlihat lebih kompak dan serasi.
"Hitungan ke tiga kamu boleh buka penutup matanya." ucap Raga pelan yang membuat Adara mengerutkan dahinya.
"Satu.."
"Dua.."
"Tiga.."
Adara membuka penutup matanya dan betapa terkejutnya ada banyak orang yang berada ditempat itu termasuk dua sahabatnya yang meniup terompet kecil.
"HAPPY SWEET SEVENTEEN QUEEN MOST WANTED ANGKASA." seru semua orang secara bersamaan yang membuat Adara membekap mulutnya tak percaya.
"Thank you so much guys.." ucap Adara dengan senyum lebarnya.
Suasana ditepi pantai dengan berbagai lampion yang menggantung dibatang pohon. Dua meja kayu besar yang berisi makanan dan minuman serta satu meja dengan beralaskan putih terdapat roti ulang tahun dan lilin diatasnya dengan angka tujuh belas serta kado yang berada dibawah meja dan juga diatas meja.
Tidak hanya itu, terdapat api unggun yang membuat suasana menjadi lebih hangat serta banner putih bertuliskan 'happy birthday Adara.' yang terpasang diantara dua pohon yang bersebelahan. Dan juga suasana putih dan gold menambah kesan mewah yang terpancar dari lampu yang melingkar dibatang pohon dan meja.
"Sekarang saatnya tiup lilin." ucap Kania heboh yang langsung membawa kue tersebut ke depan sahabat terbaiknya itu.
"Jangan lupa make a wish dulu." balas Agatha yang berada disamping Kania yang mendapat anggukkan dari Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...