6. Terus Mencari Informasi

110 8 0
                                    

Setelah pamakaman adiknya dan sebelum kembali ke Medan, Hindra pergi menenui beberapa senior dan juga temannya yang bertugas di Jakarta untuk menanyakan detail kasus Nessa. Apa yang diinformasikan Elisa kepada Hindra amat sedikit jadi Hindra harus mengumpulkan informasi lebih lagi mengenai kasus Nessa.

Seharusnya ia sudah menemui temannya tapi karena hari yang di janjikan, Elisa meninggal dunia maka ia mengatur ulang jadwal pertemuannya dengan temannya maupun seniornya untuk mendengarkan apa yang terjadi saat malam itu.

"Sepertinya banyak yang ganjil dari sini. Kenapa Nessa mengemudikan mobil pacarnya, alibi pacarnya pun seperti gak masuk akal. Kanapa sampai mobilnya harus Nessa bawa pulang? Apa susahnya mengantarkan Nessa pulang baru ia pulang ke rumahnya." Hindra terus mengutarakan apa yang ada dipikirannya.

"Kita harus mendalamin lagi kalau mau, kita pelan-pelan cari saksi lagi. Kuncinya ada di Nessa, sedangkan sampai saat ini aja Nessa gak buka mulut kan? Kita gak tau apa yang dilakuin sama keluarga itu sampe Nessa gak mau buka mulut." Kata Agus teman dekat Hindra yang membantu menyelidiki kasus Nessa.

"Harusnya kamu bisa ngorek keterangan lewat Nessa, siapa tau Nessa mau cerita sama kamu." Kata Danu senior Hindra.

"Gak, Nessa sama sekali gak buka mulut saat saya jenguk kemaren. Bahkan untuk ngasih tau meninggalnya ibunya aja saya gak tega." Kata Hindra sambil menerawang mengingat pertemuannya dengan Nessa yang tak membuahkan hasil. Dilihatnya Nessa hanya terdiam dan linglung, akhirnya Hindra tak tega membaritahu berita duka tentang Elisa yang sudah bersama suaminya di surga.

"Kemungkinan Nessa syok atau dia mengalami tekanan dari pihak lain." Kata Ridwan temannya yang lain.

"Dan kalian merasa aneh gak sih saat si pacar yang mobilnya dipakai palah menjadi pengacaranya. Apa benar Nessa bicara dengan pengacaranya aja tapi gak mau bicara sama keluarganya tentang kejadian malam itu." Lagi Yusuf teman Hindra menimpali.

Mereka terus membahas apa yang bisa membuat mereka menemukan suatu titik terang untuk masalah Nessa, petunjuk nyata sambil mereka terus menyelidiki kasus ini hati-hati. Mereka juga tak mau menyinggung perasaan keluarga orang lain sebelum mendapatkan bukti pasti.

"Nanti kalau ada perkembangan, tolong kabari saya secepatnya yah." Kata Hindra yang akan beranjak dari tempat duduknya, "Dan satu hal kalau Nessa dinyatakan tidak bersalah dan di bebas, tolong kabari saya. Karena Elisa sudah meninggal sebaiknya saya ada disaat dia bebas dan menguatkan dia." Lanjut Hindra dan dibalas anggukan dari temannya.

***

"Mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini Kim Akihiro!" Teriak Dania putus asa melihat anaknya beberapa bulan terakhir seperti orang gila.

Sejak kematian Indi, anak saingan bisnis suaminya, Dania benar-benar dibuat pusing dengan kelakuan Hiro yang sering bermabuk-mabukan. Untuk bekerja pun ia hanya datang di saat ia mau. Untung saja Hiro adalah anak pemilik perusahaan sehingga ia bebas kerja atau libur sesuai dengan moodnya.

Hiro dulu adalah seorang pekerja keras, sejak kematian Indi maka semangatnya untuk bekerja juga menghilang. Kini harinya hanya diisi dengan bermabuk ria, mengunjungi makam Indi, mencari informasi tentang kecelakaan malam itu dan sesekali pergi ke kantor papanya.

Hiro masih terus mencari informasi tentang kecelakaan malam itu, ia juga mencari kelemahan Nessa. Ia ingin mengatur acara balas dendamnya setelah Nessa keluar dari penjara.

"Sampai mati, ma."

"Hei dunia gak sebesar daun kelor, gak sebatas wanta itu aja. Kamu bahkan bisa dapeti yang lebih segalanya." Dania benar-benar gemas dengan tingkah laku anaknya yang bagaikan ABG labil yang sedang patah hati.

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang