Jika kau mempunyai dua pilihan
Kau akan memilih pihak yang mencintai atau dicintai?***
Selepas pelajaran pertama usai. Sheyla memintai diriku untuk ikut dengannya. Aku hanya mengiyakan ajakannya. Katanya ada sesuatu yang mau dibicarakan berdua denganku. Dan kurasa itu soal tadi pagi. Aku menerka ini pasti ada hubungannya dengan Edo lagi.
"Ly.." ucapnya memanggil namaku lirih. Kami berada di belakang gedung sekolah. Yang lumayan sepi. "Iya, kenapa Sheyla" jawabku. Aku mencoba setenang mungkin berhadapan dengannya.
"Gue minta jangan singgung hubungan gue dengan kak Edo di depan anak-anak kaya tadi. Lo waktu itu kan tau, kak Edo lebih pilih gue dibanding sama lo" ia seperti menjeda perkataannya. Aku masih diam menunggunya hingga ia selesai bicara. "Lo juga udah dapat penggantinya. Jadi gue harap lo jangan berharap lagi bisa sama kak Edo" sambungnya. Aku merasa perkataan Sheyla cukup menohok perasaanku. Ku kira ia akan meminta maaf karena sudah menikung hubunganku dengan kekasiku. Tapi, Hah! Dasar pengkhianat tak tau maluuu
Aku coba menahan emosi di dadaku. Aku bukanlah seorang gadis yang akan marah-marah jika mendapat tekanan. Aku justru akan diam dan berpikir kembali mana yang terbaik yang harus aku lakukan. "Iya Sheyla. Gue sudah mengikhlaskan kak Edo. Jadi, lo nggak usah khawatir" ucapku. Dan Sheyla hanya diam. Aku lantas meninggalkanya. Cobaan apa yang Tuhan berikan sampai aku memiliki sahabat ambis sepertinya.
Aku memasuki kelasku. Kulihat Kinan sudah tidak ada. Apa dia pergi ke kantin?
Setelah berbicara dengan Sheyla tadi. Aku sama sekali tak napsu untuk makan. Aku akan mengubur dalam kenanganku bersama pria tukang selingkuh itu. Tak ada untungnya juga aku terus ingin kembali padanya. Yang ada akan banyak masalah lagi di hubungan kami.
Aku menelungkupkan kepalaku di mejaku saat ini. Kucoba penjamkan mataku perlahan. Aku sangat lelah dengan kisah gila ini. Mencintai dan dicintai, bukankah lebih baik aku menerima seseorang yang mencintaiku, kan?
Benakku jadi terlintas wajah dingin Arjuna. Di mana pria itu sekarang, apa dia mengikuti kelas dengan baik hari ini? Dia sudah makan atau belum. Tunggu Lily. Apa kau merindukan makhluk es itu?
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mana mungkin aku sudah bisa rindu pada Juna. Aku berusaha menampik rasa itu pada diriku.
~~~~~~
Seperti yang sudah-sudah. Saat pulang, Juna sudah menungguku di depan kelas. Aku menghampirinya dengan Kinan. "Lily, gue duluan ya. Han udah di depan" pamit Kinan padaku. Setiap hari ia akan dijemput pacarnya. Han adalah siswa sekolah sebelah, SMA Patriot. Makanya Kinan selalu pamit saat Han sudah menjemputnya di depan sekolah. Sekarang aku sangat iri pada hubungan Kinan dan Han, yang adem ayem saja padahal sudah menginjak tahun ke-3 mereka. Kinan dan Han dulu berada di satu SMP yang sama. Tapi karena pilihan SMA mereka beda, jadi harus berpisah sekolah seperti sekarang ini.
"Kenapa tadi nggak ke kantin?" Suara Juna membuyarkan lamunanku. Aku menatap wajah Juna lekat. Dan apa tadi, dia bertanya padaku, 'kah?
"Apa Jun..?" Kataku. Dengan wajah bingung.
"Kenapa nggak ke kantin tadi. Makan apa?" Tanyanya. Aku tersenyum dengan perhatiannya kali ini. "Nggak napsu buat makan" jawabku. Juna mengkerutkan dahinya. "Kenapa gitu?" Tanya Juna lagi. Sepertinya ia sangat penasaran. "Nggak tau. Tadi aku bicara sama Sheyla. Terus setelah itu aku jadi nggak napsu buat makan" balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR PAKSA
General FictionAnastasia Pofly Harata, gadis campuran Inggris, Jepang dan Indonesia-tidak mengira akan dapat pernyataan cinta dari Arjuna Bima Direndra seorang badboy sekolah saat ia baru saja putus hubungan dengan kakak kelasnya, Sebastian Fredo. Ia mendapat hadi...