PROM 9

2.4K 215 5
                                    

PROM 9.

Pagi ini adalah hari pertama untuk siswa SMA Angkasa di Jogja. Pagi tadi, setelah sarapan pagi mereka dibebaskan untuk melakukan aktivitas sebelum kegiatan study tour dimulai pukul sembilan pagi. Beberapa siswa ada yang memilih melanjutkan tidur mereka, ada yang kembali ke kamar untuk siap-siap dan ada juga yang memilih berenang di kolam renang yang berada diatas gedung hotel yang mereka tempati.

Seperti Adara dan Agatha yang memilih berenang sedangkan Kania yang memilih duduk disalah satu sofa putih gantung karena ada tamu bulanan yang membuat Kania tidak bisa bergabung dengan kedua sahabatnya untuk berenang. Namun, bukan Kania namanya kalau tidak bisa menghilangkan rasa bosan. Dengan jurus paksaan miliknya, ia kini tengah menyuruh Arga untuk mengambil foto dirinya menggunakan kamera milik cowok itu dengan banyak gaya yang membuat Arga lelah sendiru. Setelahnya ia disibukkan dengan mengedit foto ala anak kekinian.

Raga awalnya malas untuk ikut berenang bersama teman-temannya. Namun, karena Kenzi dan Arga yang terus memaksanya. Jadilah ia berada dikolam renang yang tadinya lumayan sepi. Raga memilih berendam dengan menyenderkan bahunya disisi kolam dan mulai memejamkan matanya sebentar untuk menghilangkan rasa kantuknya.

"Parah. Adara cantik banget anjir kalau lagi renang." ucap Gio yang melihat Adara dan Agatha yang berada diseberang mereka.

"Mata lo mau gue culek?" ucap Raga santai namun terdengar sangat sarkas ditelinga Gio salah satu anggota Aksara.

"Ehehe. Maaf capt, gue jaga mata kok, tadi khilaf." ucap Gio yang baru menyadari ada Raga didekatnya yang tengah berendam dengan memejamkan mata.

"Bagus." balas Raga singkat.

Baru saja Raga kembali berada dialam ternyenyaknya. Tiba-tiba suara Agatha mengejutkannya dari seberang yang membuat Raga mau tak mau mengumpat dan memandang dua gadis yang tengah menatapnya dengan sedikit berbicara yang Raga tidak tau apa yang mereka bicarakan.

"Ga, sini." ucap Agatha.

"Ngapain?" balas Raga malas.

"Fotoin dong." pinta Agatha dengan menampilkan senyum imutnya.

"Gak." tolak Raga.

"Hasil foto lo kan bagus. Ayo dong!" bujuk Agatha yang memasih tidak ditanggapi oleh sepupunya itu.

Adara yang merasa kasihan oleh Agatha itu pun ikut mengalihkan pandang kepada Raga yang masih memilih untuk berendam bersama teman-temannya.

"Raga bantuin fotoin dong, ya." pinta Adara kali ini dengan terselipkan nada memohon.

Raga yang awalnya hanya diam, namun beberapa detik kemudian beranjak dan menghampiri dua gadis itu dengan diiringi siulan menggoda dari teman-temannya yang membuat Raga hanya bisa menghembuskan nafasnya berat.

"Siniin hp lo." pinta Raga yang langsung diberikan oleh Agatha.

Setelahnya Raga mengambil gambar Agatha dengan pose-pose andalan sepupunya itu. Sedangkan Adara memilih untuk melihat Agatha yang bergaya bak seorang model. Raga yang melihat Adara tengah memperhatikan Agatha dengan serius sembari tubuhnya ia tenggelamkan sampai batas hidung dan hanya memperlihatkan mata indahnya saja.

 Raga yang melihat Adara tengah memperhatikan Agatha dengan serius sembari tubuhnya ia tenggelamkan sampai batas hidung dan hanya memperlihatkan mata indahnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Raga mengambil beberapa foto Adara dan langsung ia kirim ke kontak chatnya lewat ponsel Agatha. Tidak lupa Raga langsung menghapus foto Adara dari ponsel Agatha sebelum sepupunya yang bersuara toa itu mencurigainya tengah mengambil gambar Adara diam-diam. Setelahnya Raga mengembalikan ponsel Agatha dan meninggalkan dua gadis itu.

*****

Kini setiap bus dibedakan tempatnya masing-masing karena agar semuanya dapat dan juga agar tidak terlalu penuh tempatnya. Contohnya sekarang, kelas IPA 1, IPS 1 dan Bahasa 1 telah berada disalah satu destinasi yang terkenal di Jogja dengan bangunan-bangunan lama namun terlihat aesteutic untuk berfoto.

Taman sari yang terletak tidak terlalu jauh dari Keraton Yogyakarta memang tidak pernah sepi pengunjung. Tidak hanya dari lokal namun juga dari mancanegara pun datang untuk melihat bangunan-bangunan lama yang masih berdiri kokoh dan sangat bagus untuk diabadikan dengan kamera.

Jogja panas, namun tidak sepanas Jakarta. Adara dan kedua sahabatnya tengah asik melihat bangunan yang pas untuk mereka berfoto. Sedangkan dibelakang mereka ada tiga cowok tampan yang hanya mengikuti kemana pun tiga gadis itu akan pergi.

Kini mereka sudah berada ditengah bangunan yang membentuk seperti sebuah istana yang terdapat danau dan tanaman hijau seperti taman untuk Raja dan Ratu jaman dahulu. Tidak hanya itu setelah mereka puas berfoto di taman castle tersebut. Mereka juga berjalan menelusuri setiap tempat dan sampai lah mereka di tempat favorit yang mereka cari.

Sumur Gemuling. Spot wajib yang harus dijumpai karena bangunan arsitektur yang sangat indah dengan tangga-tangga disetiap sisinya dan satu tempat ditengah-tengah tangga yang biasa untuk difoto dan serasa berada disalah satu tempat dengan berbagai tangga disekelilingnya.

Untungnya tidak terlalu ramai saat itu. Jadi, dapat memudahkan keenam remaja itu untuk mengambil foto secara bergantian. Raga dengan lincahnya mengeluarkan skill fotografinya saat Adara sudah berada ditengah dan siap untuk difoto. Dengan beberapa jebretan gambar yang Raga ambil terlihat sangat sempurna. Seperti seorang fotografer profesional yang sedang mengambil gambar seorang model yang juga profeisonal.

Anggap aja Adara*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja Adara*

Setelah puas berfoto di Sumur Gemuling, mereka kini memutuskan untuk kembali ke bus karena sudah mulai lelah dan waktu yang diberikan hampir selesai. Namun, lagi-lagi saat pintu keluar mereka melewati lorong yang juga tidak kalah dengan bangunan lain. Tidak mau melewatkannya, Kania langsung menyuruh salah satu petugas untuk mengambil foto mereka berenam.

"Pak-Pak minta tolong fotoin kita boleh?" tanya Adara dengan sopan.

"Boleh banget mbak. Monggo saya ambilkan fotonya." jawab bapak petugas itu dengan senyum ramah.

"Satu, dua, tiga."

Cekrek.

"Waah.. Makasih ya, Pak." ucap Kania berterima kasih.

"Sama-sama mbak."

Setelah bapak petugas pergi, mereka kembali berjalan keluar menuju bus yang berada diparkiran khusus dan nampaknya belum terlalu banyak anak yang kembali. Jadi, mereka bisa leluasa beristirahat didalam bus dengan menikmati AC yang dingin.

****
-Salam Ciaa-

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang