End🌸

4.5K 166 17
                                    

Patah hati itu hal wajar jika kau sudah berani mengenal apa itu rasa cinta. Karena jika cintamu berkhianat pasti rasa sakit yang akan kau dapatkan.

***

Selama dua Minggu ini yang kulakukan adalah termenung di atas kasurku. Air mata sesekali menetes membasahi pipiku. Dan sudah beberapa hari ini aku harus absen dari sekolah karena badanku terus menerus drop.

Ibu dan ayah? Jelas kedua orang yang kusayang itu khawatir padaku. Mereka juga sudah tau aku baru saja putus dengan Juna. Ibu tampak tidak merelakan hubungan kami berakhir, sedangkan ayah. Beliau memaklumi keputusan kami. Katanya cinta di usiaku memang rentan kandas. Karena kami lebih mementingkan ego masing-masing daripada komitmen bersama.

Suara ketukan pintu menginterupsiku untuk melihat siapa orang yang datang. Ibu yang datang. Dengan dua orang berada di belakangnya. Mereka Felix dan Anne?

"Sini masuk. Lily ada di dalam" suruh ibu yang kudengar.

Dan memang benar itu Felix dan Anne mereka sudah masuk ke kamarku. Anne lebih dulu mendekat ke ranjangku. Dia menangkup wajahku khawatir dengan keadaanku.

"Lily. Lo nggak apa-apa kan? Cepat sembuh dong jangan bikin kita semua khawatir." Suaranya nyaring masuk ke telingaku.

"By jangan ditangkup gitu wajah Lily. Tuh dia nggak bisa ngomong" sahut Felix.

"Oh iya iya.." Anne mengerti dan melepas tangannya dari wajahku.

"Gue nggak apa-apa kok. Cuma badan gue drop aja. Udah biasa kaya gini karena kebanyakan nangis mungkin." Aku tertawa getir saat mengatakan itu.

"Lo harus bisa melewati masa-masa sulit ini. Gue akan bantu lo tegar. Percaya sama gue, oke!" Aku tersenyum dengan apa yang baru saja Anne katakan.

Aku mulai tersenyum sekarang. Kedatangan Anne dan Felix membuat seperempat rasa sakitku hilang. Mereka menghiburku dan menyemangatiku.

"Lily gue minta maaf soal rekaman itu. Gue bakal ceritain semua di balik isi di rekaman itu. Ya walau ini seharusnya bukan gue yang ngomong. Tapi gue nggak mau ada salah paham lagi antara lo dan dia." Felix mengatakan dia dengan mata melirik ke sembarang arah. Dan aku tau yang dimaksut itu siapa.

Pria yang dulu membuat hari-hariku berarti. Pria dingin dengan wajah datar serta mata elang yang akan menusuk siapapun orang yang ia tatap. Dia Arjunaku. Tapi itu dulu. Dulu saat kami bersama dialah Arjuna di hatiku.

"Lo pasti udah taukan kalau Juna mulai suka sama lo pas awal masuk SMA?" Tanya Felix. Aku lantas mengangguk membenarkan.

"Tapi waktu itu dia harus mencoba berhenti suka sama lo karena lo udah lebih dulu dekat sama Fredo. Fredo dan Juna memang kakak adik. Tapi saling ada dendam antara mereka. Juna yang benci karena Fredo mengambil ibu darinya sedangkan Fredo dia benci karena rasa iri dengan apa yang dimiliki Juna. Termasuk dia nggak mau Juna selalu dapat apa yang ia inginkan. Dan yang diinginkan Juna waktu itu elo" aku tertegun dengan apa yang diceritakan Felix. Begitu juga Anne yang menatapku sekarang.

"Berbagai cara Juna lakukan untuk melupakan lo Pofly" Felix masih saja melanjutkan ceritanya. "Dan itu membuat gue dan anak lain miris melihatnya waktu itu. Setiap malam dia mabuk di club. Hampir waktu itu dia mau coba narkoba. Tapi untungnya dia masih bisa berpikir jernih untuk nggak nyoba barang haram itu. Sampai pada akhirnya dia coba melampiaskan semua ke balap. Dan mulai saat itu balap jadi rutinitasnya tiap malam sampai ia benar-benar bisa melupakan gadis yang ia cinta."

PACAR PAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang