PROM 28

1.5K 124 17
                                    

PROM 28

Dia terlalu berharga untuk dibuat nangis..

****

Dua kakak beradik yang sedang berada dikamar salah satunya itu sama-sama terdiam fokus dengan PS yang berada didepan mereka. Tangan mereka yang lincah saling memencet tombol yang ada hingga adik mereka yang paling kecil datang dengan membawa undangan yang ia berikan kepada kakak tertuanya.


Rangga mengerutkan kening yang membuat Raka mengehembuskan nafasnya kasar dengan wajah datarnya.

"Undangan buat lo nih." Ucap Raka dengan memberi undangan dan berjalan keluar kamar.

"Kak Adara sama Gardu mau tunangan tuh lo disuruh datang."Sambung Raka yang membuat Rangga maupun Raga terdiam seketika.

Rangga buru-buru membuka undangan itu dan membacanya dalam hati. Hatinya terbakar ketika melihat nama kekasihnya yang sangat ia cintai Mahkota Adara Melodyna terukir bersama nama cowok brengsek diatasnya, Gardu Sanjaya.

Rangga melempar undangan itu asal dengan emosi. Sedangkan Raga membacanya dengan teliti dan kemudian menatap abangnya itu dengan prihatin.

"Jangan kebawa emosi dulu." Kata Raga menenangkan.

Belum sempat Rangga membalas ucapannya, dering telefon mengalihkan perhatiannya. Disana tertera nama Adara yang langsung tanpa menunggu lama ia pencet tombol berwarna hijau dan langsung disambut dengan suara tangisan.

Rangga panik saat mendengar suara tangisan gadis yang sangat ia cintai melebihi dirinya sendiri. Hatinya sakit dan Rangga bersumpah akan membuat orang yang berani membuat berliannya itu menangis menderita walaupun tidak melalui tangannya sendiri.

"Sayang, hei kenapa?" Tanya Rangga dengan khawatir.

"Aku-aku ng-nggak mau tu-tunangan sama Gar- Gardu, Ngga." Jawab Adara diseberang sana dengan tangis yang pilu.

"Ssst.. Jangan nangis. Aku janji nggak bakal ngebiarin pertunangan itu terjadi." Ucap Rangga dengan rahang yang mulai mengeras.

Bising-bising Rangga mendengar sebuah perdebatan dan juga bentakan keras diseberang sana dan saat itu juga Rangga mendengar sebuah tamparan dan juga teriakan yang sangat ia kenali. Setelahnya sambungan itu terputus sepihak.

Nafas Rangga sudah tidak bisa teratur. Kedua tangannya mengepal erat. Raga yang mendengar suara tangisan itu tiba-tiba merasakan hal yang berbeda dihatinya. Rasa sakit dan juga.. ah sudahlah sangat sulit untuk dijelaskan.

Rangga langsung menyusun cara saat itu juga. Ia menelfon anak buahnya untuk memberi tahu kabar soal Adara dan memberi tahu apa tugas mereka. Walaupun wajahnya yang terlihat tenang, Raga tahu jika dilubuk hati kakak tertuanya itu terdapat ketakutan dan khawatir yang mendalam.

Senja mulai datang. Raga sudah bersiap akan menjemput gadis yang akhir-akhir selalu memenuhi otak dan hatinya. Dia bernama Garneta. Gadis cantik dengan blasteran dan juga pemilik senyum manis yang membuat Raga senang melihatnya. Gadis yang selalu pengertian itu yang membuat Raga mampu bertekuk lutut padanya.

"Mau kemana lo?" Tanya Rangga.

"Jemput cewek gue lah." Jawab Raga dengan mantab.

"Beneran cewek lo?" Tanya Rangga lagi penuh selidik. Jujur Rangga tidak terlalu suka dengan cewek yang adiknya itu pilih.

"Otw malam ini sih hehe.." Jawab Raga dengan diselingi kekehannya."Lo sendiri mau kemana?"Tanya balik Raga.

"Nyelametin jodoh." Jawab Rangga yang membuat Raga tertawa kecil.

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang