Sheyla?🌸

3.1K 131 0
                                    

Tetaplah di sini..
Menjadi penghuni kekal, di dalam hatiku

***

Mataku menatap kosong lapangan outdoor di bawah sana. Di sampingku ada Kinan yang asik bercermin dari layar lebar ponselnya. Kami berdua pergi ke balkon karena jam kosong di pelajaran terakhir. Dari pada cuma tiduran di kelas lebih baik aku dan Kinan mencari udara segarkan biar tidak mengantuk?

"Ly? Nanti ke rumah gue lagi nggak?" Tanya Kinan.

"Nggak. Nanti gue di jemput ayah" balasku dengan nada lesu.

"Ohh.. om Naoki udah pulang." Gumam Kinan yang masih bisa kudengar.

"Kin.." panggilku.

Kinan menolehku. Aku juga menatapnya.

"Apa?" Ucap Kinan menaikkan alis sebelah matanya.

"Gue kangen Juna.." aku mengatakannya dengan wajah cemberut.

"Temuinlah repot amat. Dia kan pacar lo. Nggak berani nemuin?" Sahut Kinan dengan nada dibuat sinis.

Aku menghembuskan napas berat. "Gue gengsi"

"Makan tuh gengsi Ly! Jaman sekarang ngandelin gengsi? Basi ih. Entar kalau pacar lo di gebet orang baru lo ngrasa sakit hati" cerocosnya tanpa henti. Dia sebenarnya mau menghinaku atau memotivasi sih?

"Tau lah. Nyebelin ngomong sama lo" aku menopang daguku sebal. Menatap lurus ke langit cerah hari ini. Langit saja cerah masa hatiku mendung? Hemm...

"Ly. Temenin gue ke toilet yuk." Ajak Kinan.

"Kuy lah" tanggapku.

~~~~~~

Setelah menemani Kinan dengan urusannya di toliet tadi. Kita tidak langsung kembali ke kelas dan malah belok ke lapangan indoor . Aku di tantang battle oleh Kinan. Jika aku sanggup mengalahkannya aku bisa dapat traktiran selama seminggu darinya. Sedangkan jika aku kalah Kinan memintaku untuk menemui Juna nanti.

Tiga puluh menit sudah aku berusaha memasukkan bola basket ke ring yang tinggi itu. Skor ku dan Kinan selisih 15 point. Kinan lebih unggul. Rasanya ingin menyerah saja. Dengan tubuh mini dan tak ada skill di basket dengan percaya dirinya tadi aku menyetujui saja tawaran Kinan. Sudah tau juga Kinan ini wakil ketua basket lagi? Tinggal menunggu kekalahanku saja.

"Udah ah gue nyerah aja, Kin!" Kataku yang sudah mulai kelelahan.

"Beneran?" Ujar Kinan dengan seringainya.

Aku mengangguk dan mengambil duduk di sembarang tempat. Kuusap keringat di pelipisku yang sedari tadi sudah mengucur keluar.

"Lemah lo!" Ejek Kinan. Dia masih saja mencoba memasukkan bola ke ring. Padahal aku sudah berhenti dan mengakui dia menang.

"Bodo"

"Yaudah sana temuin Arjuna" suruh Kinan. Tangannya ia tekuk ke pinggang. Berpose bak model profesional dengan mata menatapku tajam.

"Harus?" Ujarku. Aku belum siap untuk bertemu Juna. Apa harus aku dulu yang menemuinya dan melawan rasa gengsi dalam diriku?

PACAR PAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang