Good Job Kinan!🌸

3K 129 1
                                    

Di sebuah hubungan setia itu memang perlu. Tapi hal yang sering kita luputkan adalah bagaimana cara kita untuk keluar dari titik jenuh hubungan tersebut.

***

Suasana kelas saat jam istirahat pertama ini sudah riuh dengan celotehan anak-anak yang akan mendukung Kinan nanti. Contohnya Dara dengan Yuki di sampingku ini. Sibuk mencari banner kertas mereka.

"Eh mana ya gue simpen di tas deh perasaan tadi pagi" heboh si Dara mencari-cari bannernya yang belum ketemu.

"Gimana sih lo Dar. Lupa kali lo!" Raya juga ikut mencari.

"Lah ini apa? Ini kan yang kalian cari" kataku menunjukkan kertas persegi panjang warna merah yang di sana ada tulisan 'FIGHTING KINAN' .

Dara langsung berhamburan mendekatiku disusul Raya juga. "Hehe iya Ly. Jatuh kali tadi ya" ujar Dara mengambil kertas  yang ada di tanganku.

"Ceroboh lo!" Raya mencibir.

"Yeee namanya juga manusia punya salah" bela Dara pada dirinya sendiri.

Aku hanya geleng-geleng mendengar perdebatan mereka. Masalah sepele apapun pasti mereka jadikan bahan adu mulut. Anehnya mereka selalu akur walau banyak bertengkarnya. Mungkin itu cara mereka berteman.

"Lilyyyy... fotoin kita dong!" Rengek Yuki padaku. Lalu menyodorkan ponselnya.

"Pose pose cepet.." suruhku.

Dara dan Yuki berpose dengan tak lupa mengangkat banner tadi sebatas perut mereka. Tangan kanan dan kiri mereka yang bebas di angkat dan mengepal. Lucu sih menurutku.

Aku tersenyum melihat hasilnya. Lalu aku kembalikan ponsel tadi ke Yuki. "Baguss ihh..!" Pekik Dara.

"Iyaa.. gue post deh nanti" seru Yuki tak kalah senangnya.

"Kita foto bertiga deh bertiga.. ayok Ly" ajak Dara. Dan aku segera menghampirinya. Tubuhku diapit sama Yuki dan Dara. Yuki mengangkat ponselnya mencari spot terbaik kelas ini daannn...

Cekrekk..!

"Uwu! Cakepp!" Kata Dara.

"Woyyy! Buru ke lapangan udah mau mulai!!" Lantang Maru sebagai ketua kelas menyuruh anak-anak keluar dan segera menuju lapangan basket outdoor.

"Dah mau mulai.. kuy gaes kita keluar" ajak Dara ke aku dan Yuki di sampingnya.

Aku dan Yuki mengangguk dan kita bertiga sama-sama menuju lapangan.

Tiga langkah aku keluar dari pintu kelas. Mataku tak sengaja bertabrakan dengan manik mata tajam Juna. Ia berjalan berlawanan arah denganku serta para anggota geng-nya. Aku jadi gugup sendiri ditatap olehnya. Rasanya sudah belasan kali aku menerima tatapan itu namun tetap saja rasanya sama. Gugup dan salah tingkah sendiri seperti yang aku rasakan saat ini.

"Cie mas pacar dateng tuh, Ly" bisik Yuki tepat di telingaku. Aku hanya meringis mendengarnya.

"Eh pangerannya Lily!" Pekik Dara yang sadar dengan keberadaan Juna di depan kami.

"Juna mau ke mana?"  Tanyaku setelah kami hanya berjarak empat langkah.

Juna tak menjawab tapi dagunya ia angkat menunjuk lapangan berada. Lalu sebelah tangannya ia ulurkan padaku. Sedangkan tangan yang satunya masih ia masukkan di saku celana.

Aku mengerjapkan mataku dua kali. Lalu dengan ragu menerima uluran tangan tersebut.

"Ih Lily malu-malu amat sama mas pacar" goda Yuki.

PACAR PAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang