PROM 6

2.6K 230 7
                                    

PROM 6.

Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah terutama untuk para murid yang menduduki bangku kelas dua belas karena pagi tadi mereka mendapat lembaran kertas pengumuman dari sekolah tentang study tour ke luar kota. Semua sangat exaited karena kali ini mereka tidak mengunjungi Kota Dewata Bali, tetapi mereka akan berwisata ke kota yang terkenal dengan monumen Tugu dan Keraton.

Ketika banyak anak disekolah lain yang mengharapkan bisa pergi ke Bali, justru berbeda dengan murid-murid Angkasa yang justru ingin pergi ke tempat selain Bali. Bukan karena alasan apapun tetapi setiap ada kegiatan atau liburan rata-rata mereka menghabiskan di Bali atau memilih untuk ke luar negeri menghabiskan musim dingin atau musim gugur disana.

Jika kalian berpikir SMA Angkasa sama seperti sekolah lain dan mudah masuk ke dalamnya. Itu salah.

Sekolah ini justru sekolah favorit kedua dan bergengsi setelah SMA De Barito yang sangat sulit masuknya jika tidak memiliki kecerdasan dan kepintaran yang sudah ditetapkan. Bukan hanya itu, murid-murid di SMA ini juga tergolong murid berdompet tebal dan anak-anak yang berasal dari kalangan atas. Tidak hanya mengandalkan harta kedua orang tua mereka tetapi mereka juga mengandalkan otak mereka untuk masa depan yang akan mereka raih.

Semua kelas sedang ramai membahas barang apa saja yang akan mereka bawa untuk study tour yang akan diadakan tiga hari lagi. Di kantin lebih tepatnya meja nomor sepuluh tempat Adara dan kedua sahabatnya tempati juga sedang membahas tentang kegiatan sekolah ini.

"Gue kira bakalan ke Bali lagi. Ternyata nggak!" ucap Kania yang paling semangat.

"Kalian seneng?" ucap Agatha yang mendapat anggukkan antusias dari Kania dan Adara yang baru duduk ditempatnya.

"Ini pasti kerjaan lo kan?" selidik Adara yang dibalas cengiran lebar dari Agatha.

"Jangan biasain Tha walaupun lo punya hak disekolah ini." ucap Adara lagi dengan menyeruput es jeruk kesukaannya.

"Iya. Lagian juga baru kali ini kok." balas Agatha yang mendapat anggukkan dari Kania dan Adara.

Tidak lama dari itu tiga lelaki tampan kesayangan SMA Angkasa itu datang bersama dengan formasi Raga yang jalan memimpin didepan dan dibelakangnya terdapat Kenzi dan Arga. Tidak direncanakan sebenarnya, tetapi karena sudah kebiasaan mereka bertiga berjalan bersama dengan formasi seperti itu.

Ketiga cowok yang masih menggunakan pakaian basket dan juga keringat yang bercucuran itu justru semakin menambah kadar ketampanan mereka. Kenzi yang melihat tiga gadis yang tengah merumpi bersama tanpa mempedulikan sekitar membuat langkah cowok itu menghampiri meja nomor sepuluh dan menempatkan diri disebelah Agatha yang langsung menggeser duduknya.

"HEH CURUT! Ngapain lo duduk disebelah gue? Minggir sana!" usir Agatha dengan suara toanya yang membuat Kenzi menutup telinganya.

"Buset dah nih kutil tikus suaranya udah kayak toa masjid tau nggak sih." omel Kenzi yang tak mau kalah.

"Nggak usah banyak ngomong. Bersihin keringet lo tuh bau banget tau gak!" ceplos Agatha yang membuat cowok itu memutar bola matanya malas.

"Nggak bisa kalem apa lo kayak neng Adara noh. Kalem, jadi adem ngelihatnya." ucap Kenzi sembari menatap Adara dengan senyum manisnya yang membuat gadis mana saja yang melihatnya akan langsung terpesona.

"Sok manis lo cumi." ucap Arga yang sudah duduk disamping Kania.

"Emang gue manis." balas Kenzi dengan wajah yang dimanis-maniskan yang membuat teman-temannya memasang wajah datar.

"Pesen makan sana Ken. Ngoceh mulu lo kayak cabe." ucap Raga setelahnya.

"Lo yang bayarin." balas Kenzi yang sudah bisa ditebak sedangkan Raga hanya bergumam yang membuat cowok belasteran Jerman itu semangat berjalan menuju warung ijo.

Kini kantin semakin ramai dengan murid-murid yang semakin berdatang bukan hanya membeli makanan atau minuman. Tetapi untuk melihat dan curi-curi pandang ke meja yang kini diduduki Raga dan Adara. Dua musuh bebuyutan sekolah kini duduk bersama seperti layaknya teman lama - ralat lebihnya sepasang kekasih yang baru saja jadian.

Tatapan iri, mendukung dan tatapan-tatapan lainnya menghujami meja bernomorkan sepuluh itu. Tetapi ada juga yang lebih memilih untuk fokus ke makanan mereka daripada hanya menatap enam most wanted yang pasti akan tetap tampan dan cantik.

"Tuh mata pada mau dicolok kali ya." ucap Kania dengan nada yang santai sembari menusuk batagor menggunakan garpunya.

"Biarin aja. Mereka kan mau ngelihat king and queen most wanted Angkasa yang lagi kasmaran tapi pada gengsi." ucap Kenzi yang lebih tepatnya sindiran kepada Raga dan Adara.

"Emang masih jaman gengsian? Keburu diserempet tetangga sebelah galaunya tujuh turunan." ucap Arga yang ikut-ikutan menyindir.

"Bangke." umpat Raga setelahnya yang justru membuat teman-temannya tertawa kecuali Adara yang sibuk dengan makanannya.

Tiba-tiba satu notifikasi masuk dengan bebarengan diponsel milik Raga, Kenzi dan Arga yang membuat perhatian ketiga cewek itu teralihkan. Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung menatap Raga yang matanya berubah tajam dan rahangnya mengeras. Begitupun dengan Kenzi dan Arga yang nafas mereka mulai memburu manahan emosi.

Satu pesan singkat dari seseorang yang sangat mereka benci dan suka mencari gara-gara itu membuat mood mereka hancur. Isi pesannya yaitu:

Gardu Sanjaya.

Apa kabar Bro? Udah lama kita nggak saling menyapa. Gue udah ada didepan kandang lo nih, panas. Lo tau kan maksudnya..

****

-Salam Ciaa-

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang