31. Kerumah Hiro

73 5 0
                                    

Mari masuk kedalam hati dan pikiran Nessa saat Nessa dan Hiro terdiam setelah mendengarkan apa yang dikatakan Hiro.

Kalaupun kamu gak mau jadi istri atau adik angkat aku, kami gak akan memaksakan kamu.

Apa yang aku harus pilih? Apakah aku harus menjadi istri kak Hiro? Menjadi adik angkat kak Hiro? Atau hanya menjadi sepenggalan kisah di kehidupan kak Hiro yang nantinya mungkin akan ia lupakan. Apakah aku siap kehilangan serta dilupakan kak Hiro yang selama beberapa bulan ini menemaniku?

Kak Hiro gak pernah tau apa yang aku rasain selama ini. Gimana hati aku, gimana mati-matian aku menanggung semua rasa ini.

Apa yang harus aku lakukan kalau begini? Tau kah kamu kak Hiro kalau aku udah nyaman sama kamu, terlalu nyaman berada disamping kamu. Aku gak tau lagi kalau nantinya kita harus berpisah, apa aku sanggup melupakan tentang kita? Apa aku sanggup harus kehilangan semua yang aku rasakan saat ini?

Apakan kamu gak tau kak, apa yang aku tanggung jika aku benar-benar membuka hati aku buat kamu. Apa yang harus aku perbuat? Apa yang harus aku pilih?

Log out dar pikiran dan hati Nessa hohoho



Pikiran Nessa yang berkelana entah kemana harus kembali keruangan dimana ia duduk bersama Hiro saat suara Hiro membawanya ke dunia nyata. "Nes, kita sama-sama mikirin semua ini sampai rumah kamu berhasil aku kembaliin ke kamu yah. Setelah itu terserah kamu mau pulang dan berbahagia sama orang lain atau kamu mau tetap sama aku dan kita mulai lembaran baru yang lebih baik."

***

Beberapa hari dari pernyataan Hiro kepada Nessa, hari mereka berjalan biasa saja. Hiro juga gak mau terlalu memaksa Nessa untuk menerimanya. Ia ingin Nessa menerima cintanya dengan tulus bukan karena keterpaksaan atau perasaan lainnya. Ia ingin semua berjalan dengan alami.

Pernyataan Hiro yang beberapa hari lalu sampai saat ini masih terus membayang di dalam pikirannya. Pilihan apa yang harus diambilnya, segalanya berputar di kepala Nessa. Disatu sisi ia ingin menerima Hiro tapi di sisi lain ia ingin menolak Hiro. Menerima atau kehilangan Hiro adalah pilihan yang sulit bagi Nessa.

"Aku mau ke rumah mama kamu kak." Kata Nessa yang hanya berbicara dengan Hiro secukupnya sejak kejadian sore itu.

"Besok pagi yah, sebelum ke kantor aku antar kamu ke rumah mama." Kata Hiro mengusap rambut panjang Nessa.

"Malam ini aku telfon mama dulu supaya besok mama gak ke kantor dan nemenin kamu di rumah." Lanjut Hiro.

Perkataan Hiro hanya jawab anggukan kepala oleh Nessa tanda ia mengerti dan setuju dengan apa yang dikatakan Hiro. Lalu Hiro beranjak ke baklon menelfon Dania.

Nessa lalu berjalan ke dapur lalu mengeluarkan semua bahan untuk membuat kue, ia melirik jam sebentar untuk melihat waktu. Jam menunjukkan pukul delapan malam, Nessa pikir cukup waktu untuk membuat brownis yang akan di bawanya besok untuk mamanya Hiro.

"Kamu mau buat apa?" Tanya Hiro yang baru selesai menelfon Dania memberi tahu kalau Nessa besok akan ke sana.

"Brownis."

"Buat aku yah. Aku kangen sama kue kamu." Kata Hiro manja dan menunjukkan wajah puppy eyesnya kepada Nessa.

"Buat mama." Jawab Nessa singkat.

"Kamu gak buatin aku juga?" Tanya Hiro yang agak kesal karena ia juga mau makan kue buatan Nessa tapi ternyata Nessa hanya membuat untuk orangtuanya.

"Ya nanti sekalian buat." Kata Nessa akhirnya karena kasihan juga kalau Hiro sudah meminta.

"Asik aku tungguin kamu di ruang tv yah sayang." Kata Hiro kegirangan lalu menuju ke sofa dan mulai menonton acara yang sedang di putar.

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang