PROM 8.
Kini saat yang ditunggu-tunggu para siswa kelas duabelas datang juga. Kegiatan tahunan yang selalu diadakan oleh sekolah sebelum akhirnya mereka harus berperang dengan soal-soal yang akan menentukan mereka lulus atau tidak dimasa putih abu-abu ini. Semua diperintahkan untuk berkumpul tepat pukul dua siang karena perjalanan yang hanya menempuh satu jam menggunakan pesawat menuju kota Yogyakarta.
Semua kelas dari dari IPS, IPA dan Bahasa sudah berkumpul dan didata oleh para anggota osis untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Semuanya boleh duduk dengan teman mereka masing-masing yang berbeda jurusan dan bus juga sudah ditentukan sesuai apa yang para murid cantumkan dalam surat selembaran saat pemilihan tempat duduk.
Adara, Kania dan Agatha duduk bersama dideretan tengah dengan tiga bangku yang mereka pilih. Sedangkan tiga cowok ganteng Raga, Kenzi dan Arga duduk dikursi belakang bersama anak-anak Aksara yang juga satu bus dengan mereka. Sebelum berangkat menuju Bandara Halim Kusumanegara, setiap ketua bus memimpin doa agar perjalanan mereka selamat sampai tujuan.
Adara memilih diam dan menatap jalanan melalui kaca jendela sebelahnya. Suasana setelah hujan membuat perasaan Adara semakin tenang. Jalanan yang basah setelah diguyur air hujan dan udara yang sejuk membuat Adara tak kuasa menahan kantuknya. Adara pun memilih memejamkan mata sejenak sebelum sampai di bandara.
*****
Jam menunjukkan pukul tiga sore yang diperkirakan sampai di kota Jogja pukul empat sore. Setelah semua selesai bording dan masuk ke dalam pesawat lalu mencari tempat duduk mereka masing-masing. Kali ini sedikit berbeda tempat duduknya karena sudah dipilih sesuai data yang diberikan pihak pengurus sekolah.
Adara mendapat posisi duduk bersama Raga dan Kenzi. Sedangkan Agatha bersama Kania dan Arga dibelakang mereka. Tidak terlalu berubah, hanya saja sedikit diacak dari posisi tempat duduk mereka dibus awal. Begitupun tempat duduk mereka akan tetap sama seperti dipesawat saat sudah sampai dibus yang akan membawa mereka berkeliling kota Jogja.
Kenzi memilih untuk duduk didekat jendela, sedangkan ditengah ada Adara dan disamping Adara ada Raga yang terlihat tampan walaupun hanya menggunakan celana jeans hitam pendek, kaos hitam dan sepatu sneakers berwarna biru tua serta jam mahal berwarna hitam dengan merk terkenal dengan lambang huruf DW dijamnya.
Sedangkan Adara yang memakai jeans pendek, kaos berwarna merah dan juga dipadankan dengan blezer kotak-kotak merah maroon serta tidak lupa both hitam yang semakin manambah kesan kecantikkannya dengan rambut yang ia biarkan terurai.
Setelah satu jam mereka duduk dipesawat, kini pesawat tersebut sudah membawa para murid kelas duabelas sampai di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Semua pasang mata mengarah pada rombongan remaja yang baru keluar dari tempat pengambilan barang-barang mereka seperti koper dan tas. Terutama pada dua pasang remaja yang juga menggunakan kacamata dengan model yang sama namun warna yang berbeda.
Tidak hanya para pengunjung bandara saja yang terpesona akan ketampanan dan kecantikan seorang Raga Tahta Megantara dan Mahkota Adara Melodyna. Namun juga teman-temannya yang lain dengan mata yang tidak lepas melihat setiap gerakan yang dua remaja itu lakukan. Keempat teman mereka pun tidak kalah heboh melihat Adara yang menyeret koper berwarna silver dan Raga yang hanya membawa tas ransel hitam sembari memainkan ponsel berwarna hitamnya.
"Heran gue. Kapan ya mereka jeleknya? Kayaknya makin kesini makin aja gitu nambah kadar cantik sama gantengnya." ucap Kania takjub.
"Emang nggak salah pilih buat jadiin mereka most wanted cassanova sekolah." ucap Agatha juga yang tak kalah kagum.
"Si capt juga padahal cuma pakai setelan simple aja tetep beda gitu ngelihatinnya." ucap Kenzi juga.
"Gimana cewek-cewek pada nggak nempel ya, gue aja yang cowok bilang keren apa lagi yang cewek. Kejer kali ya lihatnya." ucap Arga yang mendapat anggukkan setuju dari ketiga temannya.
Tidak disangka orang yang mereka bicarakan sudah berada didepan mereka dengan alis yang terangkat satu. Raga dan Adara tanpa sadar melepas kacamata mereka secara bersamaan yang juga secara reflek keempat temannya menggumamkan kata 'wow' secara bersamaan.
"Kalian pada mau disini terus apa mau ikut ke hotel?" tanya Adara dengan tangan yang bersedekap didada.
"Hehe.. Habis nya ngelihatin kalian berdua udah gols banget sih. Betah jadinya." ucap Agatha yang diselingi cengirannya.
Adara yang menggelengkan kepalanya heran sedangkan Raga yang menatap keempat makhluk aneh itu dengan malas. Setelahnya mereka berjalan menuju bus yang sudah terparkir didepan tempat penjemputan. Raga yang melihat Adara kesusahan dengan kopernya itu pun segera mengambil alih dari genggaman gadis itu dan memasukkannya dibagasi.
Seperti dipesawat tadi tempat duduk mereka tidak berubah. Adara yang sebenarnya sedikit protes karena ia ingin duduk bersama kedua sahabatnya. Namun, karena Raga yang memaksanya untuk tidak pindah pun membuat Adara akhirnya berada ditengah-tengah dua cowok tersebut.
"Ngantuk." gumam Adara dengan sedikit menguap.
"Jangan tidur." ucap Raga yang mendengar gumaman gadis itu.
"Capek." keluh Adara.
"Lemah. Cuma sejam duduk doang." cibir Raga yang membuat Adara semakin menekuk wajahnya.
Adara pun memilih memalingkan wajah menghadap jendela yang menampilkan jalanan sore Jogja yang sedikit macet karena jam pulang kerja. Senja yang juga menyambut kedatangan mereka tampak indah ketika dilihat dari jendela apa lagi dari pantai.
Adara yang tengah membayangkan bagaimana indahnya matahari tenggelam ditepi pantai itu dikejutkan dengan Raga yang membawa kepala Adara untuk bersender dipundaknya dan tangan Adara yang sengaja cowok itu genggam agar lebih nyaman.
"Kalau capek nyender dipundak gue aja. Jangan di Kenzi, nanti gue berantem sama dia." ucap Raga yang membuat Adara mengerutkan kening bingung.
"Ha? Maksudnya?" tanya Adara polos.
Raga hanya diam tidak membalas ucapan Adara justru menarik gadis itu kembali bersandar dipundaknya dengan tangan mereka yang saling menggenggam. Diperjalanan menuju hotel dengan senja di kota Jogja menemani sore hari mereka yang terasa berbeda. Terutama Adara dan Raga.
Sedangkan disebelah mereka, Kenzi hanya menatap malas dan memeluk guling kecil yang disediakan dikursi. Lalu menenggelamkan wajahnya tanpa menoleh ke arah dua sajoli yang nampak mesra ditengah senja. Kenzi hanya membuang nafas berat sebelum matanya terpejam.
"Jomblo mah bisa apa." gumam Kenzi lalu memeluk guling kecil itu erat.
****
-Salam Ciaa-
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [SELESAI]
Teen FictionSetiap orang pasti akan mengalami perubahan. Ntah karena diri sendiri, orang lain atau hal lain yang membuat seseorang itu berubah. Itu yang kini tengah dialami oleh gadis cantik dengan mata cokelat terangnya. Perubahan sikapnya yang menjadi lebih...