9. Makam

99 8 0
                                    

Author POV

Hindra membawa Nessa pulang ke rumahnya, sebelumnya ia sudah mengajak Nessa untuk makan siang yang bisa dibilang belum terlalu siang. Rumah itu tampak rapih walau sedikit berdebu. Sebelum Hindra kembali ke Medan, ia menutupi semua barang dengan kain penutup untuk meminimalkan debu yang menempel. Ia lalu membuka beberapa penutup tanpa banyak bicara, rumah ini sama seperti waktu ia tinggalkan beberapa bulan lalu.

"Nes, gak perlu dibuka semua. Yang kita mau pake aja." Kata Hindra sambil membuka penutup debu di sofa ruang tengah.

Nesa dari awal masuk ke rumahnya heran kenapa semua barang di rumahnya tertutup kain dan juga lantainya berdebu, ia ingin melihat dimana mamanya. Mengapa rumahnya jadi sepi.

"Om, kok semua barang di tutup kain? Rumah kaya gak keurus, mama kemana om?" pertanyaan Nessa pun terlontar dari mulutnya setelah dari tadi terus berputar dikepalanya. Pertanyaan yang amat susah Hindra jawab.

"Hari ini kita buka penutupnya secukupnya aja yah, terus kamu beresin debunya. Kita istiahat dulu hari ini, besok om ajak kamu ketemu mama kamu." Kata Hindra tanpa menjawab pertanyaan Nessa yang begitu menyesakkan hatinya.

"Loh emang mama kemana sih om?"

"Kali ini om mohon sama kamu, kamu nurut aja sama om."

"Tapi-"

"Nes." Hindra mulai mengeluarkan aura ketegasannya sehingga Nessa pun tak dapat membantah apa yang dikatakan oleh Hindra.

Nessa mulai membuka apa yang akan dipakai dan membersihkan lantai dari debu. Mungkin besok Nessa baru akan membuka semua penutup dan membersihkan yang lain. Sambil mengerjakan semua itu pikirannya terus melayang kemana mamanya pergi, selama ini mamanya gak pernah pergi meninggalkan rumah apa lagi keluarga mereka hanya Hindra. Nessa terus bertanya kenapa dan kemana mamanya pergi.

Sementara Nessa terus membereskan rumahnya, Hindra berpamitan pergi untuk membeli makanan untuk mereka. Waktu membereskan rumah memang memakan waktu, sudah hampir sore sehingga Hindra pergi mencari makan malam untuk mereka.

***

Pagi ini Nessa bangun dengan hati bahagia karena ia dapat bangun di tempat tidurnya. Tempat tidurnya yang tidak disentuhnya selama beberapa bulan belakangan ini. Ternyata tempat ternyaman adalah rumah, karena hanya rumah yang menghadirkan kehangatan di dalam hatinya.

Hindra yang semalam tidur di kamar adiknya, Elisa, pagi ini sudah rapih di meja makan dengan kopi dan roti yang ia beli di jalan pulang dari lari paginya. Ia juga membelikan Nessa roti coklat kesukaan Nessa tanpa membelikan minuman apapun karena yang ia tau bahwa Nessa lebih menyukai air putih daripada minuman yang berwarna atau yang ada rasa.

Nessa yang sudah mandi, keluar dari kamarnya dan melihat om nya sudah rapih menggunakan kemeja hitam sedang meminum kopi dan melamun.

"Om."

"Eh kamu udah bangun yah." Nessa mengejutkan Hindra dan membawa ia kealam nyata. "Kamu udah mandi yah? Sini sarapan dulu terus kamu ganti baju. Om anter kamu nemuin mama kamu."

Nessa menuruti apa kata om nya, ia lalu duduk dan mengambil satu bungkus roti coklat kesukaannya, sebelumnya ia mengambil air putih hangat untuk menemani roti coklatnya. Nessa mengunyah roti coklatnya sambil terus bertanya kemana mamanya sebenarnya, om nya kini sudah kembali merenung dan Nessa gak mau mengganggu om nya.

Selesai sarapan, Nessa lalu kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian. Ia menggunakan kaus putih polos dan jeans hitam. Entah mengapa kali ini ia memilih kaus putih polos, hanya perasaannya saja dan juga keinginanya menggunakan baju itu tanpa tahu kalau nanti ia akan mengunjungi makam mamanya.

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang