45. Malam Pertunangan

59 4 0
                                    

Hari yang dinantikan tiba, hari dimana ulang tahun perusahaan yang dibangun oleh Kim dan juga hari pertunangan Hiro. Semua orang, karyawan dan kolega bisnis dari perusahaan Kim sudah berkumpul di ball room sebuah hotel yang di sewa Kim untuk acaranya ini.

Acara yang begitu meriah dan ramai. Kim dan Dania sudah berada di ball room itu dan berkeliling menyapa para tamu undangan. Sesekali mata Dania berkeliling mencari keberadaan Nessa dan Hiro.

"Oppa, Hiro dan Nessa belum sampai?" Kata Dania yang mulai gak sabaran menunggu anak dan calon menantunya itu.

"Pasti datang, kamu sabar aja yah. Mungkin terkena macet. Acaranya juga belom di mulai, semoga mereka gak terlambat." Kata Kim berusaha menenangkan Dania.

"Semoga." Kata Dania yang lalu mulai berkeliling lagi bersama Kim menyapa tamu dan juga karyawan mereka.

Lima menit sebelum mulai acara, Hiro dan Nessa sampai di tempat acara. Sesekali Hiro menyapa karyawan dan juga kolega bisnis abeojinya yang ia kenal sambil mencari mama dan abeojinya. Tangan Hiro terus melingkar di pinggang Nessa dengan posesif seolah-olah menunjukkan kepada dunia bahwa Nessa adalah miliknya.

Nessa masih terlalu canggung dengan keadaan sekitarnya, ia terlalu malu untuk menghadiri acara yang begitu ramai apa lagi gak ada satupun yang ia kenal. Temannya yang di undang menghadiri acara ini pun hanya Indah dan Gilbert, tapi ia belum menemukan mereka.

"Kak." Bisik Nessa.

"Hmm." Gumam Hiro.

"Malu." Bisik Nessa lagi.

"Malu kenapa coba? Udah tenang aja gak ada apa-apa kok. Jangan malu, kamu cantik malam ini." Kata Hiro lalu mengecup pipi Nessa sekilas.

"Gak ada yang aku kenal. Terus kayanya mereka pada ngeliatin aku terus gitu."

"Ck aku kan disamping kamu, walau gak ada yang kamu kenal tapi ada aku. Mereka ngeliatin kamu tuh karena kamu cantik. Makanya kamu jangan jauh-jauh dari aku. Takut nanti ada yang genit sama kamu." Nessa hanya mengangguk mendengar perkataan Hiro.

Ya malam ini memang Nessa terlihat cantik dan sepadan dengan Hiro yang sedari tadi merangkul pinggangnya.

Gaun putih model sabrina yang menunjukkan leher jenjang Nessa dan juga bagian bawah gaun yang seperti duyung. Gaun yang dipakai Nessa amat menunjukkan lekuk tubuhnya yang begitu ramping. Tatanan rambut yang sederhana juga make up yang natural membuat Nessa begitu cantik, bukan hanya di mata Hiro tapi juga para tamu undangan lainnya.

Hiro yang malam ini mengenakan satu set jas hitamnya juga terlihat sepuluh kali lebih tampan dan tampak pas bersanding dengan Nessa yang anggun dengan gaun putihnya.

Hiro yang malam ini mengenakan satu set jas hitamnya juga terlihat sepuluh kali lebih tampan dan tampak pas bersanding dengan Nessa yang anggun dengan gaun putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh ini calon menantu mama cantik banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh ini calon menantu mama cantik banget." Kata Dania yang tiba-tiba berada di depan Nessa lalu memeluk Nessa.

"Ma, udah donk jangan peluk-peluk, nanti Nessanya susah napasnya." Kata Hiro yang melihat Nessa dipeluk erat Dania.

"Ups sorry. Bilang aja kamu cemburu, mama gak boleh peluk Nessa." Goda Dania.

"Iya mama peluk abeoji aja dih jangan Nessa, Nessa punya Hiro." Balas Hiro kepada Dania.

"Punya kamu? Malam ini aja kamu baru mau tunangan gimana dibilang punya kamu Hiro." Sepertinya Dania masih belum mau menyudahi menggoda anaknya. Nessa yang melihat mereka saling berdebat menggoda hanya bisa tersenyum malu.

"Sudah jangan di lanjutkan. Acaranya udah mulai, sebentar lagi abeoji mau naik dan kalian siap-siap yah." Kata Kim menengahi mereka.

Pembawa acara sudah mempersilahkan Kim untuk naik ke panggung dan memberi kata sambutan juga sepatah dua patah kata. Cukup lama Kim di panggung menceritakan tentang awal mula perusahaannya yang ia rintis dari nol. Saat ini juga dia mengucapkan terima kasih kepada dedikasi yang karyawannya berikan, juga terima kasih kepada kolega bisnisnya.

Setelah selesai dengan sepatah dua patah kata yang ia berikan, Kim yang kini sudah di damping Dania istri cantiknya, merasa sekarang waktunya juga untuk memberitahukan kabar bahagia mengenai putranya Kim Akihiro.

"Dan pada malam yang berbahagia ini, akan semakin bahagia karena putra tunggal kami Kim Akihiro atau yang lebih dikenal dengan Hiro akan bertunangan dengan kekasihnya Vanessa Junika." Kata Kim yang membuat para tamu undangan bertepuk tangan menyambut Nessa dan Hiro yang akan naik ke panggung bergabung dengan Kim dan Dania.

Nessa dan Hiro berjalan perlahan menaiki panggung. Tangan Nessa gak pernah lepas dari siku Hiro. Senyum bahagia yang terpancar dari wajahnya membuatnya selalu tampak cantik dan makin bersinar.

Diatas panggung dengan disaksikan banyak mata yang memandang kearah mereka, Hiro menyematkan sebuah cincin putih yang bertahtakan berlian. Cincin sederhana yang amat cantik sudah melingkar di jari manis Nessa.

Kali ini Nessa yang menyematkan cincin yang sama modelnya ke jari manis Hiro. Keduanya lalu tersenyum dan tepuk tangan meriah dari seluruh tamu undangan menggema saat keduannya sudah memakai cincin tunangan mereka.

Mereka berempat lalu turun dari panggung, banyak tamu dan karyawan yang mengucapkan selamat kepada mereka.

"Selamat yah sayang." Kata Indah yang memeluk Nessa

"Makasi kak. Dari tadi kemana aja? Aku cariin." Kata Nessa.

"Baru sampe pas Mr. Kim ngasih sambutan di atas panggung. Tadi jalanan macet jadi agak telat." Kata Indah menjelaskan. "Selamat yah Hiro, Mr. Kim dan tante Dania." Lanjut Indah lagi sambil menyalami mereka satu persatu.

"Selamat yah buat kalian." Kata Gilbret sambil bergantian menyalami Nessa, Hiro, Kim dan Dania.

"Makasih yah. Ini yang namanya Indah yah?" Kata Dania. "Akhirnya ketemu langsung juga yah, makasih yah selama ini udah jagain Nessa."

"Iya tante saya Indah. Gak masalah tante, Nessa udah kaya adik aku sendiri kok." Kata indah sambil tersenyum lembut. "Cantik banget adik aku yang satu ini." Indah memuji Nessa dan membuat pipi Nessa merona.

"Kak Indah juga cantik kok. Makasih yah kak, mau datang ke acara aku."

"Pasti kakak datang lah buat kamu."

"Indah dan pacarnya makan aja dulu yah, nikmatin pestanya. Tante dan om mau sambut tamu yang lain dulu yah." Kata Dania kepada Indah karena ia harus menyambut tamu yang lain.

Sepeninggalan Indah dan Gilbert, Nessa dan Hiro masih berkeliling menyapa para kolega dan juga menerima ucapan selamat dari tamu undangan yang mereka temui. Sedangkan Dania dan Kim juga masih menyapa para tamu undangan mereka.

Jam sembilan tamu undangan sudah hampir pulang semua, Kim, Dania, Hiro dan Nessa sudah duduk di meja yang di sediakan pihak hotel. Mereka baru akan makan malam keluarga setelah tamu undangan di rasa sepi.

"Nes, pas pernikahan kamu nanti om kamu datang kan?" Tanya Dania disela makannya.

"Datang ma, kalau sekarang gak bisa datang karena om masih banyak tugas disana. Tapi nanti pas acara pernikahan pasti datang kata om Hindra." Jawab Nessa.

"Dari kamu siapa lagi keluarga yang ada?" Tanya Kim.

"Cuma om Hindra aja abeoji. Papa gak ada saudara, papa anak tunggal. Kalau mama hanya punya kakak, om Hindra."

"Yah gak apa. Semoga nanti sampai ke hari pernikahan kalian lancar. Sehabis ini kalian urus semua keperluan dengan WO." Kata Dania.

"Ya ma." Jawab Hiro.

Setelah itu mereka makan dengan tenang tanpa ada percakapan lagi. Malam yang panjang, melelahkan sekaligus membahagiakan buat Nessa dan Hiro.


Tangerang, 24 Agustus 2019

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang