PROM-31

1.6K 143 0
                                    

Berdiri dibawah bintang yang menghiasi langit malam ini. Beristirahat sejenak dari keramaian kota yang semakin malam semakin ramai.

Setelah makan malam disalah satu tempat makan sederhana bertenda biru. Raga sengaja membawa Adara menuju rooftop yang berada di perusahaan milik keluarganya.

Raga menatap Adara yang sangat cantik dan polos disebelahnya. Gadis rapuh yang berhasil ia bangkitkan itu tersenyum tipis menatap tiga bintang yang paling terang diantara bintang lainnya.

Dan Raga yakin Adara menganggap tiga bintang itu tiga orang yang sangat ia sayang dan cintai.

Papa, Mama dan Rangga..

Benar kata Rangga jika Adara terlalu sayang untuk dibuat menangis atau bahkan disakiti.

Gadis yang harus merasakan kehilangan bersamaan dengan kebahagiaan. Gadis cantik dan polos yang selalu berusaha ikhlas menerima takdir dari Yang Maha Kuasa. Gadis kuat dan dewasa yang pernah Raga kenal setelah Mamanya.

Raga sangat menyayangi dan mencintai Adara melebihi dirinya sendiri. Meskipun akan banyak hal yang akan menguji cinta tulus mereka, Raga tidak akan pernah melepaskan gadis itu untuk pergi.

Itu janji seorang Raga Tahta Megantara.

Ucapan Adara membuatnya tersadar dari lamunan dan pikirannya sendiri.

"Kalau malam datang aku sering banget sempatin buat keluar kamar sebentar. Cari-cari bintang diatas sana yang paling terang dan pasti aku nemuin tiga bintang terang itu." Tunjuk Adara pada tiga bintang paling terang.

"Dan kamu selalu berpikir kalau itu Mama, Papa sama Rangga." Kata Raga dengan lembut.

Adara menurunkan tangannya yang menunjuk bintang. Gadis itu mengarah menatap Raga yang berada disampingnya.

Raga merapikan beberapa helai rambut Adara yang menutupi wajahnya karena terkena angin. Cowok itu tersenyum.

"Aku tau kamu masih belum bisa ikhlas menerima semua perubahan yang ada dihidup kamu, Ra. Aku juga tau kalau kamu masih suka merasa kesepian padahal ada aku selama ini didekat kamu." Ucap Raga lagi.

"Promyana is not essy for me.." Lirih Adara.

"Kamu tau arti sebenarnya Promyana? " Tanya Raga.

"Perubahan." Jawab Adara.

"Iya perubahan. Perubahan yang akan selalu hadir didalam hidup kita dan kita harus bisa menerimanya." Ucap Raga dengan suara beratnya.

"Dan karena perubahan itu yang membuat aku akhirnya mengenal kamu." Balas Adara dengan senyum tipisnya.

Raga terdiam sebentar dan akhirnya ia membalas senyuman Adara dan mengecup sebentar dahi gadis itu.

Raga memeluk Adara. Membiarkan gadis itu tenggelam didekapannya. Tubuh mungil itu selalu terasa nyaman untuk dipeluk.

Raga menarik nafasnya sebentar. Ada sorot kesedihan, tidak terima dan bersalah dimata tajamnya. Cowok itu terus memeluk Adara erat seperti mereka sebentar lagi akan berpisah dan Raga yang tidak mau melepaskannya.

Adara melonggarkan pelukkan mereka dan melepasnya tapi tangan cowok itu masih bertengger dipinggangnya. Adara mengelus setiap inci wajah cowok itu.

Dari alis tebalnya, bulu matanya dan rahang kokoh itu. Raga memejamkan matanya membiarkan tangan mungil itu memeriksa wajahnya.

"Adara.." Panggil Raga yang membuat tangannya berhenti.

"Apa?" Balas Adara lembut.

Raga membuka matanya dan langsung bertemu dengan mata cokelat terang yang selalu membuatnya tenang.

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang