Kawan sejati
Akan menolongmu saat kau terjatuh
Akan menenangkanmu saat kau merasa katakutan
Akan menghiburmu dikala kau sedang terpuruk
Dia akan selalu menjagamu dari orang yang akan berbuat buruk padamu.
Kawan yang baik adalah anugerah terbesar di hidupmu***
Aku mencomot keripik kentang saat Kinan mulai bercerita tentang hubungannya dengan Han. Kekasihnya.
"Ly, nggak tau kenapa gue takut Han punya selingkuhan deh" ucapnya lesu.
"Kok lo berpikir gitu. Lo nggak percaya sama pacar lo sendiri?" Balasku.
"Ya bukan gitu. Gue percaya sama dia. Cuma akhir-akhir ini dia tuh beda Lilyyy..."
"Bedanya gimana?" Aku menanggapinya dengan santai. Sambil tanganku memasukkan kembali keripik dengan rasa gurih itu ke mulutku.
"Yang pertama, dia sekarang kalau nggak gue chat dulu nggak bakal coba chat gue sehari penuh. Dan dua hari yang lalu dia udah coba bohongin gue, Ly" jelas Kinan. Mukanya sudah cemberut. Ada tersirat kekecewaan di matanya.
"Bohong kenapa? Cerita yang jelas deh" gemasku karena hanya diceritakan setengah-setengah.
"Dia bohong mau nge-band tapi ternyata setelah gue telepon temen satu bandnya nggak ada jadwal hari itu." Jelasnya
"Lo udah coba tanya ke dia langsung?"
"Nggak. Gue nunggu kejujuran dia, Ly. Tapi sampai sekarang nggak ada penjelasan apapun. Dan itu bikin gue takut, kalau-kalau Han bener punya yang lain" di sini dapat kulihat sisi Kinan yang rapuh hanya karena asumsi dari pikirannya sendiri.
"Udahlah. Besok dia juga cerita. Setau gue Han bukan cowok kaya gitu. Dia itu setia kok sama lo. Jangan mikir aneh-aneh mulu" ucapku menenangkannya. Aku memeluk Kinan dan dia juga membalas pelukanku.
"Eh, Ly gimana hubungan lo sama si Arjuna?" Tanyanya.
"Nggak gimana-gimana. Baik-baik aja" jawabku meneguk minumanku.
"Dia nggak kasar, 'kan sama lo?" Ucap Kinan dengan raut khawatir.
Aku tersenyum dengan pertanyaan Kinan ini. "Nggak, lah! Ngapain ngasarin gue. Yang ada ya. Lo tau?"
"Apa?" Kinan mendekat padaku.
"Dia itu cowoknya overprotective banget." Kataku.
"Yang bener? Cowok dingin gitu ternyata bisa gitu ya. Tapi bukannya seharusnya lo ngrasa nggak nyaman digituin, Ly?"
"Gitu gimana? Biasa aja gue. Malah itu sisi romantisnya Juna bagi gue" aku terkekeh saat mengingat wajah Juna saat mengatakan kalimat posessivenya.
"Ada gitu overprotective malah dikira romantis" cibir Kinan padaku. Aku hanya tersenyum saja menanggapinya.
"Jadi udah move on nih lo ama mantan? Kuy nonton drama, 'lah. Ly"
"Udah 99% move on. Ayok deh. Mau drama apa?"
"Drama terbaru Jaemin NCT" seru Kinan dengan suara toa masjidnya.
"Bentar gue cari." Jariku sibuk mencari letak aku menyimpan drama yang Kinan inginkan. "Udah nih" kataku setelah berhasil menemukannya.
"Okey. Putar cepet" suruh Kinan. Aku segera memutar drama tersebut. Malam ini mungkin aku dan Kinan akan begadang untuk maraton drama baru si dedek manis ini.
~~~~~~
Saat ini aku tengah duduk di teras rumah. Tidak ada yang spesial dari hari Mingguku ini. Aku menyibukkan diri hanya tadi pagi bersama ibu untuk membersihkan rumah. Kinan sudah pulang dari hari Sabtu kemarin. Sekarang aku hanya memainkan ponselku. Aku men-scroll layar ponselku untuk mengganti halaman di cerita yang sedang aku baca dari aplikasi Wattpad.
Kalian pasti ingin tau kabar Juna. Jawabannya aku juga tak tau dia ke mana. Sejak pagi, dia belum mengabariku. Dari sejak kemarin pun, ia hanya mengabariku satu kali. Pada sore hari. Dia meneleponku dan mengatakan kalau ia sedang sibuk mengurus kafe. Pikirku itu suatu alasan yang konkret. Karena pengunjung kafe pasti akan sangat ramai di waktu weekend.
"Lily. Tolong beliin Ibu gula dong sama tepung di minimarket depan.." ucap ibuku dari arah dalam rumah. Aku yang mendengarnya segera bangkit dari kursi.
"Mana uangnya, Bu?" Tanganku menadah di depan ibuku yang ternyata berada di dapur. Rambut blonde-nya ia ikat satu. Serta apron dapur yang saat ini tengah ia pakai. Kadang aku sangat iri melihat ibuku yang begitu cantik dengan riasan seadanya seperti saat ini. Senyumnya manis. Dan memiliki freckles di sekitar hidung dan wajahnya.
"Nih.." ibu memberiku beberapa uang yang cukup untuk membeli pesanannya tadi. "Jangan lupa gula sama tepung. Ibu lagi pengin buat kue nanti" ucapnya mengingatkanku. Aku mengangguk patuh. "Iya. Lily pergi dulu" pamitku. Dan segera berjalan keluar dari rumah.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di minimarket. Hanya melewati 5 rumah dari rumahku tadi, lalu belok kiri. Sampai.
Saat sampai aku masuk ke dalam minimarket. Aku mencari benda yang ibuku minta tadi. Aku menelusuri setiap rak di sini. Mataku berbinar kala menemukan gula dan tepung sekaligus. Lantas aku mengambilnya dan memasukkan ke dalam keranjang belanjaan.
Setelah mendapatkan pesanan ibu. Aku masih belum beranjak ke meja kasir untuk membayar. Aku masih ingin melihat promo apa saja yang hari ini ada di minimarket ini. Siapa tau aku jadi tergiur untuk membelinya.
Saat mataku tengah menelisik beberapa produk. Aku tersentak kaget dengan dua orang di hadapanku sekarang. Bukankah pria itu Han?
Aku seperti mengenali perempuan yang bersamanya di sana. Perempuan itu entah karena sadar aku perhatikan, pun menoleh. Wajah itu aku mengenalinya. Dia anak dari tetangga sebelah rumahku. Dinda.
"Mbak Lily.. beli apa?" Sapanya padaku.
"Eh, Dinda. Ini beli gula sama tepung pesenan ibu" jawabku.
Aku lantas melirik Han di samping Dinda. Wajahnya... terlihat kaget, ketakutan, dan cemas. Mungkin karena aku menangkap basah dia sedang bersama gadis lain. Dan parahnya lagi aku mengenal perempuan ini.
"Han, kenapa bisa sama tetangga gue?" Tanyaku pada Han. Yang kulihat ia hanya kaku tak bisa menjawab pertanyaanku saat ini.
"Kok Mbak kenal sama Kak Han? Dia nemenin Dinda, Mbak" sahut Dinda. "Yaudah Mbak Lily kita pergi dulu ya. Udah selesai" pamit Dinda dan menarik lengan baju Han untuk pergi bersamanya.
Bibirku tersenyum menanggapi kata pamit Dinda. Apa benar Han berselingkuh dan itu bersama Dinda. Aku jadi merasa kasihan dengan Kinan. Setelah aku, apakah sahabatku harus merasakan hal yang sama?
Semoga saja tidak. Aku tau Han adalah pria yang baik. Dia dan Kinan sudah berjalan sejauh ini. Dan yang aku tau mereka baik-baik saja. Jika bertengkarpun, mereka akan berbaikan di hari itu juga. Hubungan mereka dilandasi oleh kepercayaan. Aku tau itu.
Rasanya aku ingin segera memberi tahu Kinan tentang hal yang baru saja aku lihat tadi. Tanganku dengan cepat mengambil beberapa camilan dan es krim. Lalu segera aku ke meja kasir untuk membayar tagihan belanjaku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR PAKSA
General FictionAnastasia Pofly Harata, gadis campuran Inggris, Jepang dan Indonesia-tidak mengira akan dapat pernyataan cinta dari Arjuna Bima Direndra seorang badboy sekolah saat ia baru saja putus hubungan dengan kakak kelasnya, Sebastian Fredo. Ia mendapat hadi...