Sudah seminggu ini Hiro di Korea, Nessa masih di apartemen Hiro. Sesekali Nessa pergi ke luar menemui Indah atau pun mengunjungi makam orangtuanya, itu pun atas izin Hiro dan diantar oleh body guard yang ditugaskan Hiro.
"Kak." Kata Nessa memanggil Indah yang berada di resto Gilbert. Ini adalah kali ke dua Nessa menemui Indah sejak kepergian Hiro, di resto milik Gilbert.
"Hai Nes. Kamu kesini lagi. Sini sayang." Kata Indah mengajak Nessa duduk di salah satu meja.
"Aku kangen kak, bosen di apart aja."
"Emangnya kamu gak ada rencan buat kuliah lagi, jualan atau kerja gitu? Kue buatan kamu enak kok."
"Kalau kuliah lagi gak degh kak, aku harusnya kerja atau jualan. Aku mau jualan tapi masih banyak bahan pertimbangan aku kak."
"Atau kamu kerja disini aja. Kamu mau di bagian mana? Di dapur atau di kasir?"
"Boleh juga kamu kerja di sini." Kata Gilbert yang tiba-tiba bergabung dengan Indah dan Nessa.
"Hai kak Gilbert." Sapa Nessa. "Perjanjian aku sama kak Hiro kalau sepuluh hari lagi dia gak pulang, aku baru boleh cari kerja atau apa lah."
"Yah kamu pikirin dulu degh. Kalau kamu mau kerja di sini aku tempatin kamu di dapur, kamu buat dessert aja." Kata Gilbert.
"Boleh juga tuh." Kata Indah. "Nes, kamu mau minum apa?"
"Iya nanti aku izin lagi sama dia tiga hari lagi, nanti aku kabarin sama kak Indah. Aku minum apa aja degh kak."
"Aku pikir kemampuan kamu harus dikembangin lagi, entah ke depan kamu mau buka toko kue atau jadi ibu rumah tangga tapi kan kamu punya keahlian." Kata Gilbert lembut, ini adalah pertemuan ke dua dengan Nessa.
"Iya sih kak, lagian aku kan gak mungkin terus bergantung sama kak Hiro aja. Aku juga harus punya penghasilan sendiri."
"Iya kamu harus jadi wanita yang kuat dan mandiri."
Garis besar apa yang di alami Nessa, Gilbert sudah tau dari Indah. Sebelum menceritakan ke Gilbert, Indah sudah meminta izin kepada Nessa. Gilbert pun merasa kasihan dengan Nessa karena masalah yang menimpanya. Baginya Nessa masih kecil dan mengalami cobaan yang begitu berat tanpa ada seseorang yang di sampingnya.
"Nih minum." Kata Indah yang sudah kembali lagi ke meja Nessa dan memberikan es cappuccino.
"Makasi kak."
"Nes, kamu gak risih yah kemana-mana dikawal gitu?" Tanya Indah saat melihat body guard yang bertugas mengawal Nessa.
"Mw gimana lagi, aku udah syukur dikasih keluar walau di kawal hehehe."
"Mungkin kondisinya masih gak baik buat Nessa, Ndah. Kamu tau sendiri kan keluarga Hanggara memang sudah di penjara, tapi nyonya Hanggara kan masih berkeliaran dan bangkrut. Kalau dia bertemu dengan Nessa apakah gak dendam banget dan Nessa di celakain dia." Kata Gilbert.
Perkataan Gilbert ini membuat Nessa menggidikkan bahunya. Mengingat perlakuan nyonya Hanggara dulu kepadanya. Nessa gak mau kejadian itu berulang, sakit melalui fisik dan verbal.
"Jangan diinget-inget Nes." Kata Indah melihat wajah Nessa, ia lalu mengusap tangan Nessa.
"Serem kak. Aku gak nyangka dulu bisa begitu. Amit-amit jangan sampe ngulang."
"Tenang aja, kamu sekarangkan ada Hiro, body guard, aku juga Gilbert."
"Iya kak."
Setelah membahas ini, Indah dan Gilbert mengalihkan pembicaraan mereka supaya Nessa gak mengingat kembali masa dimana ia terpuruk. Mengobrol banyak hal sampai mereka melupakan waktu.
![](https://img.wattpad.com/cover/185470988-288-k86754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) An Incurable Heart
RomanceTAMAT ~Novel 3~ Rank 25 mama (180519) Rank 33 kebebasan (250519) Rank 134 rahasia (050619) Rank 394 penyesalan (080619) Aku amat sangat menyesal tentang kejadian kemarin yang menjungkir balikkan duniaku, seseorang yang tak bertanggung jawab yang me...