PROM 21

1.9K 177 4
                                    

PROM 21

Sebulan setelah kejadian Gardu yang menyerang SMA Angkasa dan sudah sebulan pula UAS telah selesai dilaksanakan kelas XII yang sebentar lagi akan melaksanakan UN untuk menentukan kelulusan mereka dimasa abu-abu ini.

Dan sudah satu bulan setelah kejadian itu Adara jarang sekali bertemu dengan Raga. Pesan dan panggilan yang ia kirim ke cowok itu sama sekali belum dijawab atau bahkan dibalas. Kesal? Sudah jelas. Galau? Apa lagi. Uring-uringan? Hampir setiap hari hanya karena cowok dingin itu.

Adara keluar dari kelas setelah melaksanakan UAS hari terakhirnya. Ketika teman-temannya sudah bernafas lega dan bahagia karena UAS sudah selesai. Berbeda dengan gadis itu yang masih murung dan terus menatap ponselnya yang sama sekali tidak menandakan ada notif dari seorang Raga Tahta Megantara.

Adara mengacak rambutnya frustasi."Hiih.. Kemana sih?"

Adara berjalan menuruni tangga untuk menuju parkiran. Hari ini Adara dijemput oleh Alden yang kebetulan baru pulang dari Negara Paman Sam karena mendapat libur sebelum ia wisuda nanti. Dengan wajah menunduk dan lesu gadis itu berjalan tanpa melihat depannya yang membuat Adara menubruk seseorang didepannya.

Aduh!

"Lihat-lihatan, Ra."

Adara yang masih mengusap jidatnya itu berhenti ketika mendengar suara yang sangat ia kenali itu. Adara langsung menengadahkan kepalanya menatap seseorang yang ia tabruk barusan.

Raga tersenyum dan mengusap jidat gadisnya.

"Kebiasaan banget benturin jidatnya." Ucap Raga lembut dengan senyum tipis dibibirnya.

"Iiih.. Kemana aja, capt?" Adara tidak mempedulikan ucapan cowok itu dan langsung memeluknya yang membuat Raga terkekeh.

"Pergi nggak bilang-bilang. Udah lupa kalau masih punya cewek yang digantungin?" Sambung Adara dalam dekapan Raga.

Raga terkekeh melihat sikap Adara yang mendadak manja seperti ini yang membuat cowok itu semakin gemash dengan tingkahnya.

Raga melepas pelukan mereka,"Kenapa? Kangen?" Tanya Raga menatap gadisnya tepat di mata cokelat terang kesukaannya.

"Menurut bapaknya aja gimana? Kalau udah tau ngapain tanya, Huh!" Jawab Adara yang masih melingkarkan tangannya dipinggang cowok itu.

"Kenapa jadi manja gini? Biasanya juga ditinggal nggak papa." Ucap Raga yang membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Yakan bedaa.." Balas Adara yang lebih terdengar rengekan.

"I miss you."

Raga mencium kening Adara yang membuat gadis itu memejamkan mata. Jujur, cowok itu juga sangat merindukan Adara. Setelah disibukkan dengan pendaftaran dan beasiswa yang menyita banyak waktunya untuk tidak bertemu dengan gadisnya membuat cowok itu sempat kesal sendiri karena untuk pertama kalinya seorang Raga tidak berhenti memikirkan seorang gadis yang kini sedang berada dipelukkannya.

Bagaimana keadaannya? Apa yang sedang dia lakukan? Dan semuanya yang gadis itu lakukan membuat Raga penasaran dan selalu ingin berada didekat gadis itu.

"Pulang, yuk!" Ajak Raga dengan menggenggam tangan Adara yang terasa pas ditangannya.

"Aku dijemput abang." Ucap Adara sebelum mereka benar-benar naik ke motor besar berwarna putih milik cowok itu.

"Aku udah bilang Bang Alden buat nggak jemput kamu." Balas Raga dengan menggunakan kosa kata aku-kamu yang membuat Adara terkekeh geli.

"Yaudah ayo!" Dengan semangat dan bergandengan tangan mereka menuju parkiran motor yang sudah mulai sepi karena murid yang lain sudah pulang dan menyisakan beberapa.

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang