Aku tak memaksamu untuk membalas rasaku. Namun suatu hari aku percaya hatimu akan mencariku.
***
Aku terduduk di kursi meja belajarku. Terdiam sambil memangku daguku dengan sebelah tanganku. Kulihat halaman belakang rumahku dari jendela kaca kamarku. Entah apa yang aku renungkan, entah apa yang sedang aku pikirkan. Kejadian sore tadi membuatku seakan terus melihat Juna di mataku.
Mantra apa yang kekasihku itu coba berikan padaku. Aku terbius dengan segala pesona dalam dirinya.
"Lily, ada Kinan di depan!" Seru ibuku. Membuyarkan segala lamunanku tentang Juna.
Aku menoleh ke arah pintu. Ada Kinan? Untuk apa dia datang malam-malam ke sini. Tanpa banyak pertanyaan lagi di otakku. Aku segera keluar kamar dan menemui Kinan.
Sekarang aku dan Kinan sudah ada di kamarku. Wajah gadis tinggi ini sangat ceria, berbanding terbalik dengan yang aku lihat di sekolah tadi.
"Ngapa sih lo liat gue gitu amat?" Sentak Kinan padaku. Karena aku terus menatapnya dengan raut aneh.
"Lo belum minum obat ya?" Tanyaku.
"Udah. Obatnya gue balikan sama Han. Haha" kelakar Kinan. Terkikik di atas kasurku.
"Ohhhhh... jadi udah baikan nih ceritanya?" Ujarku dan mengambil duduk di sebelahnya.
"Udahlah. Tadi Han ke rumah gue. Dan jelasin semuanya sama gue. Gue pikir kemarin dia balikan lagi sama mantannya itu. Tapi ternyata dugaan gue salah. Gue nyesel, Ly."
"Makanya, tunggu dia jelasin dulu. Jangan berspekulasi yang nggak-nggak" sindirku.
"Iye iye. Kan gue takut nasib gue kaya lo sama sapa tuh... si Edo" mendengar itu aku menempeleng kepala Kinan. Aku sudah seratus persen move on darinya. Kenapa harus di ungkit-ungkit lagi. Menyebalkan.
"Sakiiitt ih" ringis Kinan mengusak-usak kepalanya. "Sukurin" kataku. Dan menjulurkan lidahku mengejeknya. "Dasar lo Nyonya Arjuna Bima Direndra. Haha" aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang sedang Kinan katakan tadi?
"Apa sih lo. Emang nama Juna gitu?" Tanyaku polos ke Kinan. Kinan menepuk jidatnya membuatku semakin tak mengerti. "Hadehhh lo pacaran udah berapa lama sih sama Juna. Namanya aja nggak tau Ly, Lily" tanya Kinan.
Aku memasang wajah cengohku. Emang aku belum tau nama lengkapnya hehe,
"Hehe... belum tau gue" cengirku tanpa dosa. Kinan melihatku malas, bola matanya memutar. "Perasaan hampir seluruh orang di sekolah juga tau loh, namanya Arjuna. Cuma lo aja kali yang nggak tau. Edo mulu yang dipikir dulu" sindir Kinan. Membuatku mengerucutkan bibirku sebal.
"Tau ah." Balasku jengah. "Tapi, namanya bagus. Arjuna Bima.." lanjutku lirih. Kinan lantas melirikku. Ia menatapku penuh selidik. "Mesti mikir nama dia dari tokoh pewayangan, kan lo?" Tebak Kinan. Aku mengangguk membenarkan.
"Iya, Arjuna Bima Direndra. Dari orang jawa kali ya dia?" Celetukku pada Kinan. Kinan tampak berpikir. "Mungkin iya. Kalau dari namanya. Tapi pernah ada kabar dia tuh aslinya dari Bali" kata Kinan.
"Jangan-jangan dia ada darah bulenya lagi.." tebakku asal.
Kinan mengendikkan bahunya tak tau. "Nggak tau gue. Kalau pacar gue kan jelas tuh asli orang sini. Haha" aku memutar bola mataku malas. Lagi-lagi Han. Dasar Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR PAKSA
General FictionAnastasia Pofly Harata, gadis campuran Inggris, Jepang dan Indonesia-tidak mengira akan dapat pernyataan cinta dari Arjuna Bima Direndra seorang badboy sekolah saat ia baru saja putus hubungan dengan kakak kelasnya, Sebastian Fredo. Ia mendapat hadi...