PROM 19
Gardu berjalan cepat memasuki koridor SMA Angkasa dan berjalan menikki tangga menuju kelas Adara. Walaupun banyak guru dan satpam yang menghadangnya tetap ia lawan sampai akhirnya ia bertemu dengan Kenzi dan Arga yang mencegahnya menuju kelas Adara. Gardu berhenti dan menatap dua mantan sahabatnya itu dengan tatapan yang nyalang.
"Heh Gang Gardu! Ngapain lo masuk sekolah gue? Sekolah lo mane? Asal ngacak-ngacak sekolah orang aja." Ucap Kenzi kesal.
"Minggir atau lo mau nasib lo sama kayak bos lo itu?" Balas Gardu sarkastik.
"Nggak usah sinetron lo. Kena azab baru tau rasa!" Ucap Kenzi lagi dengan wajahnya yang dibuat seserius mungkin.
"Banyak bacot!" Balas Gardu dengan mengeluarkan pisau lipatnya.
"Yah, cupu banget beraninya pakai senjata. Gue juga punya nih." Ucap Kenzi dengan mengambil sapu disebalahnya sebagai senjata.
Gardu pun langsung menyerang Kenzi dengan tendangannya tetapi langsung ditangkas oleh Arga yang menendang kakinya. Mereka pun akhirnya saling melempar pukulan dan tendangan sampai akhirnya Gardu menendang tulang kering Kenzi dan membuat pergelangan tangan Arga retak karena Gardu memlintirnya dan menginjaknya.
Setelah membuat dua cowok itu terjatuh. Gardu segera berlari menuju kelas Adara yang ternyata juga dijaga oleh dua anggota Aksara. Buat Gardu tidak lah sulit untuk melawan dua orang bertubuh besar ini karena sekarang Gardu sudah memasuki kelas Adara dan melihat gadis itu bersama sahabatnya yang tengah bersiap kabur melewati jendela kelas.
"Mau kemana, sayang?" Ucap Gardu yang membuat Adara dan Kania menoleh kearahnya.
"PERGI!" Teriak Adara yang mulai ketakutan.
"Jangan takut. Aku nggak bakal ngebuat kamu mati kayak mantan pacar kamu, Rangga." Gardu kembali berucap dengan senyum liciknya yang menyeramkan.
"Percuma lo disini. Gue nggak bakal ngebiarin sahabat gue lo culik." Ucap Kania dengan mata yang tajam menatap Gardu.
"Wow! Ternyata ada yang sok jagoan buat nyelamatin sahabatnya nih." Gardu berjalan mendekati kedua gadis itu.
"Gue bakal jagain Adara sampai Raga balik. Jangan ngedeket!" Ucapan Kania justru membuat Gardu tertawa meremehkan.
"Silahkan kalian berdua mau nunggu pahlawan kalian itu datang. Tapi, perlu kalian tau kalau Raga yang kalian tunggu udah mati ditangan gue." Balas Gardu dengan senyum jahatnya.
Adara menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang Gardu katakan kepadanya. Raga pasti kembali dan menyelamatkannya.
"Gue nggak percaya." Tegas Adara.
"Terserah. Tapi, coba kamu ingat lagi dua tahun lalu. Rangga aja mati apa lagi adiknya?" Gardu semakin gencar membuat ketakutan gadis itu semakin menjadi.
"Pembunuh!" Umpat Adara tajam.
"Yang pembunuh aku atau kamu? Penyebab Rangga meninggal itu karena kamu Adara. Coba aja malam itu kamu nggak berusaha kabur dan nerima semua perjodohan kita pasti Rangga malaikat sok suci kamu itu nggak bakal mati mengenaskan saat itu. Dan sekarang kalau kamu dengan mudahnya ngasih kode pengalihan itu, Raga nggak akan semengenaskan itu diluar sana. Yang pembunuh dan akibat Rangga meninggal itu kamu bukan aku Mahkota Adara Melodyna." Jelas Gardu yang semakin membuat Adara ketakutan dan mengingat semua kejadian itu.
Gardu tidak akan bermain fisik. Cukup bermain dengan mental gadis itu dan mengungkit tentang masa lalu gadis itu yang membuatnya menjadi ketakutan dan trauma yang kembali hadir. Kania mencoba untuk membuat Adara tenang dan mengalihkan omongan asal cowok itu dengan melempar sapu dan kemoceng kearahnya.
"Shit!" Umpat Gardu.
"Jangan lo pikir bisa ngebuat Adara jatuh cuma dengan omongan ngawur lo yang sebenarnya tertuju pada diri lo sendiri pembunuh!" Ucap Kania yang mulai marah.
Gardu pun berjalan cepat mendekati kedua gadis itu dan menarik paksa tangan Adara yang langsung Kania cegah. Tapi usaha gadis itu sia-sia karena tenaganya tidak sekuat cowok itu terus menarik Adara keluar. Kania berusaha sekuat mungkin tapi tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang yang langsung membekap mulutnya. Sedangkan Adara sudah dibawa pergi secara paksa oleh Gardu.
Kania terus ditarik sampai akhirnya ia dibawa ke gudang sekolah dan melihat siapa yang membawanya kemari. Betapa terkejutnya Kania ketika Agatha yang meggunakan jubah hitam dan membawanya ke gudang sekolah. Agatha menatap was-was sekitar dan mulai mendekati Kania untuk membicarakan hal yang sangat penting.
"Maaf tadi gue nggak bisa nolongin lo berdua. Tapi gue tadi ketemu Kak Ari dibawah dan dia nyuruh gue buat jemput lo dan ngikutin kemana Adara dibawa sama gang Gardu. Tugas kita sekarang ikutin Gardu dan bakal ada teman-teman Kak Ari yang ngikutin kita dibelakang." Ucap Agatha dengan menyampaikan tugas mereka.
Kania dan Agatha pun bergegas menyusul Adara yang sudah lebih dulu dibawa kabur oleh Gardu. Tidak lupa mereka menggunakan jubah hitam khas anak Alangka yang Agatha dapat dari dari Ari yang memberikannya.
****
Happy Reading!
Salam Ciaaw!
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...