Karena kamu aku jadi suka angka satu
Iya, karena kamu satu-satunya di hidupku
Dan akan selamanya seperti itu.***
Cahaya pagi menerobos masuk lewat jendela kamarku. Tubuhku menggeliat di atas kasur. Rasanya masih berat mataku ini untuk bergegas bangun. Di akhir pekan ini memang paling enak untuk bermalas-malasan di atas benda empuk ini.
Saat aku ingin kembali ke alam mimpi nada dering ponselku berbunyi. Tanda ada satu panggilan masuk. Tanganku meraba-raba meja nakas di sebelah ranjang kasur. Setelah dapat, aku hadapkan benda itu tepat di wajahku. Sontan aku langsung kaget dan terbangun dari posisi tidurku. Dengan reflek aku menyisir rambutku yang kusut ini dengan jari-jari tangan. Kuusap-usap wajahku agar tak terlihat seperti orang bangun tidur. Kalian tau? Juna memanggilku lewat.................................
VIDEO CALL!!!!!!!
Setelah kurasa aku sudah siap. Kutekan tombol biru, menerima panggilan video itu. Tidak bisa aku pungkiri saat ini jantungku sudah akan copot saja. Tuhan, aku gugup setengah mati!
Bisa kulihat wajah rupawan kekasihku di layar besar ponselku. Tak terasa aku meneguk ludahku dengan kesusahan. Ya Tuhan benarkah dia manusia? Pahatan sempurnamu padanya sungguh membuatku candu.
"Belum bangun?" Tanyanya yang aku bisa dengar. Aku yang masih terkagum hanya bisa menggeleng tanda... entah aku juga tak tau.
"Udah?" Tanyanya lagi. Sumpah ini bibirku kelu hanya untuk bisa membalas pertanyaannya. Aduh siapapun tolong Lily!
"Lo kenapa sih? Sakitt?" Juna di sana terlihat kebingungan karena aku belum bisa berkata sepatah kata pun.
Aku menggeleng lagi. "Aku.. aku..". Aku menggeleng lagi. Gugup sumpah. Juna tolong. "Aku nggak apa-apa kok." Akhirnya mulutku ini sudah bisa diajak kompromi.
"Yaudah. Mandi sana. Bentar lagi gue jemput." Ucapnya. Dan yang jelas itu membuat aku bingung. Buat apa Juna ke sini?
"Emang ngapain aku dijemput. Mau ke mana?" Kataku dengan raut polos.
"Adalah.. udah sana siap-siap, gue jemput 20 menit lagi " ujarnya. Seperti biasanya aku hanya akan menuruti saja titah Juna dan tidak banyak pertanyaan sanggahan untuknya. Karena akan sangat percuma berdebat dengannya. Yang ada hanya akan membuatnya marah.
"Iya Juna" balasku. Dan tanpa memberitahuku dulu Juna memutus sambungan video tadi secara sepihak.
Aku menghela napas panjang, dengan kelakuan Juna. Untung saja aku sudah tau kelakuannya memang seperti itu. Dan untung saja itu hanya panggilan bukan cintanya untukku yang diputus secara sepihak.. hhhha😁
Aku masih belum beranjak dari kasur, mataku masih terpaku dengan foto tangkapan layar yang tadi aku diam-diam ambil saat Juna melakukan video call . Gila sih... pikirku. Yang aku tau dari tampilan Juna tadi sepertinya dia baru saja selesai olahraga. Aku tau dari baju yang ia pakai dan tempatnya seperti ruang khusus untuk olahraga.
-------♡------
Dua puluh menit berlalu aku sudah siap menunggu Juna yang katanya akan datang menjemputku. Aku duduk di kursi teras rumah sambil memainkan ponsel. Aku sedikit bermake up tipis. Dan sedikit mengubah penampilanku, terutama selera pakaianku agar tak mati gaya jika bersanding dengan Juna nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR PAKSA
General FictionAnastasia Pofly Harata, gadis campuran Inggris, Jepang dan Indonesia-tidak mengira akan dapat pernyataan cinta dari Arjuna Bima Direndra seorang badboy sekolah saat ia baru saja putus hubungan dengan kakak kelasnya, Sebastian Fredo. Ia mendapat hadi...