PROM - 38

1.6K 127 7
                                    

*Note: Sambil diputer ya lagunya selama baca hehehe..
*
*

Pagi ini adalah pagi yang sangat berbeda dari pagi yang lalu. Raga berangkat sekolah dengan wajahnya yang lebih terlihat segar daripada beberapa hari lalu.

Dengan rambutnya yang ia pangkas lebih rapi. Wajah yang terlihat lebih segar dan mata tajam yang selalu membuat siapa saja tunduk itu kembali terlihat.

Cowok bertubuh tinggi itu turun dari motor kesayangannya. Dengan melempar kunci dan kembali menangkapnya Raga menghampiri kedua sahabatnya yang juga akan masuk kedalam sekolah.

"Widiih.. Ada yang seger banget, nih." sindir Kenzi.

"Iyalah orang bentar lagi mau pasang cincin." timpal Arga juga.

"Kalau gue sih mending pasang cincin sama Molly kucing gue daripada cincinnya gue pasang dijari cucunya nenek sihir." Kenzi masih juga menyindir dengan melirik Raga.

"Baru mau dipasang udah karatan dulu tuh cincin." Arga juga masih menimpali tidak kalah pedas.

"Daripada ujungnya karatan kan mending uangnya gue pake beli Iphone sebelas buat ganti hp baru." Kenzi mengeluarkan ponselnya yang sudah lama itu.

Hingga tiba-tiba Garneta datang dengan senyum yang mengembang tapi membuat Arga dan Kenzi justru memalingkan wajah malas.

Senyum yang menyebalkan dimata mereka berdua.

"Haii sayang.." sapa Garneta langsung menggandeng Raga.

"Hiyahiya.. Baru juga diomongin udah langsung datang aja."

"Curiga gue dia punya darah keturunan dari Jinnya Aladdin."

Jujur Raga ingin tertawa mendengar celetukan dari kedua sahabatnya tapi untuk kali ini Raga menahannya terlebih dahulu.

"Enak aja ya lo berdua! Ya kali gue disamain sama makhluk biru jelek gitu." sahut Garneta tidak terima.

"Daripada sama monyetnya." balas Kenzi tidak kalah.

"Elo tuh yang monyet! Ngatain orang sembarangan! Harusnya lo berdua tuh patuh sama gue. Secara gue ini bakal jadi calon tunangannya bos lo berdua!" ucap Garneta yang membuat Kenzi dan Arga dengan kompak menaikkan satu alisnya.

"Baru juga calon tunangan. Adara yang udah pasti jadi pendamping hidup Raga aja nggak belagu tuh." kata Arga dengan menekankan beberapa kalimat disana.

Garneta yang wajahnya sudah merah menahan malu dan marah pun beralih kepada Raga berniat meminta bantuan tetapi sudah didahului dengan Kenzi beserta mulut cabenya.

"Sadar lo itu masih adik kelas disini! Bukan siapa-siapa! Nggak usah seenaknya. Kalau aja kita nggak ingat lo cewek udah dari kagak tau kapan dah wajah lo yang penuh dempul itu nggak berbentuk lagi! Satu lagi. Kita bukan babu lo! Dan Raga bukan bos kita! Sama-sama nyari ilmu tuh yaudah diem aja nggak usah sok belagu!" kata Kenzi sarkas.

"Jajan aja masih minta orang tua segala sok-sokan. Norak!" tambah Arga.

Garneta kesal dan menghentak-hentakkan kakinya kencang. Sedangkan Raga melepas pegangan tangan gadis itu yang membuat Garneta terkejut.

"Looh.. Kamu-" ucapannya terpotong.

"Apa masih kurang jelas omongan mereka?" kata Raga cepat.

"Maksud kamu?"

Raga mengehembuskan nafasnya lelah, "Lo mau gue pasangin cincin dijari manis lo kan? Yaudah tinggal tunggu minggu depan."

Setelah mengucapkan hal itu Raga berlalu dari hadapan Garneta disusul dengan Kenzi dan Arga yang menunjukkan senyum sinis mereka.

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang