PROM 27
Malam ini Adara memutuskan untuk menonton film yang sempat tertunda karena banyaknya tugasnya yang terus membuatnya susah mencari waktu luang. Berhubung Adara sudah mengerjakan tugasnya dan dirumah pun terlihat sepi karena bi Asih yang sedang pergi dan Raga yang belum pulang.
Adara membuka lemari makanan tetapi tidak ada satu pun cemilan didelamnya. Gadis itu menghembuskan nafasnya berat dan berjalan menuju kamarnya untuk mengambil cardigan hitam dan uang untuk pergi ke minimarket yang berada didepan kompleks rumahnya. Setelah menutup pintu Adara berjalan kaki menuju minimarket dengan menikmati udara malam.
Ditengah jalannya yang sepi, Adara melihat ada mobil putih yang berjalan menuju kearahnya. Gadis itu mengerutkan kening ketika mobil putih itu berhenti ditempatnya berdiri. Pintu terbuka dan menampilkan figur seseorang yang ia kenali sebagai adik kelas disekolahnya yang sudah menyebarkan berita yang tidak-tidak.
Garneta berjalan mendekati Adara dengan dress merah pendek dan rambut yang ia biarkan terurai. Adara sempat berpikir jika Garneta memiliki kulit yang kebal dengan melihat pakaian yang dipakainya dan udara malam yang dingin. Garneta dengan wajah angkuhnya dan Adara dengan wajah tenang.
"Jauhi Raga." Ucap Garneta tiba-tiba yang membuat Adara mengerutkan kening.
"Kenapa?" Tanya Adara dengan tenang.
"Karena dia punya gue dan lo nggak pantas buat dia." Jawab Garneta dengan penuh penekanan.
"Tau darimana kalau lo lebih pantas?" Ucap Adara lagi.
"Gue jauh lebih kenal Raga duluan sebelum lo. Jadi nggak usah mimpi bisa jadi pemeran utama dan orang pertama dikehidupan Raga. Asal lo tau, lo itu cuma pemeran pengganti disaat pemeran utama pergi dan sekarang pemeran utamanya udah datang jadi lo harus pergi jauh-jauh. Gue yang pertama buat Raga." Kata Garneta.
Adara terkekeh,"Perlu lo tau nggak ada pemeran utama disini dan kalaupun ada itu bukan lo. Satu lagi, yang pertama belum tentu jadi yang terakhir." Ucap Adara tenang.
Garneta menggeretakkan gigi dan mengepal kedua tangannya kuat. Tatapan nyalangnya tidak berpengaruh bagi Adara yang terus bersikap tenang seolah itu hal yang tidak penting untuknya.
"Jauhi Raga atau gue yang ngebuat lo ngejauh dari Raga!" Ancam Garneta dengan melangkah mendekati Adara.
"Mau lo ngancem gue berapa kali pun gue nggak akan ngejauhin Raga. Lo mungkin emang yang pertama tapi gue pastiin gue yang jadi terakhir buat Raga." Ucap Adara dengan menatap mata Garneta dengan dingin.
Tangan Garneta yang sudah gatal pun akhirnya melayang menampar Adara tetapi sayangnya langsung dicegah oleh Kania yang berada dibelakangnya. Garneta menggeram kesal dan melepas cekalan tangan Kania dan menatap kakak kelasnya yang satu itu.
"Sekali lo berani nyentuh sahabat gue. Gue jamin hidup lo nggak bakal tenang disekolah." Ucap Kania dengan menatap tajam Garneta.
"Anak baru aja udah belagu. Adik kelas lagi mending pulang sana, ganti baju terus tidur. Bukannya malah kelayapan pakai rok minim ngelabrak orang ditempat sepi! Mau jadi apa lo?!" Cecar Kania penuh emosi.
Garneta yang sudah malas jika bertemu dengan teman-teman Adara itu pun memilih diam dan langsung berjalan menuju mobilnya. Sebelum benar-benar masuk kedalam mobil, Garneta menatap Adara dengan tajam dan kembali berucap yang membuat Adara maupun Kania terdiam.
"Lo cuma orang baru dikehidupan Raga. Kalau bukan karena kakaknya Rangga yang nitipin lo ke Raga dia nggak bakal mau repot-repot balik ke Indonesia. Raga cuma kasihan sama lo dan nurutin permintaan kakaknya yang terakhir. Setelah semuanya selesai dia bakal pergi ninggalin lo. Jadi cukup tau diri aja kalau yang pertama akan tetap jadi yang pertama." Ucap Garneta dengan senyum miring yang tercetak diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Roman pour AdolescentsSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...