Gelisah🌸

3.9K 157 0
                                    

Hatiku?
Ada apa dengan hatiku?
Gelisah jika tak bertatap denganmu.

***

Aku terduduk di sofa ruang tivi dengan gelisah. Sejak petang tadi hatiku merasakan akan ada sesuatu yang buruk terjadi. Yang aku bingungkan pikiranku tertuju pada Juna. Aku jadi ketakutan akan hal yang tak baik terjadi padanya. Aku merasakan ada yang tak beres dengan obrolan geng Juna tadi di rooftop. Yang aku ingat dan dengar, mereka menyebut tempat 'sirkuit'. Dan yang aku tau sirkuit bukannya tempat untuk adu balap?

Pikiranku mulai ke mana-mana. Aku sangat gengsi jika bertanya pada Juna. Setiap hari aku akan menunggu pesannya dulu. Tapi, jika mengandalkan gengsi. Aku takkan tau keadaan Juna sekarang. Tanpa menunda-nunda lagi aku mengetik sesuatu di room chat kami via whatsApp. Sedetiknya aku men-send ketikanku tadi padanya. Semoga Juna cepat membalasnya. Aku menanyakan keadaannya tadi. Aku sungguh khawatir padanya. Semoga Juna tidak kenapa-napa, Ya Tuhan.

Getaran ringan terdengar dari ponselku di atas bantal sofa. Dengan cepat aku menggapainya. Balasan pesan dari Juna. Aku tersenyum membukanya.

JUNA
Gue baik. Udah gue sibuk, nanti gue chat lagi.

Hatiku rasanya lega saat membacanya. Semoga saja dia memang dalam keadaan baik. Aku lantas segera membalas pesan darinya. Senyumku tak hentinya mengembang. Rasanya memang aku sudah jatuh cinta dengan manusia kutub itu. Hahaha....

To: Juna

Iya, nanti kalau udah nggak sibuk cepet chat aku. Bye..

Setelah kubalas. Kuletakkan ponselku lagi. Dari arah dapur kulihat ibu menghampiriku dan duduk di sebrang sofa. Ibu mengambil remot di meja dan menyalakan tivi. Ia mencoba mencari acara favoritnya. Sebuah drama korea yang sekarang ditayangkan oleh salah satu stasiun tv swasta di Indonesia. Aku juga ikut menontonnya, sesekali tanganku mencomot keripik pedas yang ibu bawa dari kulkas.

Sampai pukul 20.15 wib, acara tivi tadi selesai. Kantuk yang mulai menyerangku membuat ibu menyuruhku segera ke kamar dan tidur. Aku menurut dan bergegas masuk kamarku. Sebelum tidur aku terbiasa menggosok gigi, cuci tangan, dan membasuh wajahku dengan micellar  water agar kotoran di wajahku terangkat. Setelah itu aku mulai merebahkan tubuh mungilku di kasur medium sizeku. Untung saja besok tidak ada PR. Jadi malam ini aku bisa bebas tidak belajar, hhha. Jangan ditiru ya kawan-kawan.

Namun, hatiku mulai gelisah lagi. Aku memikirkan Juna lagi. Tak ada pesan darinya sampai saat ini. Apa dia benar-benar sibuk?

Sudahlah, mungkin dia memang sibuk. Aku tak mau jadi pacar yang dibilang overprotective padanya. Jika memang ia tak sibuk nanti pasti memberiku kabar. Aku mulai menampik pikiran-pikiran gelisah di otakku. Aku menutup netraku dan lanjut ke alam mimpi.

~~~~~~

Paginya, aku terbangun pada pukul 05.30 wib. Sudah menjadi kebiasaan jika bangun tidur aku akan mencari gelas yang berisi air minum. Yang setiap malam pasti disediakan oleh ibuku. Aku teguk air itu hingga tandas setengah. Segera aku beranjak untuk membersihkan tubuhku. Aku mandi  cukup lama. Biasalah anak perawan.. kkkkk.

Sudah siap dengan seragamku. Aku lantas mengambil tas dan juga ponselku yang sepanjang malam aku charger. Aku yang penasaran apa Juna mengirim pesan pun langsung coba mengeceknya. Ada satu pesan darinya. Tapi ini membuatku kecewa saat membacanya.

PACAR PAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang