Prom 18.
Deruman motor-motor besar membuat konsetrasi murid-murid SMA Angkasa terganggu. Arga yang duduk dekat jendela pun menoleh melihat keramaian motor-motor besar yang seperti mengarah ke sekolahannya. Tatapan cowok itu terarah dengan seragam sekolah yang gerombolan itu pakai walaupun ada beberapa orang yang menggunakan jaket hitam.
"Kayak sekolah sebelah." Gumam Arga masih menatap segerombolan motor yang semakin mendekat itu.
Tiba-tiba Deo yang termasuk anggota Aksara datang ke kelas 12 IPS 1 lebih tepatnya kelasnya. Nafas cowok itu terengah-engah dengan wajah yang panik dan keringat yang bercucuran di dahinya. Tanpa mempedulikan guru yang sedang mengajar cowok itu masuk ke dalam kelas.
"CAPT! ALANGKA NGAJAK PERANG!" Ucapnya yang membuat satu kelas mentapnya dengan wajah terkejut.
Tanpa menunggu lama lagi, Raga beserta dua sahabatnya segera berjalan keluar kelas tanpa mengindahkan teriakan Bu Andin yang memanggil namanya. Langkah cowok itu semakin cepat. Rahangnya mengeras dan kepalan tangannya semakin kuat yang membuat uratnya timbul.
"Kumpulin semua anak-anak Aksara dari kelas sepuluh sampai dua belas. Sekarang!" Perintah Raga yang langsung diberi anggukkan oleh kedua sahabatnya.
Mereka berpisah dikoridor. Raga berjalan terburu menaikki tangga menuju kelas 12 IPA 1 lebih tepatnya kelas Adara. Cowok itu tahu tujuan kenapa Gardu berani datang lagi ke sekolahannya bukan karena hal sepele seperti sebelumnya. Tetapi, karena Gardu ingin mengambil alih kejayaan sekolahnya yang hanya bisa dipindahkan oleh anak berprestasi dengan kewewenangan disekolah itu, yaitu Mahkota Adara Melodyna. Karena tidak mungkin Gardu meminta kepada Raga yang pasti sudah jelas ditolak oleh cowok itu.
Sesampainya didepan kelas gadisnya, Raga berdiri diambang pintu dan menatap Adara yang juga menatapnya. Tetapi, setelahnya Raga menatap dua anak buahnya yang termasuk anak Aksara itu dengan tatapan serius.
"Jagain Adara. Jangan sampai Gardu maupun anggota Alangka masuk kelas ini atau bahkan nyentuh cewek gue. Ngerti?" Ucap Raga dingin yang langsung dibalas anggukan oleh Edo dan Abraham.
"Kenapa sih, Ga?" Tanya Agatha bingung.
"Kalau lo nggak mau sekolah ini runtuh. Jangan biarin cewek gue disentuh sama Gardu. Gardu ada didepan." Jawab Raga yang membuat wajah Agatha memucat.
Setelah itu Raga meninggalkan kelas gadisnya dan berjalan cepat menuju tangga. Dengan melepas dasinya dileher kemudian menggantinya dengan mengikatnya dikepala sudah tercetak jelas bahwa cowok itu siap menghadapi pertempuran besar setelah kejadian dua tahun yang lalu.
Kini cowok itu sudah sampai diluar sekolah dan memimpin barisan teman-temannya yang juga sudah siap. Gardu kali ini membawa tambahan pasukan yang Raga kenal sebagian preman-preman yang disewa Gardu untuk membantunya menghancurkan Raga dan sekolahnya. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada jumlah anak Aksara yang ada bersamanya, tapi itu tidak membuat King Most Wanted ini takut dengannya.
"Setelah apa yang sekolah lo perbuat. Gue nggak bakal tinggal diam. Gue bakal kembaliin lagi kejayaan SMA Alangka meskipun harus ngelawan lo." Ucap Gardu dengan menatap tajam Raga.
"Harusnya lo sadar. Bukan sekolah gue yang ngebuat harga diri sekolah lo jatuh gara-gara menang jadi best school dan mengambil alih kejayaan sekolah lo. Tapi lo ngaca yang ngebuat harga diri sekolah lo jatuh ya lo sama teman-teman lo yang ngebuat pesta dugem disekolah." Balas Raga dengan tenang.
"So, emang sekolah gue yang berhak dapat penghargaan itu. Bukan sekolah lo." Sambung Raga yang membuat emosi Gardu meluap.
"BACOT LO!" Umpatnya.
BUKK!
Satu pukulan keras dari Gardu menjadi pembuka dalam perkelahian antar dua sekolah yang sudah sangat terkenal dengan perselisihannya. Pukulan yang diberikan Gardu tidak berarti apa-apa untuk Raga justru semakin menatap remeh Gardu yang wajahnya sudah merah padam.
Raga mulai membalas pukulan Gardu tak kalah keras secara bertubi-tubi. Tetapi, kali ini Gardu justru lebih bisa membalas setiap pukulan dan tendangan yang diberikan oleh Raga yang membuat cowok itu sedikit kuwalahan. Sampai akhirnya Raga memukul bagian kepala cowok tengil itu yang membuatnya tersungkur ditanah.
"Segitu doang kemampuan lo?" Ucap Raga dengan nada dinginnya.
Ketika Raga akan melangkah membantu teman-temannya yang juga sedang dikeroyok itu. Satu hantaman kayu mendarat dikepalanya dan membuatnya sedikit pusing serta tersungkur ditanah. Raga melihat Gardu yang membawa balok kayu itu dan menatapnya dengan senyum licik.
"Banci!" Umpat Raga dengan mencegah Gardu yang akan masuk kedalam sekolahnya.
Tetapi ketika ia akan memberikan pukulan kepada Gardu, cowok licik itu mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan dikantong celananya. Gardu pun langsung menggunakan pisau itu dan menusuk bagian kanan perut Raga yang seketika darah pun menghiasi seragam putih itu. Raga terjatuh dengan menahan sakit yang mulai menjalar akibat tusukan itu.
Kenzi dan Arga yang melihat Raga terjatuh dengan darah yang keluar dari pinggang cowok itu langsung menghampiri sahabatnya. Raga mulai berdiri dengan mata yang menatap tajam Gardu yang tengah menatapnya remeh dengan memasukkan pisau lipat itu kedalam saku celananya.
"Jangan salahin gue kalau cewek yang lagi lo lindungi didalam akan tetap jadi milik lo dan sekolah lo setelah gue ajak dia jalan-jalan." Ucap Gardu yang diselingi tawa jahatnya dan mulai berjalan masuk ke sekolah.
"BANGKE LO! Ken! Ar! Kejar dia! Jangan sampai dia culik cewek gue!" Teriak Raga dengan berusaha berdiri tetapi sakit itu semakin menjalar ke tubuhnya.
"Tapi lo-" Ucap Arga terpotong.
"Adara lebih penting daripada gue. Cepet!" Balas Raga dengan wajahnya mulai memucat.
Kenzi dan Arga akhirnya menuuruti perintah Raga dan membiarkan sahabatnya itu yang tengah menahan rasa sakit akibat tusukan yang diberikan Gardu. Sedangkan Raga, cowok itu mengambil ponselnya dan langsung menghubungi seseorang yang ia harapkan bisa membantunya.
"Ari gue butuh bantuan lo." Ucap Raga langsung ketika mendengar sambungannya terjawab.
****
Nyaw!
Ada yang kangen Ari kah disini?
Hehehe.. Dikit aja ya nanti kalau kebanyakan kasihan Raga sama Adara wkwk.
Kuy!
Jangan lupa tinggalkan jejak yas :)
Salam Ciaaw!
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
JugendliteraturSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...