PROM 17

1.9K 177 1
                                    

PROM 17.

Sambil diputer ya lagunya biar makin ngefeels :) Happy Reading!

****
Sore hari ini setelah Adara mengunjungi makam milik Mama dan Papanya yang bersebelahan. Gadis itu berjalan menuju makam seseorang yang pernah menjadi bagian terpenting dihidup Adara dan menjadi warna dihidupnya sebelum adanya Raga.

Makam dengan batu nisan yang bertuliskan nama Arangga Gerhana Megantara dan juga tanggal lahir serta kematiannya yang masih jelas terukir dan mengingatkan dengan luka dua tahun yang lalu sebelum ia memutuskan untuk pergi mengikuti pertukaran pelajar selama satu tahun di London.

Senyum getir yang mampu gadis itu tampilkan jika mengingat akibat lelaki itu meninggal. Sakit dan sesak dihatinya membuat Adara menghembuskan nafasnya berat dan menunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kenapa ya orang yang aku sayang harus pergi secepat itu? Papa, Mama dan.. Kamu. Adara capek harus ngerasain kehilangan terus. Adanya Raga bukan berarti aku bakal lupain kamu dan nggak semudah itu juga buat lupain kamu. Dari kemarin aku selalu berdoa sebelum tidur agar Tuhan pertemuin aku sama kamu walaupun didalam mimpi. Tapi yang terjadi, semuanya kosong, sepi, hampa sama seperti hati dan kehidupan aku sekarang." Adara menghapus air matanya sebentar dan mengatur nafasnya.

"Kamu tau? Rasanya aku pengen banget terus-terusan ada dikeramaian tanpa harus kembali lagi ke rumah. Aku takut, kalau aku pulang semuanya kembali. Rasa sepi, kosong dan hampa itu kembali hadir yang justru ngebuat aku semakin terpuruk. Dan aku benci saat seperti itu." Ucap gadis itu membuat tangisnya semakin menjadi.

"Maaf aku belum bisa jadi Adara yang kamu minta. Adara yang kuat, Adara yang selalu ceria dan Adara yang bakal terus sabar untuk hadapi cobaan apapun yang ada tanpa kamu. Aku bukan malaikat yang bisa terus-terusan sabar, Ngga. Aku juga capek kalau harus terus-terusan pasang topeng supaya orang lihat aku baik-baik aja tapi nyatanya banyak luka dan kerapuhan dimata aku yang selalu aku sembunyiin dari orang-orang." Emosi yang ditahan pun kini meluap.

Adara tidak sekuat yang kalian kira. Tawa dan senyumannya bukan berarti selalu menandakan ia baik-baik saja. Cukup banyak luka atas kehilangan yang gadis itu rasakan dan hanya mampu ia pendam sendiri tanpa orang-orang perlu tahu. Dia ingin bisa bebas seperti teman-temannya yang lain merasakan kebahagiaan yang sebenarnya tanpa harus merasakan kehilangan walaupun hal itu pasti akan ada.

Tapi tolong, untuk kali ini saja Adara hanya ingin bisa merasakannya tanpa harus merasakan kesedihan setelahnya.

****

Hari ini Adara kembali masuk sekolah setelah mendapat ijin tiga hari tidak masuk sekolah. Suasana sepi sekolah membuat gadis itu heran dan melihat arlojinya yang menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit yang seharus sudah ramai murid-murid yang bertebaran disekolah. Tapi, yang ia lihat justru sekolah yang sepi. Apakah ada libur dadakan?

Adara terus berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai dua dan masih melihat sekelilingnya yang sepi. Ketika akan masuk kelas langkah gadis itu terhenti ketika ia melihat banyak balon yang berterbangan disepanjang koridor sekolah dan juga lapangan. Adara yang penasaranpun mendekat akhirnya kembali turun dengan mengambil balon-balon yang berada dikoridor sampai ke lapangan.

Asap berwarna dan juga sebuah kain bertuliskan HAPPY SWEET SEVENTEEN QUEEN ADARA dengan disisinya terdapat balon yang membuat kain itu terbang. Suara riuh pun menyambut Adara yang sudah berada ditengah-tengah lapangan dengan tatapan terkejut dan terharu.

Kania dan Agatha yang datang dengan membawakan kue ulang tahun beserta lilin dengan angka tujuh belas itu mendekatinya dan tersenyum lebar yang membuat Adara tidak mampu menahan air mata harunya. Kemudian gadis itu meniup lilin setelah menyebutkan doanya dalam hati.

"Thank Youu.." Adara pun memeluk kedua sahabatnya dengan erat.

"Jangan bilang terima kasih sama kita. Tapi bilangnya sama orang yang disana.." Ucap Kania dengan menunjuk seseorang yang tengah duduk dikursi dengan gitar yang berada dipangkuannya.

Petikkan gitar yang terdengar membuat suara riuh teman-temannya semakin menjadi ketika mereka melihat Raga yang memainkannya dan siap menyanyikan sebuah lagu yang akhir-akhir ini selalu mengingatkannya kepada Adara dan kisah cintanya ketika mendengar lagu ini.

"Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu.."

Raga mulai mengeluarkan suaranya yang merdu dengan menatap gadis yang kini selalu menjadi alasannya semangat dipagi hari dari pertama kali gadis itu kembali ke sekolah ini.

"Hati tenang mendengar
Suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmu."

Senyum cowok itu terbit ketika gadisnya mulai mendekat.

"Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta."

Mata cokelat terang itu selalu membuatnya candu dan susah untuk melupakannya.

"Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu.."

Raga mulai gugup ketika mata gadis itu terus menatapnya.

"Hari hari berganti
Kini cintapun hadir
Melihatmu, memandangmu bagai bidadari."

Adara terkekeh ketika mendengar kata bidadari yang keluar dari mulut cowok itu.

"Lentik indah matamu
Manis senyum bibirmu
Hitam panjang rambutmu anggung terikat,"

Adara tersenyum dan mengusap pipi cowok itu.

"Rasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu,"

Raga mengedipkan sebelah matanya dan membuat gadis itu salah tingkah dengan mengalihkan pandangnya.

"Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu,"

"Ooo.. Terimalah lagu ini. Hmm...
Dari orang biasa
Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cinta ku padamu luar biasa,"

Raga merendahkan alunan sebelum menyapai bagian akhirnya.

"Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Terimalah cintaku yang luar biasa tulus padamu.."

Suara tepuk riuh menghiasi lapangan SMA Angkasa ketika Raga selesai menyanyikan lagu berjudul Cinta luar biasa milik salah satu penyanyi Indonesia itu. Raga pun berdiri dan langsung mendapat pelukan erat dari Adara yang membuatnya terkekeh dengan tingkah menggemaskan gadisnya ini.

Mulai sekarang, kebahagiaan gadis itu menjadi hal terpenting untuk seorang Raga Tahta Megantara..

****
Nyaww!
Jangan lupa tinggalkan jejak yash teman-teman :)
Salam Ciaa!

ADARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang