Deven dan Friden duduk di kursi tunggu depan IGD rumah sakit.
"Gue bodoh Den, gue salah Den, gue nggak bisa jaga Anneth dengan baik. Gue ga pantas buat Anneth!" Deven duduk di lantai memeluk kedua lutut nya.
"Mau sampai kapan lo nyalahin diri sendiri? Ini bukan salah lo Dev, ini takdir. Kita nggak bisa ngatur takdir. Lo masih pantas buat Anneth Dev, Anneth lagi butuh lo, seharus nya lo ga boleh sedih kek gini, kesian Anneth Dev. Ingat masih ada kita yg ada disaat lo butuh penyemangat. Lo ga boleh cengeng gini Dev, lo harus bisa tunjukin ke dunia kalo lo orang satu² nya yg berhak Anneth milikin. Kita semua Always together" ucap Friden menyemangati Deven."Makasih Den, seenggak nya gue udah mulai tenang".
Beberapa menit kemudian dokter pun keluar dari ruang IGD tempat dimana Anneth di periksa.
"Gimana keadaan pacar saya dok?" Deven dengan sigap menanyai keadaan sang pacar nya.
"Pacar kamu mengalami trauma ringan, dan ada luka lecet di sekitar tangan dan kaki nya seperti jatuh terseret di aspal tetapi kami sudah membersihkan luka tersebut. Dan satu lagi, dia tidak bisa menghirup udara kotor secara langsung karena dia mengidap penyakit paru², tetapi tidak terlalu berbahaya. Pasien boleh di jenguk dan boleh pulang sekarang. Kamu tinggal bayar administrasi nya dan segera mengambil obat di apotek, baiklah saya permisi dulu." ucap dokter yg memeriksa keadaan Anneth.
"Iya dok makasih. Yuk Den masuk" ucap Deven.
Deven dan Friden memasuki ruangan IGD. Terlihat Anneth masih terbaring di ranjang rumah sakit.
Deven duduk di sebelah ranjang Anneth. Sedih dan bersalah, itu yg dirasakan Deven saat ini."Kita pulang sekarang yah" ucap Deven sambil mengelap keringat yg meleleh di kening Anneth menggunakan telapak tangan nya. Anneth hanya mengangguk pelan.
"Dev, gue bayar administrasi dulu sama ngambil obat. Oh iya telfon cewe² biar mereka suruh ke rumah gue aja tungguin disana" ucap Friden segera menuju ke kasir rumah sakit.
"Neth tunggu disini, aku ambil kursi roda dulu yah" ucap Deven tak lupa dengan senyum sedih nya.
5 menit kemudian Deven datang dengan mendorong kursi roda.
"Duduk sini. Pelan²" ucap Deven menuntun Anneth duduk di kursi roda.
Deven mendorong kursi roda yg di duduki Anneth keluar dari ruang IGD. Anneth dari tadi hanya diam tak bersuara, apakah Anneth marah dengan Deven?.
"Neth" panggil Deven namun tak ada jawaban dari Anneth.
"Aku minta maaf" lanjut Deven.
"Nggak ada yg harus di maafkan Dev" akhir nya Anneth pun merespon ucapan Deven. Kelegahan melanda jiwa Deven sekarang.
"Gara² masa lalu aku, kamu yg kena imbas nya. Maafin aku, aku ga bisa buat kamu senang, meskipun begitu aku akan berusaha buat kamu nyaman. Mungkin setelah aku masuk kuliah kedokteran, waktu aku buat kamu tuh makin minim. Mulai sekarang aku mau kita lebih ketingkat yg serius." ucap Deven.
Lagi² Anneth hanya diam tak merespon sedikit pun ucapan Deven, ia hanya duduk di kursi roda yg sedang Deven dorong menunju lobby.
Anneth membuka WhatsApp nya dan mengetik nama 'PAPI'. Anneth menyuruh papi nya buat pulang ke Indonesia untuk mengurus kasus Brithney, dan papi nya langsung menelpon ajudan nya yg ada di Indonesia buat menyelesaikan kasus Anak sulung nya itu. Begitu pula Deven, ia melaporkan tindakan tersebut ke papa nya, dan Alhasil papa Deven akan memecat Ayah nya Brithney dari rumah sakit.
Friden telah selesai mengurus administrasi dan obat²an Anneth, kini ia hanya tinggal menunggu Anneth dan Deven di halaman luar rumah sakit.
"Lama banget" ucap Friden.
KAMU SEDANG MEMBACA
MaBoYfRiEnD [SELESAI]
Fiksi RemajaSebuah cerita tentang persahabatan yang penuh rintangan dan konflik yang dimana mereka harus kehilangan 1 teman mereka. Akankah mereka mengakhiri kisah persahabtan mereka? Ataukah mereka akan berjuang bersama² demi memngembalikan suasana damai yang...