Anneth berlari keluar sekolah dengan secepat² nya karna ia takut Friden keburu berangkat dan ia tak sempat menemui salah satu sahabat yg paling jahil setelah Deven.
Anneth menerobos semua siswa/i yg menghalangi nya ia hanya punya waktu 1 jam 15 menit lagi untuk sampai ke bandara. Anneth berhenti sejenak untuk mengatur nafas nya, saat ia ingin berlari tiba² ada tangan yg menahan nya.
"Neth kamu mau kemana kok buru² gitu" tanya seorang lelaki yg tak asing lagi suara nya bagi Anneth.
"Please deh kak, aku lagi buru2 jangan ngalangin aku" Anneth berusaha melepas cengkraman tangan Herman. Ya, lelaki itu adalah Herman.
"Aku kan cuman mau tau kamu mau kemana, siapa tau aku bisa nolongin" Herman melepas kan cengkraman tangan nya.
"Ih kok kepo sih?" jawab Anneth ketus dan melangkah kan kaki nya meninggal kan Herman, namun Herman tidak semudah itu melepas kan Anneth.
"Kok sinis gitu sih cantik, yaudah kita ke PIM yuk" ajak Herman.
Tiba² Clinton datang dan langsung menghampiri Anneth.
"Kalau Anneth nya ga mau yah jangan di paksa. Nggak gentel banget lo jadi cowok" Clinton menarik Anneth dan segera membawa nya keluar dari sekolah.
Herman hanya diam menatap kepergian Anneth dan Clinton.
"Tunggu pembalasan gue neth!" gumam Herman dalam hati."Neth lo mau kebandara kan? Nggak usah jawab gue udah tau jawaban lo pasti 'Ya' kan?" Clinton memberi helm untuk Anneth.
"Lo yg nanya lo juga yg jawab, memang yah diantara kita ber 12 yg paling gila emang lo ton". Anneth menaiki motor Clinton. Dengan secepat kilat Clinton mengendarai motor nya. Segala hal yg menghalangi pandangan nya akan ia salip.
"Aaaaa Despacito tonn!! please Despacito!!" teriak Anneth ketakutan.
"Diam lu cebong!, waktu kita tinggal 45 menit lagi, mana bandara masih jauh lagi" Clinton menatap Anneth dari kaca spion.
"Tapi ga selaju ini kali... Clinton dengerin gue yahh, gue ga mau mati di jalanan! Gue mau mati nya di gereja ajaa itung² dapat pahala kann" teriak Anneth dan mengempuk kepala Clinton makai Tas nya.
"Aduhh sakit bego. Yakali gue mau mati di jalanan. Gue juga mau nya mati di gereja!" Ucap Clinton
Di perjalanan ke bandara Anneth dan Clinton asik bergaduh. Clinton lah yg ujung² nya harus mengalah karna ia tau bahwa wanita tak dapat di salahkan atau lebih spesifik nya WANITA TAK PERNAH SALAH!... *kok ngegas sih mbak nya? Wkwk..
Tak terasa mereka telah sampai di bandara agak cepat 20 menit. Clinton memarkirkan motor nya dan segera menghampiri para teman² nya.
Anneth dan Clinton terkejoet melihat Joa telah menangis tersedu². Disisi kanan Joa ada Friden yg tengah berdiri menatap Joa menangis tanpa memperdulikan Joa, tetapi wajah Friden sangat sedih seakan² ia tidak tega meninggal kan wanita kesayangan nya.
"Jooo kok lo begini sii?" Anneth berlari menghampiri Joa yg tengah menangis.
Joa langsung memeluk Anneth dengan erat dan di balas pelukan oleh Anneth. Joa menangis di pelukan Anneth dan semakin menjadi² nya. Anneth hanya membiarkan seragam nya basah karna air mata Joa, ia tak masalah dengan seragam nya asalkan Joa bisa tenang di pelukan nya.
"Den bantuin pujuk lah" Deven menyuruh Friden buat membujuk Joa.
"Tau tuh lo den pujuk gih sana" Gogo menyeret Friden ke dekat Joa.
Friden hanya diam tak berkutik.
"Woii gue nyuruh lo buat pujuk Joa bukan nyuruh lo buat diam!" Deven geram melihat Friden.
"Neth, biar Joa gue yg peluk" bisik Friden ke Anneth.
"Ohh oke" suara Anneth pelan.
Anneth dengan perlahan melepas kan pelukan Joa, tetapi pelukan nya sangat erat. Friden langsung mengambil alih pelukan, ia mendekap Joa ke pelukan nya dan saat itu pula Friden ikut menangis.
"Jo,, maafin gue yah Jo.. Gue yg salah Jo, gue terlalu ego dalam mengambil keputusan Jo.. Joa, asal lo tau gue ga bisa liat lo deket² sama cowok lain selain gue dan teman² dekat kita Jo. Bukan nya gue possesif tapi gue ga mau cinta lo disia² in. Karna cinta dari seorang Joaquine itu bagi gue sangat berharga dan susah buat ngedapetin nya. Joaquine, will you come back with me?" Friden mengelap air mata yg menetes di kelopak mata Joa.
"Yes i want to Friden" Joa tersenyum menatap Friden.
Friden mengecup bibir Joa, hal tersebut menjadi kan para bucin² club baper..
"Duhh Cocuit banget cih kakak Joa, mau juga di cium" sindir Alde.
"Gue nggak peka sorry yahh" Nashwa melirik Alde dengan wajah ucul nya.
"Dahh dahh, bucin nya nanti aja di lanjutin mendingan kita selfie dulu buat kenang²an sama iden kan" Charisa mengeluar kan handphone dari dalam tas nya.
"Katakan Iden Guyss 1 2 3" teriak Charisa
"Idennnn" teriak semua. Cekrekk, cekrekk.
"Mulek guys mulekk" Raisya menyuruh para teman² nya agar menampilkan wajah jelek mereka.
"Wlekkkkk" ckrekkk, cekrekk..
Mereka berselfie ria dan menghabis kan waktu dengan Friden di bandara.
"Yaudah guys gue mau chek-in dulu 30 menit lagi peswat C**y L**k jurusan Jakarta-Medan mau berangkat" Friden menghampiri satu persatu teman nya buat berhigefive.
"Gue berangkat dulu bro" Friden berhighfive sama Deven, William, Clinton, dan Alde.
"Yo'i ati² di jalan bro" ucap William.
"Hai para cabe² bawel, Prince Friden berangkat dulu ya" Friden menyalami Anneth, Nashwa, Mirai, Charisa, Raisya.
"Dihh Prince? Mit amit dahh" canda Mirai.
"Ati² ton, jangan lupa balik ke Jakarta. Kalau lo kesini bawain gue ulos asli medan yah. Oh ya satu lagi! Jangan lupain 'Literally' kita. Kan kita semua para botcah Jaksel" Canda Anneth disertai tawa.
"No, nggak akan i'm lupain 'literally' because itu ciri khas Jaksel" Friden tertawa garing.
Kini saat nya Friden untuk pamit sama Joa. Dengan wajah sedih Friden melangkah kan kaki nya menuju Joa.
"Safeflight yah sayang" Joa memeluk Friden dan kali ini Joa yg mengecup bibir Friden.
"Don't forget to go back to my arms, don't turn away from me, and don't forget sunday worship" Bisik Joa dengan nada mesra di telinga Friden.
"Jaga diri kamu selagi nggak ada aku. Dan jangan lupa buat hubungi aku kalau kamu kangen" ucap Friden tersenyum.
"Iya den, ingat pesan² ku yg tadi yahh" Joa mencium punggung tangan Friden dan Friden mengusap rambut Joa perlahan.
*berasa suami istri yahh jhahaha."Titip salam buat opung di Medan bilang sama dia aku tak bisa pulang sekarang. Aku nitip chek uang ini yah. Tolong chek ini harus sampai ke opung" ucap Gogo menyerah kan Chek buat nenek nya di kampung.
"Beres bangg" Friden mengancungkan jempol nya.
"Yaudah yah semua see you next time" Friden melangkah kan kaki nya menuju tempat chek in.
"Byee" ucap semua.
Yoyyyyy guyss.. Gimana cerita nya? Receh nggak.. Ohh ga usah di jawab juga gue dah tau jawapan nya pasti 'RECEH SANGAD' wkwkwk😅.next di part selanjut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MaBoYfRiEnD [SELESAI]
Teen FictionSebuah cerita tentang persahabatan yang penuh rintangan dan konflik yang dimana mereka harus kehilangan 1 teman mereka. Akankah mereka mengakhiri kisah persahabtan mereka? Ataukah mereka akan berjuang bersama² demi memngembalikan suasana damai yang...