1. Aku dan kak Ando

340 13 6
                                    

Ini karya ke tiga aku.

Maaf bila cerita ga jelas dan banyak typo.

Happy Reading ^.^



Nessa POV

"Kak Ando seriusan dong, aku grogi nih." Kataku sambil terus focus ke jalanan.

"Hahaha serius kakak juga, lucu loh kamu. Cantik kalau kaya gitu." Kak Ando masih terus merekam aku yang sedang berlatih menyetir mobil dengan ponselnya. Ini adalah latihan ke berapa kali aku mengemudikan mobil, kak Ando yang mengajariku.

Hai perkenalkan namaku Vanessa Junika biasa aku dipanggil Nessa. Saat ini aku masih memperdalam keahlianku dalam soal kue, bolu dan teman-temannya. Aku gak mau melanjutkan kuliah karena gak mau menyusahkan mama lagi, walaupun uang pensiun papa dan usaha mama berjualan camilan online berjalan lancar.

Mamaku adalah single parent yang paling kuat menurutku, dulu saat aku berusia sepuluh tahun papa meninggal. Papa seorang perwira polisi, papa meninggal karena tertembak oleh perampok yang sedang beraksi. Saat adu tembak dengan para perampok, papa tertembak tepat di kepalanya. Sejak papa meninggal, mama gak pernah menikah lagi dengan siapapun. Kata mama cintanya telah terkubur bersama papa.

Aku berpacaran dengan kak Kurniando Hanggara, sudah hampir dua tahun aku berpacaran dengan kak Ando. Beberapa hari lagi adalah hari jadi kami yang ke dua tahun. Kak Ando adalah seorang pengacara. Beda usia kami lumayan jauh, kak Ando sudah berusia 25 tahun sedangkan aku baru akan berusia 19 tahun.

Aku adalah seseorang yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Aku sudah mempunyai sim A tapi aku belum terlalu lincah membawa mobil. Jadilah saat ini dan yang ke sekian kalinya aku diajarkan kak Ando mengendarai mobil memakai mobil miliknya. Kak Ando amat suka menggodaku. Gak pernah ada pertengkaran serius antara kami, kak Ando juga amat mengerti aku. Aku amat menyayangi kak Ando, gak kebayang nantinya kalau aku gak sama kak Ando lagi. Apapun akan aku lakukan buat terus bersama.

***

"Ya kak, jam delapan yah."

"Ya. Maaf yah agak malam karena aku banyak kerjaan. Kalau lebih malam gimana?" Kata kak Ando di ujung telfon sana.

"Gak apa, aku udah izin sama mama. Lagian mama juga kan percaya sama kakak." Kataku sambil melihat masih kurang apa lagi dari hiasan kue yang aku buat.

"Ya sayang. Sampai jumpa nanti malam yah sweetyku." Kak Ando lalu memutuskan sambungan telfon.

Aku masih terus mengamati kue yang aku buat untuk perayaan hari jadi kami yang ke dua tahun. Karena mendadak kerjaan kak Ando banyak maka ia kan menjemputku terlambat, padahal janjinya kami akan bertemu jam tujuh tapi harus mundur lagi.

"Nes, mama mau keluar dulu yah beli bahan kue yang habis. Kamu mau ikut atau dirumah aja?" Kata mamaku yang cantik membuat aku mengalihkan pandangan dari kue ke arahnya.

"Gak degh, ma. Nessa mau istirahat aja di rumah cape juga bikin kue tart. Nanti kak Ando jemput Nessa jam delapan ma, mendadak dia ada kerjaan." Kataku memberi tahu perubahan jadwal kak Ando, mama hanya menganggukan kepalanya lalu pergi meninggalkan aku menuju toko bahan kue langganannya.

Kue yang sudah jadi tadi aku masukkan ke kulkas agar creamnya gak meleleh karena panas. Aku lalu menuju kamarku untuk merebahkan badanku yang terasa pegal karena harus merundukkan badan dan berkonsentrasi menghias kue tart pertamaku. Biasa aku hanya membuat bolu, pastry, dan kue kering.

***

Jam delapan lewat kak Ando datang menjemputku, dia masih memakai kemeja putihnya. Dasinya sudah ia lepas jasnya pun sudah di letakkan di kursi penumpang dibelakang. Lengan bajunya sudah di gulung sebatas siku. Walaupun dalam penampilan apapun aku tetap melihat kak Ando adalah lelaki yang paling tampan sedunia.

Tadi kami telah pamit pergi dengan mama, aku lalu meletakkan dus kue tart yang tadi sudah aku buat ke kursi penumpang di belakang dan aku sendiri sudah duduk manis disamping kak Ando yang sedang mengemudikan mobilnya.

Kami pergi menuju kafe langanan kami. Kafe yang banyak membawa kenangan bagi kami. Dulu pertama kali aku dan kak Ando bertemu disana, jadian dan merayakan hari jadi yang pertama disana. Kini kamipun akan merayakan hari jadi kami yang ke dua.

"Ayo turun, jangan bengong aja kita udah sampe." Kata kak Ando membuyarkan lamunanku, ia sudah membukakan pintu untukku. Setelah membuka sealbelt dan mengambil kue di kursi belakang aku lalu keluar dari mobil kak Ando.

"Makasi, kak." Kataku dengan senyum yang amat manis.

"Kembali kasih cantiknya aku." Gombal kak Ando sambil menoel pipiku.

Kami memasuki kafe itu, para pelayan sudah hapal betul dengan kami, kak Ando lalu menyebutkan bahwa ia sore tadi sudah memesan sebuah meja untuk kami berdua. Meja di pojok ruangan yang memang menjadi tempat favorit kami kalau ke kafe ini.

Kami memesan beberapa makanan dan minuman, lalu aku membuka kotak kue yang aku bawa tadi, aku mulai menancapkan dua batang lilin kecil diatas kue yang sudah aku hias dan aku berikan tulisan "Happy Anniversary 2nd Ando – Nessa". Setelah mengucapkan permohonan bersama, kami lalu meniup lilin bersama-sama.

Makanan yang kami pesan gak lama datang, kami pun memakan dengan perasaan yang amat senang. Sesekali kak Ando mengombal yang membuat aku tersipu malu. Setelah selesai makan dan juga memakan kue yang aku buat kami masih terus mengobrol.

"Nes, mungkin aku bukan orang yang romantis, bukan orang yang yang selalu ada setiap saat buat kamu tapi aku bener-bener sayang sama kamu. Nes, kamu mau gak menikah sama aku? Kita kan udah pacaran dua tahun, umur aku juga udah bisa dibilang cukup untuk menikah, aku juga udah mapan sebagai pengacara." Kata kak Ando menggenggam tanganku.

"Aku mau kak." Jawabku cepat, kak Ando seperti biasa gak ada kata romantic atau apa tapi aku mau dan menerima dia. Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu, dilamar kak Ando. Maka tanpa berfikir dua kali aku menerima lamarannya.

Kak Ando mengeluarkan sebuah cincin sederhana dari kotak beludru merah lalu menyematkan di salah satu manis jariku. Aku terus memandang cincin itu dengan perasaan bahagia. Memiliki kak Ando seperti suatu kebahagiaan tersendiri bagiku setelah kehilangan sosok papa dan lelaki di rumahku.

Author POV

Seorang wanita yang duduk gak jauh dari tempat Ando dan Nessa melihat mereka dan tersenyum. Ia juga mendengar apa yang dikata Ando, sebuah lamaran yang singkat tapi dilihatnya kebahaiaan pasangan itu. Kebahagiaan mereka dapat ia rasakan.

Ia sendiri lalu memutar-mutar cincin di jari manisnya. Ia juga sudah di lamar pacarnya, tapi sayang hubungan mereka tak mendapatkan restu dari orang tua kedua belah pihak. Orang tua mereka adalah saingan bisnis, jadi hubungan mereka selalu di tentang oleh orang tua mereka. Kali ini ia berjanji akan bertemu diam-diam dengan pacarnya itu. Gak mungkin baginya bertemu secara langsung dengan pacarnya itu.

Duduknya makin gelisah karena seseorang yang ia tunggu belum juga datang padahal sudah dua puluh menit ia menunggu dan tak ada kabar sama sekali. Saat ia mengalihkan pandangannya ia melihat dua orang yang amat ia kenali, mereka adalah orang kepercayaan papanya.

Sebelum ia ditemukan dan di paksa pulang, ia lalu berjalan menyelinap keluar melalui pintu belakang kafe, karena ini adalah tempat ia selalu bertemu dengan pacarnya jadi ia tau betul dimana letak pintu belakang. Ia lalu terus berlari keluar jalanan dan perlahan menyusuri jalanan. Setelah yakin aman dan tak ada lagi yang mengejarnya, ia lalu berhenti untuk menunggu taksi yang lewat. Jalanan sudah lumayan sepi dan jarang taksi yang lewat karena hari sudah lumayan malam, akhirnya ia harus menunggu.

Please komen n vote. Cerita aku up kalau ada yang komen n vote.

Tolong bantu koreksi yah kalau ada typo. Thanks.

Publish 17 Mei 2019

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang