Dia memang lebih indah dariku
Tapi, tidak bisakah kamu melihatku bukan dari sisi sempurnaku
Lihat aku dari kekurangan yang aku miliki
Agar kamu tau bahwa kesempurnaanku itu saat aku dan kamu bersatu.***
Aku baru saja mengumpulkan tugasku pada Bu Dira. Ditemani oleh Kinan, seperti permintaanku tadi pagi padanya. Dan tak lupa aku menceritakan pertemuanku dengan Edo saat aku dan Sheyla di UKS tadi kepada Kinan. Dan respon Kinan ya hanya mencoba memberiku nasihat agar aku mencoba bersabar. Sudah seperti ustadzah.
"Ly, ada Juna" kata Kinan sambil menyikut lenganku. Aku mendongak melihat ke depan. Benar saja ada Arjuna di sana. Ia menyandarkan tubuh tingginya ke dinding. Aku mencoba bersikap biasa saja. Setenang mungkin.
Langkahku semakin dekat dengannya. Aku mengontrol napasku. Menarik dan membuang oksigen yang aku hirup sebanyak-banyaknya. Arjuna kenapa membuatku gugup seperti ini???!
Sebelas IPA 3 adalah kelasnya. Dan bodohnya aku kenapa tadi harus lewat sini. Aku tak sadar bahwa ini kelasnya Juna. Aku menunduk saat melewatinya. Jantungku sudah deg-degan. Sebagian diriku juga malu karena semalam aku chatting dengannya.
Aku bisa bernapas lega karena Juna tak menggubris kehadiranku tadi. Tapi suara seseorang membuatku malu bercampur takut. "Eh, pacar lo tuh Jun!" Ucapnya lantang dan membuat mata semua siswa menjadikan kami tontonan. Ucapannya tadi otomatis membuatku berhenti dengan Kinan yang masih di sampingku. "Lo, Pofly tatap gue" suara Juna lirih tapi menusuk hingga tulang-tulangku. Dengan kaku aku berbalik menghadapnya. Tapi dengan kepala menunduk.
"Tatap gue.." titahnya dingin.
Ragu-ragu aku menegakkan kepalaku. Kulihat Juna mendekatiku. Aku beku dengan netra membulat. "Kenapa nggak nyapa tadi?" Tanyanya. Aku kebingungan harus jawab apa. "A-aku malu" jawabku menunduk kembali.
Seperti adengan romantis. Juna menarik daguku untuk memandangnya. Jantungku sudah bergemuruh tak karuan. Juna sangat .. tampan. Oh, Ya Tuhan. "Kenapa malu? Emang lo nggak pakai baju" ujarnya. Membuatku semakin gugup. "Nggak gitu"
"Lalu?" Lanjutnya bertanya. "Ya pokoknya malu. Itu... aja" jawabku. Juna tersenyum simpul. Dan tangannya menurunkan daguku. "Nanti pulang sama gue" lalu setelah itu, ia pergi. Masuk ke dalam kelasnya.
Aku masih memproses semuanya. Lily kenapa kau lemot?
~~~~~~
Kata-kata Juna tadi masih terngiang-ngiang di kepalaku. Pelajaran terakhir jadi membuatku tidak bisa berkonsentrasi. Kata-kata Bu Evi di depan hanya masuk dari telinga kanan lalu menerobos keluar ke telinga kiri.
Kringggggggg..
Bel pulang sekolah membuyarkan semua lamunanku. Dan berganti dengan ketakutanku sendiri. Aku mencoba menepis rasa tak karuan pada diriku saat ini. Aku merapikan mejaku dari alat tulis dan buku-buku. Kinan di sampingku sudah berdiri.
"Ly, gue balik dulu ye. Udah ditunggu Han di depan" pamit Kinan padaku. Dengan cengiran lebar di wajahnya. Aku tau kenapa dia memasang raut seperti itu. "Iya-iya sono lo pergi sama Aa' Han tersayang lo" usirku ke Kinan. Kinan lalu memasang muka masam padaku. "Ngeselin lo. Ya udah gue pergi dulu. Bye Pofly!" Ucapnya dan sudah melesat keluar. Meninggalkanku sendiri di dalam kelas yang sudah sepi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR PAKSA
General FictionAnastasia Pofly Harata, gadis campuran Inggris, Jepang dan Indonesia-tidak mengira akan dapat pernyataan cinta dari Arjuna Bima Direndra seorang badboy sekolah saat ia baru saja putus hubungan dengan kakak kelasnya, Sebastian Fredo. Ia mendapat hadi...